Langkah-langkah Prosiding Semcall ProdiAkuntansiS1Unpam 29112016 Large

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 166 mengenai prosedur pengakuan aset biologis. PT X memiliki kebijakan yang jelas dan tertulis tentang prosedur aset biologis. Pada SOP milik PT X nomor SO- RAS-17-2015 tentang Panen, dituliskan bahwa : “Suatu areal TBM dengan kondisi normal dapat dimasukkan ke areal TM apabila telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1 Umur rata-rata tanaman 30 bulan atau maksimal 48 bulan tergantung kondisi tanaman pada blok tersebut. 2 Pokok produktif ≥ 60. 3 Berat janjang rata-rata 2,5 kg. 4 Luas tertanam minimal 70 dari luas kerangka blok master plan, jika sampai pada usia 48 bulan tanaman di blok tersebut belum bisa mencapai 70 tertanam dari master plan maka tanaman pada blok tersebut bisa langsung diangkat menjadi blok TM dengan memakai rata-rata umur tanaman.” Hal ini menunjukkan bahwa PT memiliki kebijakan yang jelas mengenai pengakuan aset biologis. Adapun SOP Panen tersebut dapat dilihat pada lampiran III. c Auditor Internal harus memeriksa apakah aset biologis diasuransikan oleh perusahaan dengan jumlahnilai pertanggungan insurance coverage yang wajar. Setelah dilakukan konfirmasi, PT X tidak mengasuransikan aset biologisnya karena tidak ada perusahaan asuransi yang bersedia untuk menanggung resiko kelangsungan hidup tanaman. Hal ini dilakukan untuk mengetahui nilai asuransi yang dapat menjadi biaya pemeliharaan tanaman jika ada. d Auditor Internal harus memeriksa bukti kepemilikan aset biologis. Bukti-bukti kepemilikan aset biologis milik PT X disimpan ditempat yang aman. Salah satu bukti kepemilikan aset biologis adalah sertifikat kecambah sertifikat pembelian bibit sawit yang diperoleh dari supplier andal dan terpercaya. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa aset biologis yang tercantum di neraca benar-benar dimiliki dan dikuasai oleh PT X. e Auditor Internal harus memeriksa aktivitas yang mempengaruhi perubahan aset biologis. PT X melakukan inventarisasipemeriksaan yang rutin terhadap aset biologis, untuk mengetahui perkembangan dan kondisi dari aset biologis tersebut. PT X memiliki laporan berupa areal statement report, dimana dalam laporan tersebut dapat diketahui setiap perubahan yang terjadi pada aset biologis, baik itu penambahan atas penanaman bibit baru, maupun pengurangan atas tanaman yang mati atau tanaman yang dianggap tidak layak untuk dipelihara lagi karena alasan tertentu harus diganti atau dihilangkan. Berikut adalah gambar utama areal statement report yang “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 167 menunjukkan luas tanam pertahun dan status kepemilikan aset biologis. Gambar 3.1 Areal Statement Dan berikut ini adalah gambar peta lokasi untuk lebih meyakinkan lagi bahwa aset biologis memang ada. Gambar 3.2 Peta Lokasi Kebun f Auditor internal harus memeriksa apakah penyajian aset biologis di dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penyajian aset biologis pada PT X sudah sesuai dengan IAS 41 yaitu dengan mengelompokkan aset biologis ke dalam kelompok tanaman menghasilkan Mature Plant dan tanaman belum menghasilkan Immature Plant. Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor internal PT X telah memenuhi unsur E, yaitu Execution dalam siklus audit internal P-E-D-E menurut Valery.

3. Temuan

Auditor internal menemukan bahwa terdapat pengakuan PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 168 tanaman belum menghasilkan yang seharusnya diangkat menjadi tanaman menghasilkan, karena dari segi usia sudah memasuki bulan ke 50 meskipun tanaman tersebut belum menghasilkan buah yang optimal.

4. Menyampaikan Temuan