Unsur-unsur Prosiding Semcall ProdiAkuntansiS1Unpam 29112016 Large

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 674 perseroan harus menyadari tanggung jawab pada saat ia menggunakan pengaruhnya atas manajemen perusahaan. b. Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan. Oleh karena itu maka peranan Dewan Komisaris adalah menilai system penetapan penggajian pejabat pada posisi kunci, memonitor mengatasi masalah benturan kepentingan pada tingkat manajemen. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, memonitor pelaksanaan governance , dan mengadakan perubahan jika perlu, dan memantau proses keterbukaan dan efektifitas komunikasi perusahaan. c. Direksi Direksi bertugas untuk mengelola perseroan agar mencapai tujuan perusahaan, dan Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS. d. Komite Audit Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal- hal yang memerlukan perhatian Dewa Komisaris mengenai pelaksanaan audit internal di perseroan. e. Sekretaris Perusahaan Fungsi sekretaris perusahaan harus dilaksanakan oleh salah seorang direktur perusahaan tercatat atau pejabat perusahaan tercatat yang khusus ditunjuk untuk menjalankan fungsi tersebut. Sekretaris perusahaan harus memiliki akses terhadap informasi material dan relevan yang berkaitan dengan perusahaan tersebut dan menguasai peraturan perundang- undangan pasar modal khususnya yang berkaitan dengan masalah keterbukaan. f. Manajer dan karyawan Manajer menepati posisi yang strategis karena pengetahuan mereka dan pengambilan keputusan dari hari ke hari. Manajer professional biasanya mengambil peran penting dalam organisasi besar, sumber kekuasaan manajer dari kombinasi keahlian manajerial dan tanggung jawab organisasional yang diberikan untuk melaksanakan pekerjaan yang diperlukan. Karyawan khususnya yang diwakili serikat pekerja atau mereka yang memiliki saham dalam perusahaan dapat memepengaruhi kebijakan tata kelola perusahaan tertentu. g. Auditor Internal Auditor Internal bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan memiliki akses langsung ke Komite Audit. Hal ini memberikan ruang gerak yang lebih fleksibel kepada Auditor Internal untuk melaksanakan tugasnya. Auditor internal membantu manajemen senior dalam mengambil risiko-risiko utama yang dihadapi perusahaan dan mengevaluasi struktur pengendalian. h. Auditor Eksternal Auditor eksternal bertanggung jawab memberikan opini pendapat terhadap laporan keuangan perusahaan. Laporan auditor independen adalah ekspresi dan opini profesional mereka mengenai laporan keuangan. Meskipun laporan keuangan adalah tanggung jawab untuk menilai kewajaran penyataan manajemen dalam laporan keuangan perusahaan. i. Stakeholder Lainnya Pemerintah terlibat dalam corporate governance melalui hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama mengenai kewajiban perusahaan dalam hal perpajakan. Kreditor yang memberikan pinjaman memungkinkan juga mempengaruhi kebijakan perusahaan. “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 675

4. Karakteristik

Good Corporate Governance UNDP 2007: 8 mengidentifikasi sejumlah karakteristik dari good corporate yang bisa dijadikan ukuran, apakah telah tercapai good governance tersebut. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah: a. Equality, semua orang, laki-laki, perempuan, mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. b. Supremasi hukum, dalam negara yang mengatur adalah hukum yang adil, fair dan tidak memihak. Semua orang termasuk pemerintah harus tunduk kepada aturan-aturan hukum. c. Transparansi, proses pengambilan keputusan harus terbuka, dan ada akses yang sama terhadap segala informasi terhadap masyarakat. d. Akuntabilitas, proses pengambilan keputusan harus bisa dimonitor dan dikritisi, yaitu para pengambil keputusan harus dapat mempertanggungjawabkan. e. Resposiveness, semua instansi dan lembaga mendengar, mempertimbangkan dan merespon tuntutan-tuntutan masyarakat dan opini publik yang berkembang. f. Partisipasi sebanyak mungkin dari masyarakat, langsung atau tidak langsung, terjadi dalam proses pengambilan keputusan publik. g. Effectiveness, keseluruhan proses pengambilan keputusan berlangsung dengan cara-cara yang cepat, murah dan sederhana. Good governance dapat dibedakan kedalam dua kelompok, yaitu Good Corporate Governance GCG dan Good Goverment Governance GGG. good corporate governance adalah penerapan good governance disektor swasta, sedangkan good goverment governance adalah penerapan good governance di birokrasi negara. Kedua kelompok good governance tersebut merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. GCG hanya dapat diterapkan lingkungan dimana pemerintahan atau birokrasi negara telah menerapkan GGG, demikian sebaliknya, GGG tidak mungkin terealisasi tanpa dukungan GCG.

5. Efisiensi

Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimal. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Pengertian efisiensi menurut Susili adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana penyelesaian suatu pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan dengan penuh kemampuan yang dimiliki. Menurut Lubis, pengertian efisiensi ialah suatu proses internal atau sumber daya yang diperlukan oleh organisasi untuk menghasilkan satu satuan output. Oleh sebab itu efisensi dapat diukur sebagai rasio output terhadap input. Rahardjo Adisasmita mengungkapkan efisiensi merupakan komponen-komponen input yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya dapat dihitung penggunaannya dan tidak berdampak pada pemborosan atau pengeluaran yang tidak berarti. 2. Kinerja Keuangan Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil jika dilihat dari cara perusahaan tersebut mengatasi keuangannya. Jika keuangan perusahaan tersebut stabil atau mengalami peningkatan yang signifikan maka dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan tersebut telah berjalan dengan baik. Pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 676 orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. 2.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. IAI 2009 Kinerja Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dikatakan berhasil apabila telah mencapai tujuan dan standar yang ditetapkan. 2.3.2. Pengukuran Kinerja Keuangan Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas operasionalnya, agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap review data, mnghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah untuk mengetahui tingkat liquiditas, solvabilitas, rentabilitas dan tingkat stabilitas suatu perusahaan Munawir, 1999. Rasio keuangan merupakan bentuk informasi akuntansi yang penting bagi perusahaan selama suatu periode tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat keuangan yang dapat mengungkapkan posisi, kondisi keuangan maupun kinerja ekonomis dimasa depan dengan kata lain informasi akuntansi. Menurut Hanif dan Halim 2009 beberapa rasio keuangan yang sering digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan: a. Rasio Liquiditas Rasio liquiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. b. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam penjualan, pembelian atau kegiatan lainnya untuk menunjukan efisien dan efektifitas kinerja keuangannya. c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya. d. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. e. Rasio pasar Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham.

2.3.3. Tujuan Pengukuran Kinerja

Keuangan Mabruroh 2004 melakukan penelitian tentang manfaat dan pengaruh rasio keuangan dalam analisis kinerja keuangan perbankan pada perusahaan go public yang tercatat di BEJ pada tahun