Prosiding Semcall ProdiAkuntansiS1Unpam 29112016 Large

(1)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”


(2)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

ii

PROSIDING

Seminar Nasional dan

Call for Papers

“Ta ta ga Pe ge ba ga Il u Aku ta si,

Inklusi Keuangan dan Kontribusinya


(3)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

iii PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Ta ta ga Pe ge ba ga Il u Akuntansi, Inklusi Keuangan dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan"

Penanggung Jawab

H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M Koordinator Kegiatan

Yusa’ Far ha , S.Sos., M.Si

Reviewer

Nofryanti, S.E., M.Akt Anita Anggraini, S.Pd., M.Pd Prof.Dr.Gustian Djuanda, S.E., M.M Muhammad Ridwan, S.E., M.M Shinta Ningtyas Nazar, S.E., M.Acc., Akt Indra Iman Sumantri, S.E., M.M Susi Sih Kusumawardhany, S.E., M.Acc., Ak., CA Effriyanti, S.E, Akt., M.Si., CA Julian Maradina, S.E., M.Si., Akt., CA Dr. Khayatun Nufus, S.E., M.Si R. Mohd Zamzami, S.EI., M.Si Yunita Kurnia Shanti, SE., M.M Akhmad Sigit Adiwibowo, S.E., M.Ak

Muhammad Sopiyana, S.PdI., M.Pd Editor Ahli

Putri Nurmala Listya Sugiyarti

Ibram Pinondang Dalimunthe Editor Pelaksana

Donny Indradi Rifkhan Wiwit Irawati

Dila Angraini Rosita Wulandari Dewi Rani Gustiasari Erika Astriani Aprilia Tri Utami Septian Arief Budiman Penerbit

Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang

Jalan Surya Kencana No. 1 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten 15417 Jumlah: ix + 809 hlm.

Ukuran: 21,0 x 29,7 cm Desember 2016

ISBN: 978-602-60738-1-5

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.


(4)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Seminar Nasional dan Call for Papers ini merupakan acara yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang. Kegiatan ini merupakan forum diseminasi berbagai hasil penelitian baik telaah teoritis maupun penelitian empiris yang dilakukan para akademisi, dosen dan mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia.

Seminar Nasional dan Call for Papers ini mengusung tema “Ta ta ga Pe ge ba ga Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”. Melalui Seminar Nasional dan Call for Papers ini, diharapkan terhimpun berbagai pemikiran dan gagasan dari para peserta untuk turut berkontribusi terhadap agenda pembangunan ekonomi baik nasional maupun lokal. Prosiding ini memuat 45 (empat puluh lima) paper hasil penelitian dengan sub-sub tema yaitu Accounting, Finance and Banking, Good Corporate Governance, Management, Economic Regional, dan lain sebagainya yang dikirim oleh para dosen, peneliti, dan mahasiswa baik dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari berbagai kota di Indonesia.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada seluruh pemakalah yang hadir dan mempresentasikan hasil penelitiannya di Universitas Pamulang. Ucapan terima kasih juga kami haturkan kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras dalam penyelenggaraan Seminar Nasional dan Call for Papers ini.

Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan maupun keterbatasan selama penyelenggaraan Seminar Nasional dan Call for Papers. Oleh karena itu, izinkan kami mengucapkan permohonan maaf jika hal tersebut kurang berkenan di hati Bapak/ Ibu sekalian.

Wassala u’alaiku Wr. Wb.

Tangerang Selatan, 13 Desember 2016

Ketua Program Studi Akuntansi S1 Ketua Panitia

Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang Seminar Nasional dan Call for Papers

H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M Yusa’ Farchan, S.Sos., M.Si


(5)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... iv Daftar Isi ... v Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Inflasi Terhadap Return Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Jakarta Islamic Index Tahun 2010-2014

Lastri Sulastri, Anggun Putri Romadhina ... 1 Neraca Perdagangan Indonesia-China pada Periode Asean-China Free Trade Area (ACFTA) Tahun 2005-2014

Yenny Yuliana ... 20 Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan (Studi Kasus pada Puskesmas

Kota Palembang)

Rika He da Safitri, Siti Hali atussa’diah, Muha ad Ri aldi ... 43

Analisis Pengaruh Diskresi Akrual terhadap Pendapatan: Upaya Interpretasi atas Implementasi Basis Akuntansi Akrual pada Pemerintah Daerah

Abdul Rohman ... 64 Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Dewan Komisaris,

Kepemilikan Manajerial dan Dewan Direksi terhadap Nilai Perusahaan pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2015 (Studi Kasus: Top 10 Perbankan Terbaik di Indonesia)

Susanto Wibowo ... 84 Analisa Pengaruh Kandungan Informasi Akuntansi terhadap Perilaku Investor dan Harga Saham Perusahaan ... 103

Amelia, Irma Paramita Sofia

Pengaruh Ukuran Dana Kelolaan, Umur Reksa Dana, dan Biaya Operasi Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana Saham (Periode Tahun 2011)

Arie Apriadi Nugraha ... 118 Analisis Audit Internal atas Pengakuan dan Pengukuran Aset Biologis pada

Perusahaan Kelapa Sawit

Arief Indrawan, Holiawati ... 150 Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility

terhadap Return Stock

Ariza Roni Taufik ... 174 Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap Loyalitas dengan Mediasi

Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Swasta


(6)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

vi

Pengaruh Internet Financial Reporting, Earnings Management, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2014)

Dwirini ... 210 Pengaruh Ukuran KAP, Financial Distress, Kepemilikan Institusional,

Pergantian Manajemen dan Opini Audit terhadap Auditor Switching

Elisabeth Yohana, Agus Ismaya Hasanudin ... 230 Teori Institusi dan Senjangan Anggaran Pendapatan Daerah

dalam Meningkatan Kemandirian Daerah Kota Padang

Fefri Indra Arza, Erly Mulyani ... 245 Analisis Pembangunan Regional melalui Integrasi Sektor Ekonomi Primer,

Industri dan Keuangan (Studi Kasus di Jawa Barat melalui Input-Output Analysis)

Fryanto Anugrah Rhamdhani, Billi Arifauzan, Wahyu Ramadhan ... 258 Penerapan Pola Pembayaran INA-CBGS BPJS Kesehatan dalam Tinjauan

Regulasi dan Implementasi ... 275 Irwin Ananta

Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Working Capital Turnover (WCTO) dan Struktur Aktiva terhadap Return on Asset (ROA)

(Studi Empiris pada Sektor Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015)

Mohamad Zulman Hakim ... 291 Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan dan Kepercayaan Pasien

di Klinik Swasta

Mariany Puspita Subrata, Widaningsih ... 314

Pengaruh Work Life Balance dan Locus of Control terhadap Kualitas Audit dengan Gender sebagai Variabel Pemoderasi

Reni Sartika Dewi, Holiawati ... 324 Pengaruh Orientasi Etika, Pengalaman dan Komitmen terhadap Sensitivitas

Etika Auditor (Studi Empiris pada KAP di Tangerang dan Tangerang Selatan)

Rizka Ristiani, Holiawati ... 343 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan

Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang


(7)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

vii Analisis Kebangkrutan dengan Model Altman Z-Score pada Perusahaan Sektor

Industri Dasar dan Kimia di BEI Periode 2013-2014

Suci Kurniawati ... 386 Penerapan Kontrak Pembiayaan Bank Syariah Perspektif Maqasid Syariah

dalam Upaya Pembangunan Ekonomi Masyarakat Berkelanjutan

Taufik Kurrohman ... 409 Persepsi Mahasiswa dan Dosen Akuntansi terhadap Penerapan Sistem

I for asi Akade ik da Keua ga SIAKAD U i ersitas Mathla’ul A ar Banten

Verliani Dasmaran ... 426 Kemampuan Pelayanan dan Komitmen kepada Pasien terhadap Kepuasan

Pasien; Studi pada Rumah Sakit Swasta

Yohana Elisabeth Lein,Widaningsih ... 439 Pengaruh Kepemilikan Publik, Persentase Return on Asssets dan Financial

Distress terhadap Pergantian Auditor ... 449 Iin Rosini, Ardianti

Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Bank Umum Syariah Berdasarkan Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR)

Apip Zanariyatim, Ai Nur Bayinah, Oni Sahroni ... 464 Posdaya Universitas Trilogi sebagai Pengejawantahan Sustainability Reporting

Afrizal Aziz ... 481 Analisa Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penerbitan Sustainability Report terhadap Keberlangsungan Usaha

Angela Tamara, Ghaliza Amola, Dwi Ayannisa ... 502 Pengaruh Sustainability Leadership Dosen Kewirausahaan terhadap Minat

Mahasiswa untuk Menjadi Ecopreneur (Studi Pendahuluan Mahasiswa Non-Bisnis di Indonesia)

Antania Shinta Yuwono, Kurnia Perdana ... 523 Analisis Peran Sukuk Bagi Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

Baiti Nur Fadian ... 536 Pengaruh Self Assesment System Pengisian SPT Tahunan Orang Pribadi

terhadap Ketaatan Pengungkapan Harta Wajib Pajak pada Pelaporan Tax Amnesty


(8)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

viii

Good Corporate Governance dan Intellectual Capital pada Kinerja Keuangan Perusahaan

Giawan Nur Fitria ... 563 Pengaruh Pengalaman Kerja dan Profesional Skeptisisme Auditor terhadap

Ketepatan Pemberian Opini Audit dengan Independensi sebagai Variabel Moderating

Imam Tri Saputra, Holiawati ... 579 Pengaruh Mediasi Opini Laporan Hasil Pemeriksaan tentang Pengaruh

Akuntabilitas, Creative Accounting, Konsep Audit, dan Peran Auditor terhadap Audit Expectation GAP (Studi Empiris pada BPK RI, DPRD, BPKAD, dan KAP Provinsi DKI Jakarta)

Islami Dian Pertiwi, Roni Budianto ... 602 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Turnover Intention pada Agen

Call Center PT. ABC Menggunakan Metode Structural Equation Modelling

Juli Ismanto ... 617 Penerapan Value Chain Komoditas Beragam dalam Upaya Mendukung

Program Keuangan Berkelanjutan

M. Faisal ... 643 Peran Auditor Internal dalam Penerapan Good Corporate Governance

dan Efisiensi Kinerja Keuangan

Prila Diah Triani ... 667 Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability

Report

Ra i’ah Al Ada iyah, Sugiyanto ... 689

Pengaruh Overvalued Equities terhadap Audit Fees dengan Manajemen Laba sebagai Variabel Moderating

Ryan Ramadhan, Roni Budianto ... 710 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien dengan Moderasi

Keterampilan Komunikasi: Studi Kasus pada Pasien Asuransi Pemerintah di Rumah Sakit Umum Swasta

Sonya Kartawidjaja, Tantri Yanuar Rahmat Syah ... 726 Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Lokasi terhadap Kepuasan

Pelanggan pada Program Pasca Sarjana di Universitas Pamulang

Sri Nitta Crissiana Wirya Atmaja... 737 Pengaruh Moralitas Individu dan Kompensasi Perusahaan terhadap

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada Koperasi BMT Wilayah Ciputat


(9)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

ix Motif Transformasi Wirausahawan menjadi Wirausahawan Sosial

(Studi Pilot pada Wirausahawan Mahasiswa di Provinsi Lampung)

Yuli Yanti, Ni Putu Febi Istiani, Kurnia Perdana ... 771 Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan dan Karakteristik Personal

terhadap Pertumbuhan UMKM yang Berkelanjutan (Kasus: Wirausaha Pengolahan Kentang di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi)

Silvia Sari ... 781 Analisis Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan melalui

Kepuasan Pelanggan dengan Harga sebagai Variabel Moderasi

(Studi Kasus pada Tempat Pijat Bersih Sehat di Menteng, Jakarta Pusat)


(10)

(11)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

1

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL

DAN INFLASI TERHADAP

RETURN

SAHAM SYARIAH

PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DALAM

JAKARTA ISLAMIC INDEX

TAHUN 2010-2014

Lastri Sulastri*), Anggun Putri Romadhina

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang, Tangerang Selatan *Email: [email protected]

ABSTRACT

This study aimed to analyze the influence of the current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, return on assets, price to book value, and inflation to return stock syariah either partially or simultaneously. Measured by looking at the data of annual financial statements of companies incorporated in the Jakarta Islamic Index in 2010-2014. The research sample there are 13 companies that successively included in the index JII. Statistical method used is multiple linear regression analysis at 5% significance level. These results indicate that partially CR, TATO, ROA and inflation does not significantly affect the return of Islamic stocks in companies incorporated in the JII. As well as the DER, and PBV partially but not significant effect on stock returns syariah. Simultaneous CR, TATO, DER, ROA, PBV and the inflation effect on stock return of syariah.

Key Words: Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to EquityRatio (DER), Return on Assets (ROA), Price to Book Value (PBV), Inflation and Stock Return Syariah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value, dan inflasi terhadap return saham syariah baik secara parsial maupun simultan. Diukur dengan melihat data laporan keuangan tahunan perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index pada tahun 2010-2014. Sampel penelitian ini ada 13 perusahaan yang berturut-turut masuk dalam index JII. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda pada tingkat signifikasi 5%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial CR, TATO, ROA dan Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham syariah pada perusahaan yang tergabung dalam JII. Serta DER dan PBV secara parsial berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap return saham syariah. Secara Simultan CR, TATO, DER, ROA, PBV dan Inflasi berpengaruh terhadap return saham syariah.

Kata Kunci: Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt to EquityRatio (DER), Return on Asset (ROA), Price to Book Value (PBV), Inflasi dan Return Saham Syariah


(12)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

2

1. PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan tolok ukur dari perkembangan ekonomi suatu negara dalam hal instrumen sistem keuangan. Instrumen pasar modal Islam di Indonesia telah hadir pada 3 Juli 1997, hal ini ditandai dengan peluncuran danareksa Islam oleh PT. Danareksa Invesment Management, selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa Invesment

Management meluncurkan Jakarta

Islamic Index pada 3 Juli 2000 yang bertujuan membantu investor yang ingin menanamkan dananya sesuai dengan prinsip Islam. Baik pasar modal konvensional maupun pasar modal syariah mempunyai tingkat risiko yang berbeda. Saham adalah salah satu sekuritas yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Risiko ini tercermin dari ketidakpastian return yang di dapatkan oleh investor di masa yang akan datang.

Untuk memprediksi kondisi kinerja keuangan suatu perusahaan, investor membutuhkan informasi keuangan. Informasi ini bersifat fundamental. Analisis Fundamental yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas dengan menggunakan current ratio, rasio aktivitas menggunakan total assets turnover, rasio solvabilitas menggunakan debt to equity ratio, rasio profitabilitas menggunakan return on assets dan rasio pasar menggunakan price to book value. Selain faktor fundamental, ada faktor lain yang mampu mempengaruhi respon pasar terhadap investasi saham yaitu faktor eksternal, salah satunya adalah makro ekonomi. Dalam penelitian ini makro ekonomi yang digunakan adalah kebijakan moneter yaitu berupa tingkat inflasi yang

terjadi di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh A. Ifayani Haanurat (2013), bahwasannya inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan harga barang secara umum. Kondisi ini mempengaruhi biaya produksi dan harga jual barang semakin tinggi. Harga jual yang tinggi menyebabkan menurunnya daya beli, dan hal ini akan mempengaruhi keuntungan perusahaan dan akhirnya akan berpengaruh terhadap return saham yang akan mengalami penurunan.

2. KERANGKA TEORI 2.1 Analisis Fundamental

Menurut Jogiyanto dikutip dalam Chuzaimah dan Amalina, analisis fundamental merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis fundamental berupa laporan keuangan perusahaan yang dijadikan sebuah tolok ukur untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam memutuskan investasi bagi calon investor.

Salah satu alat yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah dengan melihat bagaimana rasio keuangan. Rasio keuangan dipergunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk membandingkan rasio pada saat sekarang dengan saat yang akan datang. Adapun bagi investor adalah membandingkan rasio keuangan satu perusahaan/ industri dengan perusahaan/ industri lain yang sejenis dengan maksud nantinya akan bisa memberikan suatu analisis perbandingan yang memperlihatkan perbedaan dalam kinerja keuangan.

Analisis rasio keuangan yang sering digunakan dalam menilai kinerja keuangan dikelompokkan berdasarkan


(13)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

3 ruang lingkup dan tujuannya yaitu rasio

likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage/ solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar.

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar (Current Ratio) adalah rasio untuk mengukur sampai seberapa jauh aset lancar perusahaan mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Jadi, rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek/ hutang lancar.

b. Total Asset Turnover

Total assets turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan di mana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.

c. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara total utang dan modal sendiri (equity). Total utang merupakan penjumlahan dari total kewajiban lancar (current liabilities) dan utang jangka panjang (long term debt).

d. Return on Assets (ROA)

Return on Assets (laba atas aset), mengukur tingkat laba terhadap aset

yang digunakan dalam menghasilkan laba tersebut.

e. Price To Book Value Ratio

Rasio ini menunjukkan berapa besar nilai perusahaan dari apa yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin besar tambahan kekayaan (wealth) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan, 2006:76).

2.2 Inflasi

Inflasi merupakan suatu kejadian atau kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami penurunan, apabila hal tersebut terjadi secara terus-menerus maka akan mengakibatkan memburuknya ekonomi secara menyeluruh serta mampu mengguncang tatanan stabilitas politik suatu negara (Fahmi, 2011). Inflasi ini sangat membahayakan perekonomian dan mampu menimbulkan efek yang sangat sulit untuk diatasi.

2.2.1 Pembagian Inflasi

Berdasarkan Fahmi (2011) dari segi asal terjadinya inflasi ada dua, yaitu: a. Inflasi Domestik (Domestic Inflation) Domestic inflation terjadi karena faktor situasi dan kondisi yang terjadi di dalam negeri, seperti karena kebijakan pemerintah (goverment

policy) dalam mengeluarkan

deregulasi yang mampu mempengaruhi kondisi kenaikan harga. Misalnya pemerintah mengambil kebijakan untuk menaikkan bensin, solar, dan gas elpiji yang mampu memberi efek pada


(14)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

4

kenaikan harga barang secara keseluruhan.

b. Inflasi Impor (Imported Inflation) Imported inflation disebabkan karena faktor situasi dan kondisi yang terjadi di luar negeri, seperti terjadinya guncangan ekonomi di Negara Amerika Serikat yang memberikan pengaruh pada naiknya berbagai barang yang berasal dari Negara Amerika. Jika suatu negara memiliki tingkat ketergantungan yang begitu tinggi untuk ekonomi luar negeri terutama pada kurang ketersediaan kemampuan dalam memproduksi barang dalam jenis tertentu maka saat inflasi terjadi salah satunya berakibat pada naiknya jenis barang tersebut dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.

2.2.2 Faktor Penyebab Inflasi

Adapun faktor-faktor yang dapat menimbulkan inflasi adalah sebagai berikut:

a. Structural Inflation (Inflasi

Struktural)

Yaitu suatu keadaan yang ditimbulkan oleh bertambahnya volume uang, tetapi karena

pergeseran struktur ekonomi, yaitu pergerakan faktor-faktor produksi dari sektor non industri ke sektor industri.

b. Cost Push Inflation

Yaitu inflasi yang disebabkan oleh kebijakan perusahaan yang menaikkan harga barang dagangannya karena implikasi dari kenaikan biaya internal seperti kenaikan upah buruh, suku bunga atau juga karena mengharapkan memperoleh laba yang tinggi.

c. Demand Full Inflation

Yaitu inflasi yang timbul karena didorong oleh biaya. Inflasi lainnya seperti karena faktor kenaikan pendapatan masyarakat atau juga disebabkan oleh ketakutan akan terjadi kenaikan harga yang terus-menerus sehingga masyarakat memborongnya, inflasi seperti ini disebut juga dengan inflasi yang timbul karena dorongan permintaan.

2.2.3 Skala Penilaian Inflasi

Dari segi perspektif skala penilaian inflasi maka ada empat kategori skala yang biasa dipakai, yaitu:

Tabel 2.1 Skala Penilaian Inflasi

No. Jenis Inflasi Definisi Skala Penilaian 1. Inflasi Ringan

(Creeping Inflation)

Kondisi inflasi seperti ini disebut dengan inflasi ringan karena skala inflasinya berada di bawah 10%. Kondisi yang ringan seperti ini dialami oleh Indonesia pada era sekarang yaitu pasca reformasi dan pada masa Orde Baru.

< 10% Pertahun

2. Inflasi Sedang (Moderate Inflation)

Inflasi moderat dianggap tidak efektif bagi kelangsungan ekonomi suatu negara karena dianggap mampu mengganggu dan bahkan mengancam pertumbuhan ekonomi.

10 – 30 % Pertahun

3. Inflasi Berat Inflasi berat adalah di mana sektor-sektor ekonomi sudah mulai mengalami kelumpuhan kecuali yang dikuasai oleh negara.

30 – 100 % Pertahun


(15)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

5 4. Inflasi Sangat Berat

(Hyper Inflation)

Inflasi ini terjadi pada masa perang dunia kedua (1939-1945) di mana untuk keperluan perang terpaksa harus mencetak uang secara berlebihan.

>100 %

Pertahun

2.3 Return Saham Syariah 2.3.1 Investasi Saham Syariah

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No.20/DSN-MUI/IV/2001, Saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Jadi, saham merupakan instrumen investasi yang sampai saat ini masih menjadi dominan para investor dalam berinvestasi di pasar modal. Dengan memiliki sebuah perusahaan, investor berarti telah ikut dalam penyertaan modal perusahaan, sebagai gantinya investor mendapatkan saham sebagai bukti kepemilikan perusahaan tersebut. Semakin besar saham yang dimiliki oleh seorang investor, maka semakin besar pula kekuasaan yang dimilikinya. Keuntungan yang diperoleh dari saham disebut dividen. Pembagian dividen ditetapkan pada penutupan laporan keuangan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ditentukan berapa dividen yang dibagi dan laba ditahan. Selain dividen, para pemegang saham dimungkinkan mendapatkan capital gain, yaitu selisih lebih antara harga beli dengan harga jual saham. Akan tetapi harus dapat menghadapi risiko capital loss yang merupakan kebalikan dari capital gain yaitu ketika perusahaan yang sahamnya dimiliki kemudian dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan, maka prioritas pemegang saham mendapat terakhir setelah kewajiban dapat dilunasi.

Berdasarkan Soemitra (2009), saham merupakan surat berharga yang mempresentasikan modal ke dalam suatu

perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti perjudian, riba, memproduksi barang yang diharamkan seperti minuman beralkohol. Penyertaan modal dalam bentuk saham yang dilakukan pada suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah dapat dilakukan dengan akad musyarakah dan mudharabah. Akad musyarakah pada umumnya dilakukan pada perusahaan privat, sedangkan mudharabah umumnya dilakukan pada saham perusahaan publik.

Di Indonesia prinsip-prinsip pernyataan modal secara syariah tidak diwujudkan dengan bentuk saham syariah akan tetapi berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia ada Jakarta Islamic Index (JII) yang merupakan 30 saham yang memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan Dewan Syariah Nasional (DSN).

2.3.2 Jenis-Jenis Saham

Berdasarkan Hidayat (2011), jenis-jenis saham dibagi dua, yaitu: 2.2.3.1 Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa adalah saham di mana pemegang saham mewakili kepemilikan diperusahaan sebesar modal yang ditanamkan kepemilikannya akan berhenti ketika saham tersebut dijual kepada investor lain. Karakteristik saham biasa, antara lain:

a. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan, pemegang saham akan mendapatkan dividen. Namun apabila perusahaan tersebut bangkrut, maka


(16)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

6

pemegang saham mendapatkan hak terakhir atas aset perusahaan setelah kewajiban perusahaan dilunasi. b. Capital gain yaitu keuntungan yang

diperoleh dari penjualan saham, di mana harga jual lebih tinggi dari harga beli.

c. Tidak ada tanggal jatuh tempo. d. Memiliki hak suara dalam Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS). e. Pemegang saham tidak memiliki

tanggung jawab terbatas secara pribadi.

f. Saat perusahaan mengeluarkan saham baru, pemegang saham memiliki hak untuk memesan efek terlebih dahulu. 2.2.3.2 Saham Preferen (Preferred

Stock)

Saham ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan saham biasa. Saham ini adalah produk hybrid (campuran) antara saham biasa dengan efek pendapatan tetap karena pemilik saham ini akan mendapatkan pendapatan tetap yang dibagikan secara rutin dalam bentuk dividen. Bagi pihak yang menerbitkan, saham ini memiliki kelebihan karena dua hal:

a. Tidak diperhitungkan dalam perhitungan dalam perhitungan earning per share (EPS).

b. Tidak dianggap sebagai debt equity sehingga tidak menambah beban hutang perusahaan.

Bagi investor pemilik saham, saham ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah:

a. Memberikan dividen secara rutin. b. Mendapatkan keuntungan dari

Capital gain.

c. Jika perusahaan dilikuidasi, saham preferen mempunyai hak likuidasi yang lebih tinggi dibandingkan saham biasa karena pemilik saham ini akan didahulukan untuk menerima pembayaran.

d. Memiliki hak memberikan suara. Kelemahan saham preferen,yaitu: a. Saham ini sangat rentan terhadap

inflasi dan perubahan suku bunga.

b. Jika tidak ada dividen yang dibagikan, maka hal tersebut tidak termasuk tindakan wanprestasi.

2.3.3 Untung Rugi Investasi Saham

Dengan memiliki saham, investor bisa mendapatkan keuntungan dari aktivitas perusahaan (dividen), maupun yang berasal dari harga saham itu sendiri (Capital gain).

a. Dividen

Dividen adalah keuntungan yang didapat dari aktivitas bisnis perusahaan yang diberikan kepada para pemegang saham. Jumlah yang diperoleh tergantung pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Faktor-faktor yang biasanya menjadi bahan pertimbangan untuk memutuskan pemberian dividen adalah keuntungan perusahaan, prospek pertumbuhan usaha, likuiditas perusahaan, aspek hukum dan keadaan pasar.

Dividen adalah pendapatan bersih perusahaan setelah pajak (net income after tax atau earning after tax) dikurangi laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan. Dividen yang diperoleh bisa berbentuk tunai (Cash Deviden) atau berbentuk saham (Stock Devidend).

b. Dividen Saham (Stock Devidend) Adalah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Dividen saham dikeluarkan selain untuk memberikan keuntungan para pemegang saham juga untuk meningkatkan likuiditas saham di bursa efek.

Nilai suatu dividen saham dapat diketahui dengan membagi harga wajar dividen saham dengan rasio dividen saham. Harga wajar adalah harga penutupan saham di bursa efek sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan


(17)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

7 memutuskan dividen. Contoh: Tunas

Baru Lampung (TBLA) pada Agustus 2003 membagikan dividen saham dimana pemegang 20 lembar saham lama berhak mendapatkan 1 lembar saham baru.

c. Dividen Tunai (Cash Devidend) Adalah dividen yang dibayarkan berupa uang tunai. Dividen tunai diberikan dengan tujuan selain untuk memacu kinerja saham di bursa efek, juga untuk memberikan sebagian keuntungan yang diperoleh kepada pemegang saham. Berbeda dengan nilai dividen saham, nilai dividen tunai tentu saja sesuai dengan nilai tunai yang dibagikan.

d. Capital Gain

Selain keuntungan dari kinerja perusahaan, investor juga dapat keuntungan dari perubahan harga saham perusahaan berupa capital gain. Capital gain dapat diperoleh jika investor menjual saham yang dimiliki dengan harga jual lebih tinggi dari harga beli. Berbeda dengan dividen, capital gain dapat diperoleh investor setiap saat tanpa harus melalui RUPS.

e. Capital Loss

Adalah kerugian dari penjualan saham dimana harga jualnya lebih rendah dari harga beli. Contoh: tanggal 6 Juli 2010 pukul 09.36 seorang investor membeli saham PGAS pada harga Rp3.925 sebanyak 2 lot (1.000 lembar). Jika 2 menit kemudian investor tersebut menjual kembali sahamnya pada harga Rp3.900, maka capital loss dari transaksi tersebut adalah Rp25.000 (Rp25 x 1.000 lembar).

f. Tidak Menerima Dividen

Pemegang dividen bisa tidak memiliki jaminan bahwa ia pasti akan mendapatkan dividen. Akibat merugi, perusahaan tidak membagikan dividen maupun dalam keadaan untung, pemegang saham belum tentu mendapatkan dividen ketika RUPS

memutuskan sebagian keuntungan perusahaan tidak untuk dibagikan sebagai dividen.

g. Likuidasi Perusahaan

Bukan tidak mungkin perusahaan yang sahamnya dimiliki investor dinyatakan bangkrut lantas kemudian ditutup. Jika kondisi yang ekstrim ini terjadi, saham akan menjadi surat berharga yang tak bernilai. Hak klaim pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah kewajiban perusahaan dapat dilunasi. Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan, sisa tersebut dibagikan secara proposional kepada pemegang saham. Namun, jika tidak ada maka pemegang saham tidak akan mendapatkan apa-apa.

2.4 Jakarta Islamic Index (JII)

Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Adapun yang dimaksud efek syariah adalah efek sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip-prinsip syariah adalah prinsip yang didasarkan oleh syariah ajaran Islam yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI melalui fatwa yang telah ditetapkan.

Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management pada tanggal 3 Juli 2000 meluncurkan Jakarta Islamic Index, yang bertujuan untuk membantu investor yang ingin menanamkan dananya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Indeks ini merupakan indeks saham sesuai dengan


(18)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

8

syariah. Dengan adanya indeks saham yang berbasis syariah, ini diharapkan dapat menjadi sebuah tolok ukur kinerja saham pada pasar modal syariah dan menjadi sarana berinvestasi saham-saham dengan penerapan prinsip syariah bagi para pemodal.

Perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran obligasi syariah PT. Indosat Tbk. Pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang terdiri dari 30 saham mengakomodasi investasi syariah dalam Islam atau indeks yang berdasarkan syariah Islam. Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah.

Menurut Hidayat (2011) proses penyaringan emiten di JII adalah sebagai berikut:

a. Seleksi Syariah

1) Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.

2) Emiten bukan usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional.

3) Emiten tidak menjalankan usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.

4) Emiten bukan usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/ atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

b. Seleksi Kapitalisasi

1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar). Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%. 2) Memilih 60 saham dari susunan

saham diatas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.

c. Seleksi Nilai Volume Transaksi Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.

d. Proses Evaluasi Emiten

Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan di monitoring secara terus-menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia.

3. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam usaha pengumpulan data yang diperlukan, maka penulis mempergunakan metode penelitian sebagai berikut:

3.1.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah analisis pengaruh faktor-faktor fundamental dan inflasi terhadap return saham syariah. Variabel independen yang digunakan yaitu current ratio (X1), total assets turnover (X2), debt to equity ratio (X3), return on assets (X4), price to book value (X5), dan inflasi (X6).


(19)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

9 Adapun Variabel Dependen nya yaitu

return saham syariah (Y).

3.1.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Menara I Jl. Jend. Sudirman kav. 52-53 Jakarta Selatan 12190, Indonesia. Tepatnya perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index dan melalui situs resmi BEI (www.idx.co.id).

3.1.3 Sifat Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian melalui pengukuran data yang berupa angka untuk menjawab permasalahan penelitian yang ada. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder (secondary data), yang ambil dari laporan keuangan tahunan (annual report) pada perusahaan yang berbasis syariah di Jakarta Islamic Index dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan 2014.

3.2 Metode Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:80). Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan yang berbasis syariah yang saham syariahnya tergabung di Jakarta Islamic Index dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014.

3.2.2 Sampel

Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan menggunakan pemilihan sampel berdasarkan strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata (judgement sampling) yaitu pemilihan sampel secara

tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Menurut Sugiyono (2006:84) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Perusahaan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Saham emiten yang halal berdasarkan

ketentuan syariah, kehalalan suatu saham disahkan oleh Dewan Pengawas Syariah.

b. Saham-saham tersebut terdaftar di Jakarta Islamic Index.

c. Perusahaan emiten menerbitkan laporan keuangan tahunan selama periode Januari 2010 sampai Desember 2014 dan secara berturut-turut masuk dalam Jakarta Islamic Index.

3.3 Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuanga tahun 2010-2014 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Data Sekunder merupakansumber data penelitian yang diperoleh penelitian secara tidak langsung melalui media perantara, seperti www.idx.co.id dan www.bi.go.id.

3.3.2 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

3.3.2.1 Penelitian pustaka (Library Research).

Metode ini digunakan untuk mencari data-data yang bersifat sekunder, biasanya data yang berasal dari luar perusahaan. Data ini diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, menelaah dan menganalisis sumber pustaka yang relevan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti guna memperoleh KERANGKA TEORI yang dapat dijadikan panduan dalam penulisan


(20)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

10

ini. Penelitian ini dasar-dasar teoritisnya berasal dari buku-buku dan sebagai literatur lain seperti jurnal-jurnal, makalah, catatan kuliah, laporan penelitian terdahulu dan lain sebagainya.

3.3.2.2 Dokumen

Menurut sugiyono (2012:240) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan membuat salinan dengan cara menggandakan arsip dan catatan perusahaan yang akan diteliti yaitu data laporan tahunan perusahaan.

3.4 Metode Analisa Data

Metode analisis data merupakan metode yang digunakan untuk mengolah data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data diperoleh dengan menggunakan dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data dari dokumen perusahaan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia yang dikenal dengan ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode analisis data yang digunakan berupa:

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif (Descriptive Statistic) merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik-karakteristik data. Untuk melakukan perhitungan data pada statistik parametrik dan non-parametrik, penelitian ini akan menggunakan software peranti lunak Statistical Package for Social Sciences 22 (SPSS 22).

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu:

3.4.2.1 Uji Normalitas

Uji digunakan untuk mengetahui sebaran data dalam model penelitian berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Uji normalitas yang digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Nilai signifikan lebih dari 0,05 (>0,050) artinya normalitas model memenuhi syarat berdistribusi normal.

3.4.2.2 Uji Multikolinearitas

Cara untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat melihat dari nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Faktor (VIF). Nilai

toloerance yang tidak mengalami

multikolinearitas adalah nilai tolerance diatas 0,1. Sedangkan VIF yang tidak mengalami multikolinearitas adalah nilai VIF dibawah 10.

3.4.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Deteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji DW (Durbin Watson). Tidak mengalami autokorelasi apabila nilai DW berada diantara 1,5 sampai 2,5.

3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk memastikan dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Metode yang digunakan yaitu dengan grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika terdapat pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika


(21)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

11 terdapat pola yang jelas serta titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5 Uji Hipotesis

3.5.1 Analisis Regresi Berganda

Model dasar regresi linear yang digunakan adalah:

Y = a + 1X1 + βXβ + γXγ + 4X4 + 5X5 + 6X6 + e

Keterangan:

Y = Return saham syariah

a = Konstanta

1 . 6 = Koefesien regresi X1 = Current Ratio

X2 = Total Assets Turnover X3 = Debt to Equity Ratio X4 = Return on assets X5 = Price to book value X6 = Inflasi

e = Faktor Pengganggu

3.5.2 Uji t (Parsial)

Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan uji t:

Menentukan HO dan Ha

Ho : = 0, artinya tidak ada pengaruh

yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (α = 5%).

Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak (α = 5%).

3.5.3 Uji F (Simultan)

Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan uji F:

Menentukan Ho dan Ha

Ho : 1 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : 1 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan membandingkan F hitung dengan Ftabel dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha diterima (α = 5%).

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho ditolak (α = 5%).

3.5.4 Uji Koefisien Korelasi Berganda (R)

Menurut Ghazali (2016: 91) Koefisien korelasi berganda adalah indeks atau angka yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel atau lebih. Koefisien korelasi berganda ini merupakan nilai untuk mengukur kuatnya hubungan variabel untuk mengetahui pengaruh current ratio, total asset turnover, debt equity ratio, return on assets, price to book value dan inflasi terhadap return saham syariah. Menurut Sugiyono (2013) pedoman untuk memberikan interpretasi koefesien korelasi sebagai berikut


(22)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

12

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

3.5.5 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel Y (terikat) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel X (bebas) yaitu koefisien yang mengukur besarnya presentase kontribusi X terhadap Y. Nilai R² berada diantara 0 sampai 1. Nilai R² yang mendekati 1 ini berarti informasi yang diberikan oleh variabel independen ke variabel dependen hampir sempurna.

Untuk menentukan koefisien determinasi adalah sebagai berikut: KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r2 = Koefisien Korelasi

3.6 Operasional Variabel

Adapun operasional variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Indikator

Skala Ukur Data

X1 = CR �R =� �k���a�Lanca�

K��aj�ban�Lanca� Rasio X2 = TATO ���O =� P�njua�an

���a���k���a Rasio X3 = DER �ER =� ���a��Hu�an�

���a����da����nd��� Rasio X4 = ROA RO� = �Laba�B�����

���a������ Rasio X5 = PBV PBV = Ha��a��a�a���a�a�

N��a��buku�������ba���a�a� Rasio X6 = Inflasi In� = {IHK� − IHK� −


(23)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

13 Y = Return saham R� =�P��� − P��� −

P��� − Rasio

4. PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yang diolah menggunakan program SPSS 22 yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kebaikan model dan pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

4.1.1 Uji Asumsi Klasik 4.1.1.1 Uji Normalitas

Dari hasil pengujian SPSS dapat dilihat bahwa secara keseluruhan Variabel independen yang terdiri dari current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value dan inflasi memiliki nilai singnifikasi > 0,05 yaitu 0,189. Hal ini menggambarkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

4.1.1.2 Uji Multikolinearitas

Seluruh variabel yaitu CR, TATO, DER, ROA, PBV dan Inflasi. mempunyai nilai VIF kurang dari batas maksimal 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Sehingga Ho ditolak, yang artinya variabel independen tersebut tidak menunjukan adanya gejala multikolinearitas (tidak ada hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan variabel independen lainnya). Dengan demikian tidak terjadi pelanggaran asumsi multikolinearitas pada model persamaan regresi.

4.1.1.3 Uji Autokorelasi

Berdasarkan uji SPSS yang diperoleh Durbin-Watson yaitu sebesar 1,592 adapun dU nya adalah 1,767 dan dL 1,437. Karena DW berada diantara dL dan dU maka menghasilkan kesimpulan tidak mengalami autokorelasi.

4.1.1.4 Uji Heteroskedastisitas


(24)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

14

Berdasarkan output scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

4.1.2 Uji Hipotesis

4.1.2.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Masing-masing koefesien tersebut menunjukan nilai yang menjelaskan bahwa Y (variabel terikat) akan berubah jika X (variabel bebas) diubah.

Tabel 4.1. Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std.

Error Beta

(Constant) .428 .274 2.560 .524

CR -.021 .024 -.110 -.971 .487

TATO -.170 .118 -.293 -2.446 .353

DER .255 .084 .390 3.054 .003

ROA -.494 .726 -.140 -.681 .499

PBV .089 .025 .457 3.597 .001

Inflasi -.088 .038 -.260 -2.302 .025

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disusun persamaan sebagai berikut:

4.1.2.2 Uji t (Parsial)

1. Current Ratio terhadap Return

Saham Syariah

Berdasarkan Uji SPSS maka didapat thitung -0,971 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,487 (> 0,05). Maka diperoleh ttabel sebesar 2,001. Maka dari hasil pengujian regresi tersebut, thitung

(-1,704) < ttabel (2,001) dapat dijelaskan bahwa H0 diterima dan H1ditolak maka Current Ratio tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah. Hal tersebut berarti tidak menjamin apabila perusaahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka return saham yang akan didapatkan oleh pemodal atau investor akan tinggi.

2. Total Assets Turnover terhadap

Return Saham Syariah

Dapat diketahui bahwa TATO memiliki thitung sebesar -2,446 dan ttabel sebesar 2,001 (thitung < ttabel) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,153 (> Y = 0,428 – 0,021CR - 0,170TATO +

0,255DER - 0,494ROA + 0,089PBV - 0,088INF + e


(25)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

15 0,05). Dari hasil pengujian regresi

tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0 diterima dan H2 ditolak yang artinya bahwa Total Asset turnover tidak berpengaruh terhadap return saham syariah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chuzaimah dan Nuramalina (2014) Ia menemukan bahwa rasio aktivitas tidak bermanfaat untuk memprediksi return saham syariah yang ada di Jakarta Islamic Index untuk periode tersebut.

3. Debt to Equity Ratio terhadap

Return Saham Syariah

DER memiliki thitung sebesar 3,054 dan ttabel sebesar 2,001 (thitung < ttabel) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 (< 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0 diterima dan H3 ditolak yang artinya bahwa Debt to equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham syariah. Nilai debt to equity meningkat akan membuat pasar bereaksi positif dan akan cenderung menginterpretasikan sebagai sinyal tentang prospek cerah perusahaan dimasa yang akan datang.

4. Return on Asset terhadap

Return Saham Syariah

Dapat diketahui bahwa ROA memiliki thitung sebesar dan ttabel sebesar-0,681 (thitung < ttabel) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,499 (> 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0 diterima dan H4 ditolak yang artinya bahwa return on Asset tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah.

Hal tersebut menunjukan bahwa ada kinerja perusahaan yang kurang baik karena apabila nilai ROA tinggi maka menunjukan bahwa perusahan tersebut memanfaatkan aktivanya sehingga memperoleh laba.

5. Price to Book Value terhadap

Return Saham Syariah

Price to Book Value memiliki thitung sebesar 3,597 dan ttabel sebesar 2,001 (thitung > ttabel) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 (< 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa H0 ditolak dan H5 diterima yang artinya bahwa price to book value berpengaruh terhadap return saham syariah. Ini artinya bahwa para investor juga mempertimbangkan rasio PBV. Rasio PBV yang rendah merupakan investasi yang aman.

6. Inflasi terhadap Return Saham Syariah

B besarnya nilai thitung -2,302 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,025 (< 0,05). Dari hasil pengujian regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa HO diterima dan H6 ditolak artinya bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap return saham syariah. Hal tersebut mengindikasi apabila tingginya tingkat inflasi akan memicu meningkatnya resiko yang dihadapi Oleh karena itu, investor akan cenderung untuk melepas saham yang mereka miliki karena dikhawatirkan apabila memegang terlalu lama kerugian semakin besar.

4.1.2.3 Uji F (Simultan)

Tabel 4.2. Uji f (Simultan) ANOVAa


(26)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

16

Model

Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2.211 6 .368 4.690 .001b

Residual 4.557 58 .079

Total 6.768 64

a. Dependent Variable: Return Saham Syariah

b. Predictors: (Constant), Inflasi, TATO, DER, PBV, CR, ROA

Berdasarkan tabel diatas, Fhitung diperoleh nilai sebesar 4,375dan Ftabel sebesar 2,240 (Fhitung > Ftabel) dengan nilai signifikan 0,001. Karena nilai signifikan kurang dari 0,05. Maka Ho ditolak yang

berarti bahwa variabel independen yang terdiri dari CR, TATO, DER ROA, PBV dan inflasi secara simultan mempengaruhi return saham syariah secara signifikan.

4.1.2.4 Koefesien Determinasi

Tabel 4.3. Uji Koefesien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .872a .827 .757 .28030 1.675

a. Predictors: (Constant), Inflasi, TATO, DER, PBV, CR, ROA

b. Dependent Variable: Return Saham Syariah

Hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukan nilai adjusted R Square (adjusted R2) sebesar 0,757

sebesar 75,7% atau (0 ≤ 0,757 ≤ 1). Nilai

ini masuk (0,60 – 0,799) atau kuat ketepatannya. Nilai ini menunjukan bahwa variabel return saham syariah dapat dijelaskan sebesar 75,7% oleh

variabel CR, TATO, DER, ROA, PBV dan Inflasi. Sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.


(27)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

17

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Variabel current ratio tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index. Hal tersebut mengindikasi bahwa apabila perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya bukan berarti perusahaan dapat meningkatkan return saham yang akan di dapatkan oleh investor atau pemodal.

b. Variabel total asset turnover tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index. Hal ini mengindikasi bahwa rasio aktivitas (total asset turnover) tidak bermanfaat bagi investor pada periode tersebut.

c. Variabel debt to equity ratio menunjukan adanya pengaruh akan signifikan terhadap return saham syariah. Hal tersebut menunjukan bahwa debt to equity ratio tidak menyebabkan perubahan return saham syariah pada periode tersebut akan tetapi para investor tidak mengabaikan rasio utang perusahaan. d. Variabel Return on Asset tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index. Hal ini mengindikasi apabila nilai ROA rendah maka return saham yang didapatkan oleh para stockholders akan rendah pula.

e. Variabel price to book value menunjukan adanya pengaruh signifikan terhadap return saham syariah. Hal tersebut menunjukan bahwa investor juga mempertimbangkan bahwa rasio PBV yang rendah adalah investasi yang aman.

f. Variabel inflasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham syariah di Jakarta Islamic Index. Tingginya tingkat inflasi akan memicu tingginya risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, para investor akan cenderung melepaskan sahamnya agar kerugian tidak semakin membesar.

g. Variabel independen yang terdiri dari current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value dan inflasi secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi return saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.

5.2 Saran

Penelitian ini masih banyak keterbatasan, oleh karena itu beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain:

a. Penelitian ini hanya mengambil variabel current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, return on asset, price to book value dari beberapa variabel mikro ekonomi lainnya yang dianggap memiliki pengaruh terhadap return saham syariah dan hanya inflasi yang menjadi variabel makro ekonomi. Kedepan agar ditambahkan faktor-faktor lain dalam menganalisis faktor-faktor fundamental perusahaan dan dari segi makro ekonomi seperti suku bunga dan nilai tukar.

b. Penelitian ini hanya dibatasi pada perusahaan-perusahaan yang konsisten terdaftar dalam tiap periode penentuan perusahaan yang dianggap memenuhi syarat untuk terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2010 sampai 2014. Untuk penelitian selanjutnya bisa mengambil sampel perusahaan-perusahaan yang konsisten maupun yang tidak konsisten pada perusahaan yang


(28)

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

18

tergabung dalam Jakarta Islamic Index.

c. Bagi manajemen sebaiknya lebih memperhatikan kenaikan maupun penurunan DER dan PBV perusahaan karena sangat mempengaruhi return saham syariah.

d. Bagi Investor sebaiknya lebih selektif lagi dalam memilih portofolio saham dan lebih memperhatikan faktor-faktor intern maupun ekstern perusahaan emiten.

DAFTAR PUSTAKA

Benny. β015, “Kitab Suci Investor Saham”, Cetakan 1, Jakarta, Kota Mekkah Citra Gran.

Chuzaimah, Nuramalina. β014, “Analisis

pengaruh faktor-faktor

fundamental terhadap return saham syariah pada perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII)”. Jurnal ilmu manajemen dan akuntansi. Universitas Muhammadiyah., Surakarta.

Elzadora, Rida. β009, “Pengaruh

Variabel Makro dan Mikro

Ekonomi terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi pada indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007)”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.,Surakarta.

Fahmi, Irham. 2011. “Analisis Kinerja Keuangan”. Bandung: Alfabeta.

Gunawan, Yuniati, β001. “Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”. Simposium Nasional Akuntansi VI.

Ghazali. 2006, “Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 1”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

______ . 2011, “Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 1”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

______ . β016, “Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Haanurat, A. Ifayani. β01γ. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Ekonomi Makro terhadap Return Saham Syariah yang Listing di Jakarta Islamic Index. Jurnal Manajemen dan Bisnis”. Vol. 3 No. 2 April 2013, Universitas Muhammadiyah Makkasar.

Hanafi, β004. “Mahmud M Analisis Laporan Keuangan”. Yogyakarta: BPFE.

Huda, Nurul dan Mohamad Heykal.

β010. “Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Husnan, β006 “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Edisi γ, Yogyakarta: UPP AMP YKPMN.

Jogiyanto, H.M. β00γ, “Teori Portofolio

dan Analisis Investasi”.

Yogyakarta: BPFE–UGM.

Kasmir, β008, “Analisis Laporan

Keuangan”, Rajawali Pers,


(29)

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”

19 Prihadi, β010, “Analisis Laporan

Keuangan”. PPM Manajemen.

Jakarta.

Prihatini, Ratna. β009. “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-β006)”. Tesis Magister Manajemen Undip. Semarang.

Soemitra, Andri. β009. “Bank dan lembaga keuangan syariah”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono, β006, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif“ Alfhabeta. Bandung.

______. 201β, “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif“ Alfhabeta. Bandung.

Taufik Hidayat. β011. “Buku Pintar Investasi Syariah”. Jakarta Selatan: Media Kita.


(1)

804

dapat meningkatkan kepuasan pelanggan khususnya di outlet pijat Bersih Sehat. Berdasarkan beberapa point yang telah disebutkan diatas akan dijabarkan pula beberapa implikasi penting bagi manajemen yang bersifat manajerial dan sangat krusial untuk dibahas apa dan bagaimana bentuk strategi yang harus diterapkan.

Berdasarkan hasil analisis yang dihasilkan dapat dibuat garis besar untuk beberapa implikasi manajerial, antara lain sebagaimana telah dibuktikan bahwa dalam penelitian ini terdapat pengaruh experimental marketing dan kepuasan pelanggan baik secara parsial maupun simultan. Implikasi pertama yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah tipe experience yang muncul untuk menciptakan pengalaman pancaindra melalui mata, telinga, kulit, lidah, dan hidung.

Pada saat konsumen datang ke outlet Bersih Sehat, mata melihat desain layout yang menarik, hidung mencium aroma terapi, telinga mendengar alunan musik, dan kulit merasakan kesejukan AC. Pada dasarnya sense marketing yang diciptakan oleh pelaku usaha dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap loyalitas. Mungkin saja suatu produk dan jasa yang ditawarkan oleh produsen tidak sesuai dengan selera konsumen atau mungkin juga konsumen menjadi sangat puas, dan akhirnya harga yang ditawarkan oleh produsen tidak menjadi masalah bagi konsumen. Sense marketing merupakan salah satu cara untuk menyentuh emosi konsumen melalui pengalaman yang dapat diperoleh konsumen lewat pancaindra (mata, telinga, lidah, kulit, dan hidung). Oleh karena itu pihak manajemen pijat Bersih Sehat hendaknya mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan sehingga dapat meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan yaitu dalam keramahan dan kualitas pelayanan yang diberikan. Selain itu hendaknya berkomunikasi lebih sering kepada

pelanggan melalui obrolan ringan, cara ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh pelanggan dan begitupun sebaliknya, saling mengenal lebih jauh akan memupuk kepercayaan (trust) yang lebih tinggi dan membentuk emosi (feel) yang lebih terjalin kuat.

Implikasi manajerial kedua adalah fokus pada bagaimana mempengaruhi experimental marketing feel yang ditujukan terhadap perasaan dan emosi dengan tujuan mempengaruhi pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi yang kuat terhadap kesenangan yang dirasakan oleh pelanggan Bersih Sehat.Fokus implikasi experimental marketing feel adalah suatu perhatian-perhatian kecil yang ditunjukkan kepada konsumen dengan tujuan untuk menyentuh emosi konsumen secara luar biasa.

Feel marketing merupakan bagian yang sangat penting dalam strategi experimental marketing. Feel dapat dilakukan dengan pelayanan yang bagus, serta keramahan pelayan. Agar konsumen mendapat feel yang kuat dari suatu produk atau jasa, maka management Bersih Sehat harus mampu memperhitungkan kondisi konsumen dalam arti memperhitungkan mood yang dirasakan konsumen. Kebanyakan konsumen menjadi pelanggan apabila mereka merasa cocok terhadap produk atau jasa yang ditawarkan, untuk itu diperlukan waktu yang tepat yaitu pada waktu konsumen dalam keadaan good mood sehingga produk dan jasa tersebut benar-benar mampu memberikan memorable experience sehingga berdampak positif terhadap loyalitas pelanggan.

Pelayanan yang memuaskan sangat diperlukan termasuk didalamnya keramahan dan sopan santun karyawan, pelayanan yang tepat waktu, dan sikap simpatik yang membuat pelanggan merasakan kepuasaan dan kembali datang pada kesempatan yang lainnya.


(2)

Implikasi manajerial yang ketiga adalah fokus pada tipe experience yang bertujuan untuk menciptakan kognitif, pemecahan masalah yang mengajak konsumen untuk berfikir kreatif. Dimana tujuan dari implikasi think marketing adalah suatu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk membawa komoditi menjadi pengalaman (experience) dengan melakukan customization secara terus menerus.

Tujuan dari implikasi think marketing adalah untuk mempengaruhi pelanggan agar terlibat dalam pemikiran yang kreatif dan menciptakan kesadaran melalui proses berfikir yang berdampak pada evaluasi ulang terhadap perusahaan, produk dan jasanya. Management Bersih Sehat harus cepat tanggap terhadap kebutuhan keluhan konsumen. Perusahaan dituntut untuk dapat berfikir kreatif.Salah satunya dengan mengadakan program yang melibatkan pelanggan.Progam yang melibatkan pelanggan bisa berupa mengajak pelanggan berpartisipasi memberikan testimoni halaman Facebook resmi milik Bersih Sehat. Testimoni ini nantinya akan membentuk pikiran serta persepsi konsumen terhadap Pijat Bersih Sehat.

Implikasi manajerial ketiga adalah berfokus pada tipe experience yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan interaksi dengan konsumen dengan Bersih Sehat. Act marketing adalah suatu cara membentuk persepsi pelanggan terhadap produk dan jasa yang bersangkutan. Act marketing didesain untuk menciptakan pengalaman konsumen dalam hubungannya dengan physical body, lifestyle, dan interaksi dengan orang lain. Act marketing ini memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Ketika act marketing mampu mempengaruhi perilaku dan gaya hidup maka akan berdampak positif terhadap loyalitas karena merasa produk atau jasa tersebut sesuai dengan gaya hidupnya. Sebaliknya ketika konsumen tidak merasa bahwa

produk atau jasa tersebut sesuai dengan gaya hidupnya maka akan berdampak negatif terhadap loyalitas pelanggan.

Implikasi manajerial ke lima adalah fokus pada tipe experience yang digunakan untuk mempengaruhi pelanggan dan menggabungkan seluruh aspek, sense, feel, think, dan act serta menitik beratkan pada penciptaan persepsi positif dimata pelanggan. Relate marketing adalah suatu cara membentuk atau menciptakan komunitas pelanggan dengan komunikasi. Relate marketing menggabungkan aspek sense, feel, think, dan act dengan maksud untuk mengkaitkan individu dengan apa yang ada diluar dirinya dan mengimplementasikan hubungan antara orang lain dan grup sosial lain sehingga mereka bisa merasa bangga dan diterima dikomunitasnya.

Relate marketing dapat memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap loyalitas pelanggan tetapi ketika relate marketing tidak berhasil mengkaitkan individu dengan apa yang ada diluar dirinya maka konsumen tersebut tidak akan mungkin loyal dan memberikan dampak yang negatif. Salah satu cara memberikan experimental marketing relate adalah dengan cara membentuk komunitas di Facebook, Line group, Whatsapp group resmi dari Bersih Sehat. Dalam situs dan media jejaring sosial online inilah pihak management dapat menjalin komunikasi terintegrasi antara pihak Bersih Sehat dengan pelanggan serta calon konsumennya.

5. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sense (pancaindra), feel (perasaan), think (cara berpikir), act (kebiasaan), dan relate (pertalian) secara simultan terhadap kepuasan pelanggan di tempat pijat Bersih Sehat Menteng Jakarta Pusat. Tujuan kedua adalah untuk menganalisis pengaruh sense (pancaindra), feel (perasaan), think (cara berpikir), act


(3)

806

(kebiasaan), dan relate (pertalian) secara parsial terhadap kepuasan pelanggan di tempat pijat Bersih Sehat Menteng Jakarta Pusat. Tujuan ketiga adalah untuk menganalisis pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan di tempat pijat Bersih Sehat Menteng Jakarta Pusat, dan tujuan penelitian yang terakhir adalah untuk menganalisis pengaruh harga menjadi moderator hubungan antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan di tempat pijat Bersih Sehat Menteng Jakarta Pusat.

Mengadopsi penelitian terdahulu dan dari penelitian ini yang dipakai sebagai dasar penentuan hipotesis, dimana yang pertama adalah penelitian yang dibuat sebagai rujukan untuk membuat penelitian replikasi ini, yaitu penelitian milik Rotti (2012) yang berjudul Analisa Pengaruh Experimental marketing Terhadap Customer Satisfaction dan Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan. Studi Kasus: Blitz Megaplex Grand Indonesia. Penelitian in membahas mengenai dampak experimental marketing terhadap kepuasan pelanggan dan juga dampaknya terhadap loyalitas pelanggan di Blitz Megaplex Grand Indonesia.

Dari tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan beberapa hipotesis diantaranya adalah: sense yang kuat akan meningkatkan kepuasan pelanggan, feel yang kuat akan meningkatkan kepuasan pelanggan, think yang kuat akan meningkatkan kepuasan pelanggan, act yang kuat akan meningkatkan kepuasan pelanggan, relate yang kuat akan meningkatkan kepuasan pelanggan, kemudian hipotesis selanjutnya adalah experimental marketing yang di uji secara serempak atau simultan terhadap loyalitas pelanggan. Hipotesis selanjutnya adalah kepuasaan pelanggan mempengaruhi hubungan experimental marketing dalam meningkatkan loyalitas pelanggan dan sebagai moderasi, diajukan hipotesis harga menguatkan hubungan antara

kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.

Berdasarkan evaluasi studi I ditemukan hubungan pengaruh yang positif ditunjukkan antara experimental marketing dan kepuasan pelanggan. Dalam temuan studi I ini, didapatkan bahwa variabel experimental marketing sense merupakan sub variabel yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dalam studi I ini juga didapatkan temuan bahwa variabel experimental marketing feel tidak mendukung hipotesis, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah sense (pancaindra), think (cara berpikir), act (kebiasaan), dan relate (pertalian) di tempat pijat Bersih Sehat Menteng Jakarta Pusat.

Hasil penelitian pertama ini menemukan bahwa experimental marketing sense merupakan faktor paling besar dalam membentuk kepuasan pelanggan, pada penelitian ini dikemukakan dalam hipotesis H1a yang menghasilkan data yang mendukung hipotesis, temuan senada juga ditemukan pada sub variabel experimental marketing kebiasan, perilaku dan pertalian keselurahan variabel. Namun dalam temuan ini juga didapatkan bahwa variabel experimental marketing berpikir tidak mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Dalam studi II, dilakukan pengujian terhadap variabel experimental marketing secara serempak, kepuasan pelanggan sebagai mediator dan harga sebagai moderator terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil bahwa hanya terdapat hubungan pengaruh yang positif antara experimental marketing dan kepuasan pelanggan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk membuat pelanggan merasakan kepuasan atas produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, pelaku usaha harus menjadikan experimental marketing


(4)

menjadi prioritas utama dalam strategi bisnisnya dan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan harus memperhatikan kelima aspek dalam strategic experimental marketing, diantaranya; pancaindra (sense), perasaan (feel), berfikir (think), kebiasaan (act), dan pertalian (relate).

Temuan studi kedua ini mendapatkan hasil bahwa kepuasan pelanggan tidak menentukan loyalitas pelanggan Bersih Sehat, berdasarkan temuan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pelanggan Bersih Sehat yang masuk dalam kategori pelanggan yang puas belum tentu menjadi pelanggan loyal di outlet tersebut, ada alasan lain bahwa harga menjadi terlalu sensitif terhadap pelanggan pijat Bersih Sehat dan jika dihubungkan dengan analisis studi pertama alasan pelanggan tersebut tidak menjadi loyal adalah karena pelanggan tidak merasakan emosi yang mendukung pelanggan untuk kembali datang menggunakan produk dan layanan yang ditawarkan perusahaan.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, satu diantaranya yang paling mendasar adalah pada tempat objek penelitian dimana peneliti hanya berfokus pada satu outlet sebagai satu tempat dalam pengambilan sampel dan populasi.Dimana outlet tempat pengumpulan data tidak dapat mewakili keseluruhan kinerja perusahaan baik dalam mengukur dan mengevaluasi seluruh outlet dalam kawasan regional Jakarta atau bahkan keseluruhan outlet di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D. A. (β009). ‘Managing Brand Equity’. New York: John Willey & Sons, Inc.

Adler, E. S., & Clark, R. (β008). ‘The Methodology of Sampling and

Purposive Sampling’. Arghya Ray.

Amin, M., & Hoq, M. Z. (β009). ‘The Role of Customer Satisfaction to Enhance Customer Loyalty’. Eurasian Journal of Business and Economics, 2(4), 112-121.

Azwar, S. (β004). ‘Metodologi

Penelitian’. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bougie, R. (β010). ‘Research Methods for Business’. Carbondale: John Wiley and Sons, Inc.

Byrne, B. M. (β010). ‘Structural Equation Modeling with AMOS: Basic Concepts, Applications, and Programming (2nd ed.). New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Cheng, C. C., Chiu, S. I., Hu, H. Y., & Chang, Y. Y. (β010, July 4). ‘A Study on Exploring the Relationship Between Costumer Satisfaction and Loyalty in The Fast Food Industry: with Relationship Inertia as a Mediator’. African Journal of Management, 15(13), 5118-5126. Retrieved 2011

Dharmawangsyah, I. (β01γ). ‘Pengaruh Experimental marketing dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi kasus pada Rumah Makan Pring Asri Bumiayu)’. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Griffin, J. (β00γ). ‘Customer Loyalty:

Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan’.Alih bahasa: Dr Dwi Kartini Yahya, Erlangga, Jakarta


(5)

808

Hair, J. F., Black, W. C., & Babin, B. J. (β01γ). ‘Multivariate Data Analysis’ (7 ed.). New York: Pearson.

Hsiu-Jung, C. (β009). ‘The Effect of Experiential and Relationship Marketing on Customer Value: A Case Study of International American Casual Dining Chains in Taiwan’. Social Behaviour and Personality, 37(7), 993-1008.

Irawan, H. (β009). ‘10 Prinsip Kepuasan Pelanggan’. Jakarta: PT Elex Komputindo.

Januar, T. O., & Diah, D. (2014). ‘Analisa Pengaruh Experimental marketing Terhadap Loyalitas Konsumen Melalui Kepuasan Sebagai Intervening Variabel di Tator Café Surabaya Town Square’. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Khaled, A., Kwek, C., Anas, Ahmad, & Abzakh. (β01γ). ‘The Impact of Experimental marketing and Customer Satisfaction on Customer Commitment in the World of Social Networks’. Asian Social Science, 9(1). Kotler, P., & Armstrong, G. (2013).

‘Principles of Marketing’ (13 ed.). London: Prentice Hall. Kotler, P., & Keller, K. L. (2006).

‘Marketing Management’ (12 ed.). New York: Pearson International.

Lovelock, C. H., & Wirtz, J. (2007). ‘Service Marketing’ (6 ed.). New York: Prentice Hall.

Lupiyoadi, R. (β006). ‘Manajemen

Pemasaran Jasa’. Jakarta:

Salemba Empat.

Malhotra, N. K., & Dash, S. (2011). ‘Marketing Research An Applied Orientation’ (11 ed.). England: Pearson.

Mei, Y., & Li, T. H. (β014). ‘Customer Satisfaction and Loyalty in an Online Shop : An Experimental marketing Perspective’. International Journal of Business and Management, 10(1).

Ming, C.-Y. (β010). ‘Study on the Impacts of Experimental marketing and Customers Satisfaction Based on Relationship Quality’. The International Journal of Organizational Innovation, 347-355.

Ming-Shing, L., Huey, H., & Ming-Feng, Y. (β01β). ‘The Study of The Relationships Among Experimental marketing, Service Quality, Customer Satisfaction and Customer Loyalty’. International Journal of Organizational Innovation, 11(4).

Nasution, M. N. (β004). ‘Manajemen Jasa Terpadu. Bogor’: Ghalia Indonesia.

Noegroho, A. S. (β01γ). ‘Pengaruh Experimental marketing dan Brand Trust Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan’. Malang: Universitas Brawijaya.

Novy, U., & Harjanto, P. (2013). ‘Pengaruh Experimental marketing dan Relationship


(6)

Marketing Terhadap Experiential Value dan Dampaknya Terhadap Customer Behavioral Intention (Studi Kasus: Nanny’s Pavillon Terrace – Central Park Mall)’. Jakarta: Binus University.

Oliver, R. L. (1997). ‘Satisfaction: A Behavioural Persepctive on The Consumer’. New York: McGraw Hill.

Osin, T., & Marhadi. (2012, Desember). ‘Pengaruh Emotion Marketing dan Experimental marketing Terhadap Customer Loyalty Pondok Khas Melayu di Pekan Baru’. Jurnal Ekonomi, 20(4). Parasuraman, A., Zeitaml, V., & Berry,

L. (1988). ‘SERVQUAL: A Multiple-item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality’. Journal of Marketing, 12-40. Rotti, G. K. (β01β). ‘Analisa Pengaruh

Experimental marketing terhadap Customer Satisfaction’. Jakarta: Universitas Indonesia. Santoso, S. (β011). ‘Statistik Non

Parametrik Konsep dan

Aplikasi’. Bandung: CV.

Alfabeta.

Schmitt, B. H. (1999). ‘Experential Marketing: How to get costumer to sense, feel, think, act, and relate to your company and Brand’s. New York: Free Press. Tjiptono, F. (β008). ‘Pemasaran

Strategik’. Yogyakarta: Andi Publisher.

Uma, S. (β006). ‘Metode Penelitian untuk Bisnis’. Jakarta: Salemba Empat.

Wibisono, D. (β009). ‘Riset Bisnis’. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wijayanto, S. H. (β008). ‘Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8 Konsep dan Tutorial’. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wiratmadja, R. (β011). ‘Pengaruh Experimental marketing Terhadap Minat Beli Ulang Pelanggan Studi Kasus: Inul Vizta Ktv Pejaten Village’. Jakarta: Universitas Indonesia. Yamin, S. (β009). ‘SPSS Complate

Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS’. Jakarta: Salemba Infotek. Yuan, Y., & Wu, C. (2008).

‘Relationship Among

Experimental marketing, Experiential Value and Customer Satisfaction’. Journal of Hospitality & Tourism Research, 32(3), 387-410. Zikmund, W. D. (β00γ). ‘Exploring

Marketing Research’. Ohio:

South Western, A division of Thomson Learning.