MEMBUAT KESIMPULAN Prosiding Semcall ProdiAkuntansiS1Unpam 29112016 Large

“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 753 Ningsih, Diyan, 2013, Analisis Pengaruh Pelayanan, Harga, dan Lokasi Terhadap Kepuasan Pelanggan serta Dampaknya pada Loyalitas Pelanggan Convenience Store toko 7-Eleven UIN Ciputat . Nurhandika Rahman, Diandaris 2013 Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas, Persepsi Harga, dan Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen pada Pemacingan Ngrembel Asri Gunungpati Semarang . Parasuraman, A, Valerie A. Zethmani, Loenard, Berry. 1985 A Conceptual Model Of Service Quality And Implications For Future Research Journal Of Marketing 49, 41-50. Perdana, Yanuar 2013 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Harga, Lokasi, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Bengkel Srijaya Mobil Jakarta”. Rangkuti, Freddy. 2004, Riset Pemasaran, P.T. GramediaPustaka Utama, jakarta. Riduwan, 2013, Metode Teknik Menyusun Proposal Penelitian , CV. Aflabeta Bandung Saladin Djaslim, 2003, intisari Pemasaran Unsur-Unsur Pemasaran , Cetakan 3, Penerbit Linda Karya, Bandung. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis , Bandung: Alfabeta. Utami Dewi, Cindar, 2012 Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Freight forwarding PT. ACW Indonesia . Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 754 PENGARUH MORALITAS INDIVIDU DAN KOMPENSASI PERUSAHAAN TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI PADA KOPERASI BMT WILAYAH CIPUTAT Yeti Kusmawati Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang, Tangerang Selatan Email: kusmawati.yetiyahoo.com ABSTRACT This study aims to determine the effect of individual morality and compensation Corporate Accounting Fraud Against the trend in BMT Regional Cooperative Ciputat. Samples are 139 respondents and methods of data collection was done by questionnaire. Of the 139 questionnaires distributed, the number of questionnaires returned 108 questionnaires can go back and fourth questionnaire is not perfect not at full content and 1 sheet questionnaire is not returned in full up to only 103 questionnaires that can be analyzed. Data analysis technique used is the test instrument data that consists of validity and reliability test, test the classical assumption of normality test, multicollinearity, and test heterosketastisitas, and hypothesis testing consisting of multiple regression test, the coefficient determination, t test and F test results showed that 1 the individual morality positive significant effect on the trend of fraud accounting 2 the companys compensation significant negative effect on the tendency of fraud accounting, 3 the compensation of individual morality and influential companies sinifikan against the tendency of fraud accounting. Key Words: Fraud Accounting, Individual Morality, Compensation Company ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Moralitas Individu dan Kompensasi Perusahaan Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada Koperasi BMT Wilayah Ciputat. Sampel yang digunakan sebanyak 139 responden dan metode pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner. Dari 139 kuisioner yang telah disebar, jumlah kuisioner yang kembali sebanyak 108 kuisioner yang dapat kembali dan 4 kuisioner tidak sempurna tidak diisi penuh dan 1 kuisioner lembarannya tidak kembali dengan lengkap hingga hanya 103 kuisioner yang dapat dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji instrument data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterosketastisitas, serta pengujian hipotesis yang terdiri dari uji regresi berganda, koefisien detrminasi, uji t dan uji F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1 moralitas individu berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan fraud akuntansi 2 kompensasi perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan fraud akuntansi, 3 moralitas individu dan kompensasi perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Kata Kunci: Kecurangan Akuntansi, Moralitasn Individu, Kompensasi Perusahaan “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 755

1. PENDAHULUAN

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi KKA atau fraud di Indonesia marak terjadi akhir-akhir ini, dimana hal tersebut menjadi pusat perhatian berbagai media di Indonesia maupun di dunia. Pada sektor publik Kecenderungan Kecurangan Akuntansi dilakukan dalam bentuk kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, sedangkan di sektor swasta bentuk Kecenderungan Kecurangan Akuntansi terjadi dalam bentuk yang sama yaitu ketidaktepatan dalam membelanjakan sumber dana Siti Thoyibatun, 2009: 2. Perguruan Tinggi Negeri PTN pun tak luput dari permasalahan praktik kecurangan akuntansi. Di Indonesia Kecenderungan Kecurangan Akuntansi sudah menjadi hal yang biasa terjadi dari beberapa tahun silam. Banyak lembaga yang melakukan praktik kecurangan baik sektor publik maupun sektor swasta. Laporan dari Transparency International TI yang di rilis baru-baru ini menyebutkan tahun 2014 Indonesia menduduki peringkat 107 negara terkorup tidak lebih baik dari posisi 183 di tahun 2011 http:transparency.orgresearchcpi. Banyaknya kasus korupsi di Indonesia terjadi bukan hanya dari moral seseorang namun banyak perusahaan yang memberikan kompensasi yang tidak sesuai dengan apa yang dilakukan karyawannya. Begitupun sebalikanya, ketika seorang karyawan menerima kompensasi yang sesuai bahkan lebih dari cukup dengan menerima berbagai bonus, tapi karyawan kadang merasa totalitasnya sudah cukup dan mengurangi totalitas yang semestinya di tingkatkan. Koperasi Sembilan Sejati yang bertempat di Semarang, Juwana dan Solo yang dalam tiga tahun berdiri berhasil menghimpun dana sebesar Rp.200 Milyar merugi sebesar Rp.55 Milyar, menurut Indardi SH, dari Divisi investigasi Semarang Coruption Watch SCW menduga, laporan oleh sesama pengurus itu sebagai upaya pelepasan tanggung jawab berkaitan dengan tuntutan masyarakat atas simpanan yang diselewengkan. Mengingat koperasi tersebut telah menerbitkan surat simpanan berjangka dengan total nilai hampir Rp.100 miliar, maka hal tersebut merupakan tindak pidana perbankan melanggar Pasal 46 jo 16 UU No 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No 7 Tahun 1992. Hal itu terjadi karena segelintir pihak memiliki moral yang buruk yang diakibatkan dari buruknya pondasi keimanan yang dimiliki. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Disperindagkop UMKM Wonogiri menyebut ada kemungkinan tindakan penyimpangan dilakukan oleh pengurus KJKS BMT Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mal WatTamwil Bina Sejahtera Mandiri BSM Wuryantoro. Setidaknya penyimpangan itu membuat jebolnya dana nasabah senilai Rp.3,6 miliar. Disperindagkop UMKM memperoleh abstracts yang ternyata ada selisih sebesar Rp.3,6 miliar antara laporan RAT ke dinas dengan pembukuan di kantor BMT. Ikatan Akuntansi Indonesia seperti yang dikutip oleh Wilopo 2006 menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai salah saji yang menimbulkan kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau menghilangkan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva seringkali disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut Siti Thoyibatun dalam jurnal “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Tidak Etis Dan Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 756 Serta Akibatnya Terhadap Kinerja Organisasi” KKA dipengaruhi kejadiannya oleh faktor kesesuaian SPI, sistem kompensasi, ketaatan terhadap aturan, dan perilaku tidak etis. Dari keempat faktor tersebut ketaatan terhadap aturan dan perilaku tidak etis merupakan faktor yang berpengaruh positif. Lalu menurut I Made Darma Prawira, Nyoman Trisna Herawati, Nyoman Ari Surya Darmawan dalam jurnal “Pengaruh Moralitas Individu, Asimetri Informasi Dan Efektivitas Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi” berpendapat bahwa secara parsial dapat diketahui bahwa moralitas individu berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Dan menurut Rian Putra Zilmy dalam jurnal “Pengaruh Kesesuaian Kompensasi, Asimetri Informasi, Dan Moralitas Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi“ berpendapat bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan Akuntansi, dan moralitas berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui moralitas individu dan kompensasi perusahaan berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa umumnya sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama yaitu pengaruh moralitas individu dan kompensasi perusahaan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. 2. KERANGKA TEORI 2.1. Pengertian Judul 2.1.1. Moralitas Individu Menurut Kamus Bahasa Indonesia Nurdin, 2006 moral berarti ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Sedangkan bermoral adalah mempunyai pertimbangan baik dan buruk, berakhlak baik. Selanjutnya dikatakan bahwa kriteria mutu moral seseorang adalah hal kesetiaannya pada hatinya sendiri. Moralitas merupakan pelaksanaan kewajiban karena hormat terhadap hukum, sedangkan hukum itu sendiri tertulis dalam hati manusia. Dengan kata lain, moralitas adalah tekad untuk mengikuti apa yang ada dalam hati manusia dan disadari sebagai kewajiban mutlak. Kolhlberg 1969, dalam buku Etika Bisnis Dan Profesi 2009:43 menyatakan bahwa moral berkembang melalui tiga tahapan pre konvensional, tahapan conventional dan tahapan post convensional . Menurut Liyanarachchi 1994 dalam Wilopo menjelaskan semakin tinggi level penalaran moral seseorang, akan semakin mungkin untuk melakukan ‘hal yang benar’. Dalam tahapan yang paling rendah pre-conventional, individu akan melakukan suatu tindakan karena takut terhadap hukum peraturan yang ada. Selain itu individu pada level moral ini juga akan memandang kepentingan pribadi yang sebagai hal yang utama dalam melakukan suatu tindakan. Pada tahap kedua conventional , individu akan mendasarkan tindakannya persetujuan teman-teman dan keluarganya dan juga pada norma-norma yang ada di masyarakat. Pada tahap tertinggi post- conventional , individu mendasari tindakannya dengan memperhatikan kepentingan orang lain dan berdasarkan tindakannya pada hukum universal.

2.1.2. Kompensasi Perusahaan

Hasibuan 2005:118, kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang