Analisis Audit Internal atas

“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 165 keterangan kepada tim auditor internal hingga pelaksanaan pemeriksaan, pembuatan berita acara pengadaan pemeriksaan dan mengarsipkannya di internal web sebagai acuan untuk evaluasi kerja. Berikut ini adalah penerapan audit internal atas pengakuan dan pengukuran aset biologis. a. Audit Internal atas Pengakuan Aset biologis Dalam melaksanakan auditor internal, tim auditor internal harus mengetahui tujuan dilakukannya audit, memahami langkah-langkah audit yang akan dilakukan hingga menyimpulkan temuan, menyampaikan temuan kepada manajemen dan menuntaskan hasil temuan tersebut.

1. Audit internal atas pengakuan

aset biologis dilakukan bertujuan: a Memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas pengakuan aset biologis. b Memeriksa apakah aset biologis yang diakui di neraca betul-betul ada, masih dipelihara dan milik perusahaan. Existency c Memeriksa apakah penambahan pengakuan aset biologis dalam tahun berjalan diotorisasi oleh pihak yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar. Completeness d Memeriksa apakah disposal dari aset biologis sudah dicatat dengan benar dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Completeness e Memeriksa apakah penyajian aset biologis dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Presentation Disclosure Tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh auditor internal PT X telah memenuhi unsur P, yaitu Plan dalam siklus audit internal P-E- D-E menurut Valery.

2. Langkah-langkah

dalam melakukan audit internal: a Auditor Internal memeriksa apakah setiap penambahan dan pengurangan aset biologis dibuatkan bukti dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Hal ini bertujuan untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas setiap pengakuan aset biologis. Penerapan pada PT X, setiap penambahan dan pengurangan aset biologis harus dibuatkan berita acara dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, dalam hal ini pejabat yang berwenang tersebut adalah Region Controller Operation dan Head Research Agronomy Palm Oil. Dengan adanya kewajiban untuk membuat berita acara pengangkatan tanaman belum menghasilkan menjadi tanaman menghasilkan disertai dengan kelengkapan otorisasi pejabat yang berwenang menunjukkan bahwa PT X memiliki internal control untuk setiap pengakuan aset biologis. Formulir berita acara pengangkatan tanaman menghasilkan yang terdapat di PT X dapat dillihat pada lampiran II. b Auditor internal harus memeriksa apakah terdapat kebijakan tertulis yang jelas PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 166 mengenai prosedur pengakuan aset biologis. PT X memiliki kebijakan yang jelas dan tertulis tentang prosedur aset biologis. Pada SOP milik PT X nomor SO- RAS-17-2015 tentang Panen, dituliskan bahwa : “Suatu areal TBM dengan kondisi normal dapat dimasukkan ke areal TM apabila telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1 Umur rata-rata tanaman 30 bulan atau maksimal 48 bulan tergantung kondisi tanaman pada blok tersebut. 2 Pokok produktif ≥ 60. 3 Berat janjang rata-rata 2,5 kg. 4 Luas tertanam minimal 70 dari luas kerangka blok master plan, jika sampai pada usia 48 bulan tanaman di blok tersebut belum bisa mencapai 70 tertanam dari master plan maka tanaman pada blok tersebut bisa langsung diangkat menjadi blok TM dengan memakai rata-rata umur tanaman.” Hal ini menunjukkan bahwa PT memiliki kebijakan yang jelas mengenai pengakuan aset biologis. Adapun SOP Panen tersebut dapat dilihat pada lampiran III. c Auditor Internal harus memeriksa apakah aset biologis diasuransikan oleh perusahaan dengan jumlahnilai pertanggungan insurance coverage yang wajar. Setelah dilakukan konfirmasi, PT X tidak mengasuransikan aset biologisnya karena tidak ada perusahaan asuransi yang bersedia untuk menanggung resiko kelangsungan hidup tanaman. Hal ini dilakukan untuk mengetahui nilai asuransi yang dapat menjadi biaya pemeliharaan tanaman jika ada. d Auditor Internal harus memeriksa bukti kepemilikan aset biologis. Bukti-bukti kepemilikan aset biologis milik PT X disimpan ditempat yang aman. Salah satu bukti kepemilikan aset biologis adalah sertifikat kecambah sertifikat pembelian bibit sawit yang diperoleh dari supplier andal dan terpercaya. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa aset biologis yang tercantum di neraca benar-benar dimiliki dan dikuasai oleh PT X. e Auditor Internal harus memeriksa aktivitas yang mempengaruhi perubahan aset biologis. PT X melakukan inventarisasipemeriksaan yang rutin terhadap aset biologis, untuk mengetahui perkembangan dan kondisi dari aset biologis tersebut. PT X memiliki laporan berupa areal statement report, dimana dalam laporan tersebut dapat diketahui setiap perubahan yang terjadi pada aset biologis, baik itu penambahan atas penanaman bibit baru, maupun pengurangan atas tanaman yang mati atau tanaman yang dianggap tidak layak untuk dipelihara lagi karena alasan tertentu harus diganti atau dihilangkan. Berikut adalah gambar utama areal statement report yang