Hasil dan Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN
“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
75 atau
EXPACCRjt = ACCRjt
– ABNACCRjt Persamaan ……. 1
Dimana: ABNACCR
= Abnormal akrual ACCR
= total akrual ACCR, EXPACCR = akrual yg diharapkan
j = menunjukkan entitas
pengamatan j t
= tahun t Total akrual dapat diukur dengan
menggunakan item-item pada neraca atau item-item pada laporan arus
kas. Persamaan diatas dengan menggunakan
data neraca. Hal ini memiliki kelemahan seperti yang dsiampaikan oleh peneliti
sebelumnya yaitu Hribar dan Collins. Hribar dan Collins menemukan bahwa
frekuensi dan besarnya kesalahan yang disebabkan penggunaan data neraca
berbasis akrual untuk menghitung nilai akrual,
sehingga menyarankan
penggunaan akrual
diambil atau
menggunakan data pada laporan keuangan lain yaitu laporan arus kas Hribar
Collins, 2002.
Karena itu, kita mengukur total akrual dari pernyataan arus kas sebagai
berikut: ACCRjt
= - DYjt + COFOjt atau
ACCRjt = COFOjt
– Dyjt Persamaan ……. β
Dimana; DYjt
= Surplus Defisit untuk pemerintah daerah j pada tahun t
COFOjt = arus kas keluar bersih
dari aktivitas operasi pemerintah daerah j pada tahun t.
Akrual yang
diharapkan EXPACCR adalah perkiraaan akrual
yang menggunakan varian cross-sectional dari model Jones dan model Jones yang
dimodifikasi Dechow Sweeney, 1995. Model ini telah banyak digunakan dan
diuji untuk sektor swasta DeFond, 1994. Dari sektor swasta, mereka juga telah
digunakan oleh Leone dan Van Horn untuk mendeteksi manajemen angka
akuntansi di rumah sakit nirlaba US Leone Van Horn, 2005 dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
− �
=
−
+ 1
�� −
+ 2
��� −
+ Bjt atau
Bjt =
− �
- [
−
+ 1
�� −
+ 2
��� −
] Persamaan ……. γ
Dimana:
Bjt =
Level Diskresi akrual
pada instansi j tahun t ACCRjt
= Total akrual untuk pemerintah daerah j pada tahun t
REVjt = Perubahan pendapatan
dari jasa pemerintah daerah j pada tahun t,
PPEjt = Gross aktiva tetap
berwujud untuk pemerintah daerah j pada tahun t, dan
TAjt-1 =
Total aset
untuk pemerintah daerah j pada tahun t
REVjt digunakan sebagai kontrol untuk tingkat normal modal kerja akrual terkait
dengan pendapatan dari layanan, dan PPE adalah variabel kontrol untuk tingkat
normal amortisasi dan beban penyusutan akrual. Hal ini sejalan atau konsisten
dengan literatur sebelumnya, dan untuk mengurangi masalah estimasi, semua
variabel diskalakan oleh lag aset.
Kami juga memperkirakan akrual yang diharapkan dengan menggunakan
model Jones yang dimodifikasi Dechow Sweeney, 1995. Model ini merupakan
model kontrol untuk manajemen laba karena peningkatan
abnormal pada pendapatan, dengan asumsi bahwa semua
perubahan layanan pemerintah daerah
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
76 yang bersifat kredit atau terutang
sehingga menimbulkan piutang bagi pemerintah
daerah adalah
karena manajemen laba angka ankuntansi ini.
Persamaan yang digunakan sebagai bentuk modifikasi persamaan jones adalah
sebagai berikut:
− �
=
−
+ 1
�� −
-
−
+ 2
��� −
+ Bjt atau
Bjt =
− �
- [
−
+ 1
�� −
-
−
+ 2
��� −
]
Persamaan …….
4
Dimana: ARjt = Perubahan piutang debitur
untuk pemerintah daerah j pada tahun t.
Diharapkan akrual masing-masing entitas lokal diperoleh dari model estimasi
persamaan [3] dan [4]. Akhirnya, akrual abnormal ABACCRjt dihitung seperti
pada [1].
1. Akrual yang abnormal positif menyiratkan
manajemen pemerintah daerah penggunaan
strategi diksresi akrual yang menyebabkan
pendapatan meningkat, sedangkan
2. Akrual tidak
normal negatif
menyiratkan manajemen
pemerintah daerah menggunakan strategi diskresi akrual yang
menyebabkan pendapatan
menurun. Untuk menguji manajemen laba, terlepas
apakah entitas lokal mengikuti strategi pendapatan meningkat atau pendapatan
menurun, kita menggunakan akrual abnormal mutlak Warfield Wild,
1995.
Dengan menggunakan rumusan atau persamaan dari Jones dan modified
jones yang kami kemukakan diatas, maka dapat kami sampaikan hasil penelitian
kami sebagai berikut: Pengaruh akrual terhadap pendapatan
diuji
dengan melakukan
regresi persamaan 2 dua. Persamaan 2 dua
terdiri dari variabel ACCR dan variabel COFO dan DY. Hipotesis nol menyatakan
bahwa manajemen pemerintah daerah melakukan
diskresi namun
tidak berpengaruh pada pendapatan.
Tabel 4.1. Anova
Model Sum of Squares
Mean Square F
Sig. 1
Regression 31016851520442400000000,0
15508425760221200000000,00 70,31
,000
b
Residual 3308547963500812000000,00
220569864233387460000,000 Total
34325399483943210000000,0 Sumber: Hasil olah data - 2016
Dari tabel diatas terlihat nilai F hit sebesar 70,311 dengan nilai signifikan
0,000. Dengan membandingkannya dengan nilai F tabel maka akan dapat
diketahui apakah model yang digunakan dapat memprediksi pengaruh variabel
dependen terhadap variabel independen. Setelah dilakukan perhitungan dan
pembacaan F tabel dengan ketentuan K;N-k atau 3;18-3 bernilai sebesar 3,29
sedangkan nilai f hitung sebesar 256,013. Sehingga F hitung F tabel . Kesimpulan
model mampu memperediksi hubungan antara independen dengan dependen.
Maka
variabel independen
secara simultan memiliki pengaruh terhadap
dependen. Selain itu nilai probabilitas F hitung dari persamaan Jones juga dapat
terlihat dari nilai signifikansinya dari tabel diatas. Nilai Sig sebesar 0,000 lebih
“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
77 kecil dari nilai signifikansi 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi linier yang diestimasi layak digunakan
untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengujian berikutnya
dalah pengujian
terhadap model
yang digunakan apakah sudah layak atau
belum. Hasil pengujian kami seperti tampak pad atabel dibawah ini antara lain
nilai adjusted R squarenya sebesar 0,891 yang artinya variabel independen mampu
mennjelaskan 89,1 variabel dependen. Artinya variabel DY dan COFO mampu
menjelaskan sebesar 89,1 dan sisanya 10,9 100-89,1 dijelaskan oleh
faktor lainnya.
Tabel 4.2. Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,951
a
,904 ,891
14851594669,711 Sumber: Hasil Olah Data-2016
Koefisien yang terdapat pada persamaan regresi hasil perhitungan
adalah 0,95 untuk COFO dan 0,136 untuk DY. COFO memiliki koefisien slop yang
positif sementara DY memiliki koefisien negatif. Artinya jika posistif maka
arahnya searah dengan akrual. Semantara negatif berarti berlawan arah. Searah
beratir jika tingkat akrual naik maka COFO juga akan naik sebesar koefisien
COFO dan turun beratir jika Total Akrual ataupun tingkatan akrual naik maka DY
akan turun.
Tabel 4.3. Coefficient
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 12557162507,339
5560284989,199 2,258
,039 COFO
,095 ,009
,891 10,871
,000 DY
-,136 ,020
-,563 -6,873
,000 Sumber: Hasil Olah Data-2016
Dengan hasil yang tampak pada tabel diatas maka Ho dapat dinyatakan
tidak terbukti dan H1 terbutki. Dikresi akrual yang diwakili dengan adanya
ACCRjt . Arus kas keluar bersih dari kegiatan operasional diwakili dengan
COFO, sementara surplus atau defisit pendapatan diwakili oleh DY. Tabel
diatas menyatakan dengan adanya akrual ACCRjt berhubungan terbalik dengan
DY. Artinya jika terdapat diskresi akrual maka arahnya menurunkan surplus atau
defisit tahun berjalan. Selain itu kami juga menguji
tingkat akrual terhadap beberapa variabel lainnya terkait dengan akun-akun akrual
lain dengan menggunakan model jones dan modified jones:
Pengujian atas model yang kami gunakan
dengan menggunakan
persamaan regresi baik model Jones dapat kami tampailkan pada tabel
berikut:
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
78
Tabel 4.4.Anova - Model Jones
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1. Model
Jones Regression
2,652 2
1,326 378,488
,000
c
Residual ,053
15 ,004
Total 2,705
17 a. Dependent Variable: Bjt
b. Predictors: Constant, PPETajt-1 c. Predictors: Constant, PPETajt-1, DREVjtTAjt-1
Sumber: Hasil Olah Data-2016
Dari tabel diatas terlihat nilai F hitung sebesar 378,488 dengan nilai
signifikan 0,000.
Dengan membandingkan nilai F tabel maka akan
dapat diketahui apakah model yang digunakan dapat memprediksi pengaruh
variabel dependen terhadap variabel independen.
Setelah dilakukan
perhitungan dan pembacaan F tabel dengan ketentuan K;N-k atau 3;18-3
bernilai sebesar 3,29 sedangkan nilai f hitung sebesar 256,013. Sehingga F
hitung F tabel . Kesimpulan model mampu memperediksi hubungan antara
independen dengan dependen. Maka variabel independen secara simultan
memiliki pengaruh terhadap dependen. Selain itu nilai probabilitas F hitung dari
persamaan Jones juga dapat terlihat dari nilai signifikansinya dari tabel diatas.
Nilai Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi linier yang diestimasi layak digunakan untuk
menjelaskan
pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian atas model yang kami
gunakan dengan
menggunakan persamaan regresi dengan menggunakan
model Modified Jones dapat kami tampailkan pada tabel berikut:
Tabel 4.5. Anova – Modified Jones
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1. Model
Modified Jones
Regression 2,661
5 ,532
183,822 ,000
b
Residual ,035
12 ,003
Total 2,696
17 Sumber: Hasil Olah Data-2016
Dari tabel diatas terlihat nilai F hitung sebesar 256,013 dengan nilai
signifikan 0,000.
Dengan membandingkan nilai F tabel maka akan
dapat diketahui apakah model yang digunakan dapat memprediksi pengaruh
variabel dependen terhadap variabel independen.
Setelah dilakukan
perhitungan dan pembacaan F tabel dengan ketentuan K;N-k atau 5;18-5
bernilai sebesar 3,03 sedangkan nilai f hitung sebesar 183,822. Sehingga F
hitung F tabel . Kesimpulan model mampu memperediksi hubungan antara
independen dengan dependen. Maka variabel independen secara simultan
memiliki pengaruh terhadap dependen. Selain itu nilai probabilitas F hitung dari
persamaan Modified Jones juga dapat terlihat dari nilai signifikansinya dari
tabel diatas. Nilai Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi linier yang diestimasi layak digunakan
untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
79 Tahap berikutnya kami melakukan
pengujian pengaruh variabel bebas independen terhadap variabel terikat
dependen. Kami menguji pengaruh terebut dengan menggunakan Koefisien
determinasi.
Koefisien determinasi
menjelaskan variasi pengaruh variabel- variabel
bebas terhadap
variabel terikatnya. Atau dapat pula dikatakan
sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai RSquare atau Adjusted R-
Square. R-Square digunakan pada saat variabel bebas hanya 1 saja biasa disebut
dengan Regresi Linier Sederhana, sedangkan Adjusted R-Square digunakan
pada saat variabel bebas lebih dari satu. Dalam menghitung
nilai koefisien
determinasi penulis
lebih senang
menggunakan R-Square
daripada Adjusted R-Square, walaupun variabel
bebas lebih dari satu. Pada tabeil berikut tampak nilai Adjusted R Squarenya
sebesar 0,978 model Jones dan 0,978 model Modified Jones. Ternyata
keduanya menghasilkan nilai Adjusted R square yang sama. Angka 0,978 berarti
menunjukkan bahwa proporsi pengaruh variabel independen sebesar 97,8 .
Artinya asset dan pendapatan serta piutang memiliki proporsi pengaruh
terhadap level akrual sebesar 97,8 sedangkan
sisanya 100-97,8
dipengaruhi oleh variabel lainnya.Karena kedua model menujukkan nilai yang
sama berarti kedua model menunjukkan nilai proporsi pengaruh yang konsisten.
Tabel 4.6. Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1. Model Jones
,991
a
,982 ,978
,0588 2. Model Midified Jones
,990
b
,981 ,978
,0592 Sumber: Hasil Olah Data-2016
Pada tahap akhir ini kami sampaikan ienterpretasi model baik
model Jone maupun Modified Jone. Pada model Jones tabel berikut nilai
konstanta 0,21. Nilai PPE sebesar 0,908 bertanda negatif - dan Rev sebesar
1,053 bernilai negatif-. Kedua variabel bernilai negatif beratri tidak searah
dengan level akrual. Hal ini berarti bilai level akrual meningkat maka kedua
variabel cenderung turun, dan sebaliknya bila level akrual turun maka kedua
variabel cenderung naik dengan besaran sesuai
nilai masing-masing
slope variabel.
Tabel 4.7. Tabel Coeficient-Model Jones
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant ,021
,120 ,177
,862 PPETajt-1
-1,141 ,098
-,945 -11,601
,000 2
Constant -,082
,054 -1,513
,151 PPETajt-1
-,908 ,052
-,753 -17,494
,000 DREVjtTAjt-1
-1,053 ,129
-,352 -8,187
,000
Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi,
Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”
80
Sumber: Hasil Olah Data-2016
Pada model modified Jones tabel berikut nilai konstanta 0,36. Nilai PPE
sebesar 0,958 bertanda negatif - dan Rev sebesar 0,876 bernilai negatif-.
Kedua variabel bernilai negatif berarti tidak searah dengan level akrual. Hal ini
berarti bilai level akrual meningkat maka kedua variabel cenderung turun, dan
sebaliknya bila level akrual turun maka kedua variabel cenderung naik dengan
besaran sesuai nilai masing-masing slope variabel. Namun demikian variabel
AR dan ACCR bernilai 0,152 dan 0,388 bernilai positif + hal ini beratir searah
dengan level akrual. Searah berarti jika level akrual naik maka AR dan ACCR
juga akan naik dan sebaliknya jika level akrual turun maka AR dan ACCR juga
akan turun.
Tabel 4.8. Tabel Coeficient-Model Modified Jones
Model Modified jones Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-,036 ,054
-,668 ,517
ACCRjtTajt-1 ,388
,321 ,046
1,211 ,249
DREVjtTAjt-1 -,125
,414 -,042
-,303 ,767
DARTajt-1 ,152
,487 ,018
,311 ,761
DREVjtTajt-1 - DARTajt-1
-,876 ,403
-,309 -2,173
,051 PPETajt-1
-,958 ,054
-,795 -17,655
,000 Sumber: Hasil Olah Data-2016