Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN 1 Metode

“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 133 measure masing-masing reksa dana saham dengan persamaan: � � � = ̅̅̅̅ − ̅̅̅̅ � 8. Menentukan ukuran dana kelolaan yang ditunjukan oleh total nilai aktiva reksa dana saham. Agar perbedaan antara nilai maksimum dan minimum masing-masing variabel tidak terlalu besar maka menggunakan logaritma untuk meminimalisasi. 9. Menentukan umur reksa dana yang ditunjukan pada tanggal saat reksa dana ditawarkan. Seperti halnya ukuran dana kelolaan, maka umur reksa dana juga dilakukan logaritma 10. Menghitung biaya operasi reksa dana. Perhitungan biaya operasi reksa dana masing-masing reksa dana saham menggunakan persamaan; � � � = � − � 11. Melihat pengaruh ukuran dana kelolaan, umur reksa dana dan biaya operasi reksa dana secara bersama- sama simultan dan terpisah parsial terhadap kinerja reksa dana saham. Perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 20.0

3.6 Rancangan

Pengujian Hipotesis Statistik Pengujian hipotesis menggunakan pengujian pengaruh ukuran dana kelolaan, umur reksa dana dan biaya operasi reksa dana terhadap kinerja reksa dana saham. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen berdasarkan variabel independen serta taksiran perubahan variabel dependen untuk setiap satuan perubahan variabel independen . Persamaan analisis regresi linier berganda secara umum untuk empat variabel independen adalah sebagai berikut: Y SI = α + β 1 Size + β 2 Age + β 3 Expenses ε Dimana: Y SI = Sharpe Index α = konstanta 1, 2, 3 = koefisien regresi dari masing – masing variabel Size = log variabel ukuran dana kelolaan Age = log variabel umur reksa dana Expenses = log variabel biaya operasi reksa dana ε = error term Setelah mendapatkan persamaan regresi dari tahap analisis regresi berganda, maka harus dilakukan pengujian asumsi klasik regresi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa nilai dari model regresi sah. Pengujian asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. 3.7 Uji Asumsi Klasik Regresi 3.7.1 Uji Normalitas Sebelum dilakukan uji statistik, maka perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dalam program SPSS ver 20.0. Hal ini untuk membuktikan bahwa data yang dipergunakan berdistribusi normal. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya. Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan probabilitas asymptotic significance yaitu:  Jika probabilitas 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal  Jika probabilitas 0,05 maka distribusi dari populasi adalah tidak normal

3.7.2 Uji Autokorelasi

Salah satu asumsi model regresi adalah tidak terdapatnya autokorelasi. PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 134 Uji asumsi autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk memeriksa adanya autokorelasi, biasanya dilakukan uji statistik Durbin- Watson DW. Langkah-langkah hipotesis sebagai berikut: H : � = tidak terjadi autokorelasi H a : �� ≠ terjadi autokorelasi Nilai DW menggunakan rumus: =� ∑ � −�� − ∑ � Secara umum, kriteria yang digunakan adalah: 1. Jika angka DW mendekati nol, maka dapat diartikan terdapat autokorelasi positif 2. Jika angka DW mendekati nilai empat, maka dapat diartikan terdapat autokorelasi negatif 3. Jika angka DW mendekati nilai dua, maka tidak terdapat autokorelasi

3.7.3 Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas merupakan indikasi bahwa varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran dari model regresi yang diperoleh tidak lagi efisien. Untuk menguji apakah dari residual homogeny digunakan uji white White Heteroskedasticity Test . Uji white dengan menghitung regresi variabel bebas dengan kuadrat dari residual error. Statistik uji yang digunakan adalah n x R 2 yang mengikuti distribusi Chi – Kuadrat. Jika signifikan berarti menunjukan adanya heterokedastisitas. Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: H : tidak terdapat heterokedastisitas H a : terdapat heterokedastisitas Secara umum kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Bila n x R 2 hitung chi tabel , maka H diterima berarti tidak terdapat heterokedastisitas 2. Bila n x R 2 hitung chi tabel , maka H ditolak berarti terdapat heterokedastisitas

3.7.4 Uji Multikolinearitas

Uji asumsi multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi antar variabel independen maka terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen . Kalaupun terdapat korelasi antar variabel independen maka tingkat korelasi tersebut haruslah rendah agar tidak terjadi masalah akibat multikolinieritas. Cara mendeteksi adanya multikolinear adalah variance inflation factor VIF � =� −� Dimana: VIF = Variance inflation factor R 2 = Koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresi salah satu variabel bebas X terhadap variabel lainnya Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: H : tidak terdapat multikolinear H a : terdapat multikolinear Secara umum kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai VIF 10, maka H diterima berarti tidak terdapat multikolinear 2. Bila nilai VIF 10, maka H ditolak berarti terdapat multikolinear

3.8 Penentuan Uji Hipotesis

Hipotesis akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel