Koefisien Input tahun 2013 METODE PENELITIAN

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi B erkelanjutan” 264 tahun 2013. Oleh karenanya perlu dilakukan updating data menggunakan RAS. Istilah RAS sering artikan sebagai parsial survei, dengan menggunakan koefisien matriks tahun lalu guna mengestimasi tahun x. Menurut Nazara dalam melakukan perhitungan RAS membutuhkan jumlah X1, V1 dan U1 Nazara, Suhail, 1997;103. Sejalan dengan apa yang diungkakan Nazara, Miller dan Blair 2009 mengungkapan langkah-langkah dalam melakukan prosedur RAS E. Miller, R, dkk, 2009;313 : a A1 = b A0 = c X1 = U1 = V1 = Asumsi apabila suatu perekonomian dianggap stabil tidak ada perubahan yang signifikan maka dapat dibentuk persamaan sebagai A0= A1 . Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan tabel matriks teknologi di periode 1 Z1 yakni d A0[X1] Hasil updating data dianggap selesai apabila tidak ada perubahan antara matriks teknologi tahun awal dengan tahun yang diestimasi. Hasil dai penjumlahan kolom U1 sama dengan X1. Apabila pada tahun ke-1 terjadi perbedaan A0 ≠A1, dapat diartikan bahwa = jumlah X1 tidak sama dengan V1. Meskipun tidak terjadi nilai yang sama masih dapat dihitung A0[X1]. Apabila U1 memiliki arti bahwa nilai matriks lebih besar dari seharusnya dan sebaliknya. Dengan demikian perlu dilakukan suatu penyesuaian =[U1] − . Apabila setelah didapat , selanjutnya apabila kita kalikan dengan kondisi secara matematis : U1=[ A0X1]i. Untuk memperoleh hasil estimasi sementara matriks teknologi dapat dirumuskan matematik = . Estimasi total penjualan input antar sektor tahun ke-1 V1 maka =i[A1.X1]. Apabila kondisi ≠ V1 maka perlu dilakukan penyesuaian kembali, batas nilai perbedaan peneliti asumsikan 0,005Nazara, Suhail, 1997; 111. Ketika terjadi perbedaan maka di perlukan penyesuaian kembali. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Kontribusi PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Secara umum dari data yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa dari 9 sektor ekonomi di Jawa barat, Sektor industri memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian di Jawa Barat. Pertumbuhan dari sektor Industri mengalami perlambatan dibandingkan dengan sektor lainnya namun tetap sumbangan terbesar berasal dari sektor Industri. Dari data diatas tampak sumbangan sektor PDRB di Jawa Barat pada tahun 2013 sebesar 11. Dengan perolehan nilai tertinggi di sektor Industri 34.56 dan sektor terendah di sektor penggalian dan pertambangan 1.74. Dilihat persentase sumbangan PDRB lebih besar, dapat ditaksirkan bahwa sektor perekonomian Jawa Barat bertumpu di sektor Industri. Peranan sektor Keangan Persewaan dan Jasa Perusahaan belum mampu memberikan sumbangan yang besar. Dimuat dalam BPS kontribusi tertinggi dalam menyumbang terhadap sektor Pertanian yakni Kabupaten Subang sebesar 42.86 dan Kabupaten Cianjur sebesar 41.96. sedangkan untuk daerah penyumbang sektor Industri tertinggi yakni Kabupaten Bekasi sebesar 40.82 dan Kabupaten Bandung sebesar 34.45. Konsentrasi Industri tidak terjadi di daerah Kota melainkan Kabupaten. Besar sumbangan PDRB sektor Industri membuat penyerapan tenaga kerja lebih besar “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 265 dibandingkan sektor Pertanian. Dari lapangan kerja utama, sektor Industri menyerap 3.935.610jiwa dan sektor Pertanian menyerap 3.804.324jiwa. Dengan besarnya sumbangan PDRB belum dapat dipastikan berkenaan dengan keterkaitan antara sektor satu dengan sektor lainya. Analisis Penulis terkait dengan sumbangan sektor Jasa Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dikarenakan sektor ini bukan merupakan sektor utama. Sehingga kedudukanya sebagai penunjang bagi sektor lainya. Lebih jelasnya tergambar di tabel 2, sebagai berikut : Tabel 3.1 Sumbangan PDRB Per-Sektor Lapangan Usaha Sumber : BAPPEDA, data diolah

3.2 Gambaran Umum Kontribusi

Nilai Tambah Bruto Beradasarkan Lapangan Usaha Nilai Tambah Bruto NTB dapat diartikan sebagai timbal balik jasa dari memproduksi suatu barang atau nilai surplus dari memproduksi suatu barang dan jasa. Sektor yang memiliki peranan besar dalam PDRB, belum dapat dipastikan NTB yang disumbangkan besar. Hal ini diakibatkan karena besarnya biaya dalam memproduksi barang atau Jasa di sektor tersebut. Lebih lanjut digambarkan nilai NTB dimana Sektor Industri Pengolahan memiliki nilai kontribusi 37.7. Diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Komunikasi 22.4 serta Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.7. Besarnya nilai NTB di sektor Industri menandakan sektor ini telah berjalan secara efisien dan efektif dalam melakukan produksi. Rendahnya nilai NTB di suatu sektor menandakan dalam melakukan produksi memerlukan biaya yang tinggi sehingga net produksi yang menghasilkan margin yang rendah. Dalam hal ini Sektor Pertanian12.6 dan Keuangan, jasa perusahaan 2.7 memiliki nilai tambah yang rendah dibandingkan dengan sektor Industri 37.7. Sektor Industri didorong oleh teknologi yang tinggi sehingga mampu meminimalisir biaya produksi. Perubahan tidak hanya terjadi di daerah Jawa Barat melainkan hampir di daerah- daerah. Lebih jelasnya tergambar di tabel 3.2, sebagai berikut: N o Lapangan Usaha Sumbangan PDRB 2013 Rank 1 Pertanian 11.9 3 2 Pertambangan dan Penggalian 1.74 9 3 Industri Pengolahan 34.56 1 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.73 8 5 BangunanKontruksi 4.40 6 6 Perdagangan Hotel dan Restoran 24.44 2 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8.20 5 8 Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 3.01 7 9 Jasa-jasa 8.98 4 PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi B erkelanjutan” 266 Tabel 3.2 Tabel Kontribusi Nilai Tambah Bruto Sumber : Data diolah tabel I-O Jawa Barat 3.2 Analisis Direct and Indirect Forward dan Backward Linked Tabel sebelumnya menunjukan sektor Industri memiliki sumbangan yang besar terhadap PDRB Jawa Barat. Kontribusi yang besar dari Industri, belum dapat dikatakan bahwa sektor tersebut sektor strategis untuk dikembangkan. Hal ini perlu dilihat lebih lanjut keterkaitan antara sektor Industri dengan sektor lainya. Astarai 2013 pembangunan masa depan yakni mampu mengintegrasikan beberapa sektor. Sependapat dengan hal tersebut guna menuju pembangunan berkesinambungan, perlu dilihat dari keterkaitan antar sektor. Berdasarkan tabel 4 tampak nilai tertinggi Direct and Indirect Forward yakni berada di sektor Industri Pengolahan dengan perolehan nilai sebesar 3.32 dan nilai terendah sektor Jasa-jasa dengan nilai 0.2. Nilai tertinggi IndirectDirect Backward yakni berada di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 1.46. Direct and Indirect Forward dimaknai ketika terjadi kenaikan Penggunaan Output 1 pada Sektor Industri maka dampak keterkaitan langsung dan tidak langsung kedepan pengembangan pada sektor hilir sebesar 3.32 satuan. Sektor Jasa hanya memiliki keterkiatan sebesar 0.2 satuan. Apabila bandingkan antara sektor Industri 3.3, Pertanian 0,.77 dan Keuangan, Jasa Perusahaan 0.98. Sektor Pertanian memiliki Direct and Indirect Forward yang rendah dibandingkan dengan sektor lainya. Hal tersebut terindikasi sektor lain menggunakan Output dari sektor Pertanian berasal dari luar wilayah Jawa Barat. Nilai Direct and Indirect Forward pada sektor Keuangan Persewaan, Jasa Perusahaan lebih besar dibandingkan dengan Pertanian, guna memperkuat pentingnya sektor ini dalam mendorong sektor lainya. Untuk lebih jelas dapat dilihat lebih lanjut dalam tabel 4. Berbeda dengan Direct and Indirect Backward linked sektor komunikasi sebesar 1.46 dapat dimaknai jika terjadi kenaikan permintaan akhir di sektor ini sebesar 1 maka akan berdampak keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang terhadap pertumbuhan secara keseluruhan sektor hulu sebesar 1.46 unit. Sektor Pertanian, Industri Pengolaham dan Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan memiliki nilai DirectIndirect Backward Linked No Lapangan Usaha Sumbangan NTB 2013 Juta Sumbangan NTB 2013 Rank 1 Pertanian 97.194.393 12.6 3 2 Pertambangan dan Penggalian 15.546.259 2 9 3 Industri Pengolahan 290.754.724 37.7 1 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 21.294.460 2.8 8 5 BangunanKontruksi 29.047.786 3.8 6 6 Perdagangan Hotel dan Restoran 172.713.197 22.4 2 7 Pengangkutan dan Komunikasi 54.635.685 7.1 5 8 Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 21.155.315 2.7 7 9 Jasa-jasa 68.318.686 8.9 4 Jumlah 770.660.505 100