Uji Multikolinieritas HASIL DAN PEMBAHASAN

“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 381 penerimaan Pajak Pertambahan Nilai sebesar 42,1, sedangkan sisanya yaitu sebesar 57,9 dijelaskan oleh variabel dependen lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Uji F menghasilkan nilai F hitung sebesar 5,182 dengan signifikansi sebesar 0,005 . Dari Nilai F tabel yang menggunakan derajat kepercayaan 95 atau α=0,05 sebesar 2,54, didapatkan bahwa Nilai F hitung F tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dimana hal ini menjelaskan bahwa model regresi sesuai atau dapat dipakai dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS uji-t pada variabel SPT Masa PPN, dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar 4,240 dengan signifikansi sebesar 0,000. Dari nilai t tabel sebesar 1,72 dan nilai signifikansi sebesar 0,05, didapatkan bahwa nilai t hitung t tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak atau dapat disimpulkan bahwa Jumlah SPT Masa PPN berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di KPP Pratama Serang. Surat Pemberitahuan Masa PPN merupakan salah satu wujud nyata dari self assessment system yaitu sarana bagi Pengusaha Kena Pajak untuk menghitung dan melaporkan sendiri kewajiban PPN- nya. Kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak. Semakin meningkatnya jumlah pelaporan SPT Masa PPN atas perhitungan jumlah PPN terutang oleh Pengusaha Kena Pajak mencerminkan peningkatan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Masithoh 2011 menyatakan jumlah SPT Masa PPN berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan PPN dan penelitian Ahmad Prayudi 2010 menunjukkan bahwa SPT Masa PPN berpengaruh secara signifikan terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS uji-t pada variabel Surat Himbauan, dapat dilihat bahwa nilai t hitung sebesar -0,703 dan nilai signifikansi sebesar sebesar 0,942. Dari nilai t tabel sebesar 1,72 dan nilai signifikansi sebesar 0,05, didapatkan bahwa nilai t hitung t tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Maka Ho diterima atau dapat disimpulkan bahwa Jumlah Surat Himbauan tidak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di KPP Pratama Serang. Salah satu hal yang menyebabkan ini terjadi adalah jumlah AR yang terbatas sehingga kegiatan pengawasan kurang begitu efektif dijalankan. Pengawasan dalam hal ini adalah kegiatan tindak-lanjut fiskus atas respon WP terhadap penerbitan Surat Himbauan. Banyak WP terindentifikasi belum memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar dan tidak memberi respon, tetapi terbatasnya fiskus menyebabkan adanya penyeleksian dan fokus dalam melakukan tindak lanjut. Fokus tindak-lanjut yang dilakukan adalah mendahulukan WP yang berpotensi memberikan penerimaan yang cukup besar Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, KPP Pratama Serang. Langkah awal pengawasan dengan penerbitan Surat Himbauan diharapkan dapat mendorong Wajib Pajak untuk memberi merespon atas dugaan belum terpenuhinya kewajiban perpajakannya, seperti melakukan pembetulan SPT dan juga saat hanya memberikan respon atas ketidaksetujuan wajib pajak. Ketika langkah awal pengawasan ini efektif dikerjakan kepada semua WP yang terindikasi kurang patuh maka diharapkan potensi penerimaan PPN dapat optimal. Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dwi 2014 menunjukkan bahwa himbauan tidak berpengaruh signifikan terhadap potensi penerimaan pajak sektor usaha real estat dalam era self assessment system dengan studi kasus pada KPP Perusahaan masuk Bursa.