SPT Masa PPN PENDAHULUAN

“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 375 berakibat denda sebesar Rp 500.000,00 UU KUP Pasal 7 ayat 1.

2.4 Surat Himbauan Pajak

Berdasarkan PER-170PJ2007 pasal 1 ayat 1, Surat Himbauan adalah surat yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan berdasarkan hasil penelitian internal untuk meminta klarifikasi kepada Wajib Pajak terhadap adanya dugaan belum dipenuhinya kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2.5 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB Menurut UU No.28 Tahun 2007 Pasal 116, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah pajak yang masih harus dibayar. SKPKB diterbitkan apabila : a. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar b. Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran c. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai Pajak Petambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusmya dikenai tarif 0 nol persen d. Kewajiban menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan tidak dipenuhi sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang e. Kepada Wajib Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak danatau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan.

2.6 Surat Tagihan Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Surat Tagihan Pajak STP adalah surat untuk melakukan tagihan pajak danatau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Direktur Jendral Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila : a. Pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar b. Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis danatau salah hitung c. Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda danatau bunga d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat 5 Undang- undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya f. Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak g. Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 6a Undang- undang Perpajakan Perambahan Nilai 1984 dan perubahannya. PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi B erkelanjutan” 376

2.7 Pengembangan Hipotesis

2.7.1 Hubungan SPT Masa PPN dan

Penerimaan PPN SPT Masa PPN adalah wujud nyata penerapan self assessment system yaitu sebagai sarana bagi Pengusaha Kena Pajak untuk menghitung dan melaporkan sendiri kewajiban PPN-nya. Kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak Bradley, 1994. Semakin meningkatnya jumlah pelaporan SPT Masa PPN atas perhitungan jumlah PPN terutang oleh Pengusaha Kena Pajak diharapkan akan meningkatkan potensi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan uraian di atas telah dilakukan oleh Nursanti dan Padmono 2013 yang menyatakan bahwa jumlah SPT Masa PPN tidak berpengaruh terhadap penerimaan PPN, Ika 2013 yang menyatakan jumlah SPT Masa PPN tidak berpengaruh terhadap penerimaan PPN di KPP Pratama Surabaya Gubeng, dan Handayani 2011 juga menyatakan bahwa tidak ada pengaruh SPT Masa PPN terhadap penerimaan PPN pada KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu. Namun, Masithoh 2011 mengungkapkan hal berbeda, yakni jumlah SPT Masa PPN berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan PPN. Penelitian Ahmad Prayudi 2010 menunjukkan bahwa SPT Masa PPN berpengaruh secara signifikan terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.Berdasarkan uraian dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : Jumlah SPT Masa PPN berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

2.7.2 Hubungan Surat Himbauan

dan Penerimaan PPN Himbauan merupakan salah satu cara yang digunakan oleh fiskus dalam melaksanakan pemberitahuan kepada Wajib Pajak terkait ketentuan pelaksanaan peraturan perpajakan yang belum dipenuhi dalam pelaporan SPT yang PKP berikan. Himbauan merupakan langkah awal upaya pengawasan fiskus kepada Wajib Pajak dalam penerapan self assessment system . Maka atas dasar hal tersebut, himbauan yang dilakukan merupakan langkah awal dalam mendorong kepatuhan sukarela Wajib Pajak. Dengan melakukan pengawasan pencegahan terhadap kewajiban PKP yang masih harus dipenuhi diharapkan dapat mengamakan potensi penerimaan PPN sehingga target penerimaan pajak dapat dicapai dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Marselinda 2013 bahwa penambahan jumlah PKP, himbauan, dan pemeriksaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPN pada KPP Pratama Purwokerto meskipun tidak sejalan dengan penelitian Dwi 2014 bahwa himbauan tidak berpengaruh signifikan terhadap potensi penerimaan pajak sektor usaha real estat dalam era self assessment system dengan studi kasus pada KPP Perusahaan masuk Bursa. Oleh sebab itu, dibuatlah sebuah hipotesis penelitian sebagai berikut: H 2 : Jumlah Surat Himbauan berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

2.7.3 Hubungan

SKPKB dan Penerimaan PPN Pemeriksaan merupakan hal penting yang perlu dilakukan oleh fiskus sebagai bentuk pengawasan tax enforcement terhadap Wajib Pajak dalam era self assessment system. Pada dasarnya pemeriksaan yang dilakukan merupakan bentuk law enforcement yaitu