Pengertian Reksa Dana Reksa Dana

“Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 127 pengelola portofolio investasi bagi para nasabahnya. 2.2.2 Klasifikasi Reksa Dana Eko Priyo Pratomo 2009: 68 menjelaskan dari sisi peraturan Bapepam LK, reksa dana Indonesia dibagi dalam 4 empat jenis kategori, yakni Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, dan Reksa Dana Campuran. Penggolongan jenis reksa dana ini berdasarkan kategori intrumen di mana reksa dana melakukan investasi. 1. Reksa Dana Pasar Uang RDPU Reksa Dana Pasar Uang didefinisikan sebagai reksa dana yang melakukan investasi 100 pada efek pasar uang. Efek pasar uang sendiri didefinisikan sebagai efek-efek utang yang berjangka kurang dari satu tahun. Secara umum, instrumen atau efek yang masuk dalam kategori ini meliputi: Deposito, SBI, Obligasi serta efek utang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap RDPT Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat utang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti deposito, SBI, obligasi, dan instrumen lainnya. 3. Reksa Dana Saham RDS Reksa Dana Saham RDS adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas saham. 4. Reksa Dana Campuran RDC Reksa Dana Campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek utang yang perbandingannya alokasi tidak termasuk dalam kategori Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Reksa Dana Saham.

2.2.3 Manfaat Investasi Reksa Dana

Produk investasi reksa dana sangat menarik karena memiliki banyak kelebihan dan sangat cocok untuk investor kecil dan investor yang tidak memiliki waktu dan pengetahuan investasi sekalipun dapat melakukan investasi pada produk reksa dana. Mangasa Simatupang 2010: 175 menjelaskan bahwa manfaat melakukan investasi pada reksa dana diantaranya: “pengelolaan yang professional, diversifikasi otomatis, transparansiketerbukaan, likuiditas tinggi, tersedia fasilitas perpajakan, tersedia banyak alternatif pilihan jenis investasi reksa dana, mendorong meningkatkan supply dan demand di pasar modal”.

2.2.4 Risiko Investasi Reksa Dana

Setiap investasi yang dilakukan oleh investor disamping tingkat keuntungan yang akan diperoleh juga akan terdapat kemungkinan risiko yang dihadapi. Demikian juga terhadap produk-produk investasi keuangan seperti reksa dana, disamping keuntungan yang akan diraih juga senantiasa dihadapkan kepada berbagai risiko yang dihadapi para pemodal di dalam melakukan investasinya sehingga perlu diwaspadai oleh setiap investor reksa dana. Mangasa Simatupang 2010: 180 mengemukakan bentuk-bentuk risiko dalam investasi reksa dana dapat diuraikan dibawah ini yaitu antara lain: “risiko wanprestasi, risiko likuiditas, risiko perubahan politik dan ekonomi, risiko pasar dan globalisasi, risiko terkait peraturan, dan risiko aktivitas lembaga- lembaga terkait reksa dana”. 2.2.5 Kinerja Reksa Dana Salah satu survey yang dilakukan oleh Investment Company Institute di Amerika Serikat menyebutkan bahwa salah satu pertimbangan utama PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 128 masyarakat Amerika Serikat dalam memilih reksa dana adalah kinerja historis reksa dana. Lebih dari 70 responden memilih reksa dana berdasarkan kinerja yang telah dihasilkan. Berdasarkan hal di atas, standarisasi pengukuran kinerja menjadi suatu keharusan sehingga kinerja reksa dana dapat dibandingkan antara satu dan yang lainnya. Dari literatur yang penulis peroleh berdasrkan James L 1997:511 menyatakan, “Portfolio performance analysis is to asses how well the invesment plan is meeting its goal as well as the degree to which invesment managers are adding value in carrying out the invesment plan”. Penyataan ini dapat diartikan analisis kinerja portofolio adalah untuk menilai bagaimana target investasi mencapai tujuannya sesuai dengan nilai tambah yang diberikan oleh Manajer Investasi. Berdasarkan uraian ini kinerja reksadana yang merupakan portofolio adalah target-target investasi yang akan dicapai oleh Manajer Investasi dalam rangka memberikan nilai tambah terhadap investasi yang dikelolanya. Dalam menganalisis kinerja reksadana analisis paling umum digunakan adalah analisis Sharpe, Treynor dan Jensen. Berikut cara perhitungan Sharpe, Treynor, dan Jensen berdasarkan M. Syamsul : 2006 adalah sebagai berikut: 1. Ukuran Kinerja Sharpe Berikut adalah rumus untuk menghitung kinerja reksadana berdasarkan Sharpe: = ̅̅̅̅ − ̅̅̅̅ � Keterangan : RV = reward to variability ratio model Sharpe Rp = return portofolio Rf = risk free rate, return bebas risiko tingkat bunga bebas risiko 2. Ukuran Kinerja Treynor Indeks kinerja Treynor dihitung dengan formula berikut : = ̅̅̅̅ − ̅̅̅̅ � Keterangan: Tp = indeks kinerja Treynor. ̅̅̅̅ = average return portofolio. � ̅̅̅̅̅ = risk free rate, tingkat bunga bebas risiko. p = beta portofolio sebgai tolak ukur resiko. 3. Ukuran Kinerja Jensen ̅̅̅̅ = ̅̅̅̅ + � ̅̅̅̅̅ − ̅̅̅̅ Keterangan : E ̅̅̅̅ = Expected return portofolio ̅̅̅̅ = Risk free, interest rate p = Beta portofolio E ̅̅̅̅̅ = Expected market return Expected return E̅̅̅̅̅ , merupakan return minimum yang diharapkan oleh investor tehadp suatu portofolio, rumus yang digunakan bisa untuk mengukur suatu saham saja atau portofolio. Istilah minimum rate of return digunakan dalam perhitungan Jensen untuk membedakan expected return yang diartikan sama dengan average return dalam model Treynor dan model Sharpe. Perhitungan Jensen, Alpha α = average return - expected return

2.3 Ukuran Dana Kelolaan

Besarnya ukuran dana yang dikelola oleh manajer investasi mencerminkan kepercayaan dari investor terhadap suatu reksa dana. Manajer investasi yang mengelola reksa dana dengan dana yang lebih besar akan memiliki kinerja yang lebih baik. Hal ini antara lain disebabkan karena adanya economies of scales , efisiensi, bargaining power serta peluang return yang lebih besar bagi reksa dana tersebut. Nilai Aktiva Bersih yang besar juga memberikan keleluasan bagi manajer investasi di dalam berinvestasi ke dalam portofolio. Mangasa Simatupang, 2010: 158-159 menjelaskan bahwa ukuran dari