Uji Koefisien Determinasi PEMBAHASAN

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi B erkelanjutan” 362 RELATIVISME -.128 .032 -.283 -4.030 .000 PENGALAMAN -.103 .078 -.082 -1.314 .195 KOM_PROFESIONAL .151 .062 .184 2.451 .018 KOM_ORGANISASION AL .432 .077 .441 5.604 .000 Sumber: Data diolah SPSS v. 23 Pengujian tersebut dilakukan terhadap variabel idealisme, relativisme, pengalaman, komitmen profesional dan komitmen organisasional pada sensitivitas etika. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang ditunjukan pada tabel 4.15, maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Y = 4,492 + 0,158 X 1 - 0,128 X 2 - 0,103 X 3 + 0,151 X 4 + 0,432 X 5 + 2,061 Keterangan: Y = Sensitivitas Etika α = Konstanta 1 - 5 = Koefisien Regresi X 1 = Idealisme X 2 = Relativisme X 3 = Pengalaman X 4 = Komitmen Profesional X 5 = Komitmen Organisasional e = Error Term Koefisien persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar 4,492. Koefisien regresi variabel idealisme auditor X 1 sebesar 0,158 menunjukkan besarnya pengaruh idealisme terhadap sensitivitas etika searah positif. Koefisien regresi variabel relativisme auditor X 2 sebesar -0,128 menunjukkan besarnya pengaruh relativisme terhadap sensitivitas etika berbalik arah negatif. Koefisien regresi variabel pengalaman auditor X 3 sebesar -0,103 menunjukkan besarnya pengaruh pengalaman terhadap sensitivitas etika berbalik arah negatif. Koefisien regresi variabel komitmen profesional X 4 sebesar 0,151 menunjukkan besarnya pengaruh komitmen profesional terhadap sensitivitas etika searah positif dan koefisien regresi komitmen organisasional X 5 sebesar 0,432 menunjukkan besarnya pengaruh komitmen organisasional terhadap sensitivitas etika searah positif. 4.9 Uji T T Test Uji t bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh signifikansi dari masing-masing variabel bebas, dimana variabel bebasnya adalah idealisme, relativisme, pengalaman, komitmen profesional dan komitmen organisasional terhadap variabel terikat yaitu sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Tabel 4.16 Hasil Uji T Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.492 2.061 2.179 .034 IDEALISME .158 .031 .331 5.164 .000 RELATIVISME -.128 .032 -.283 -4.030 .000 PENGALAMAN -.103 .078 -.082 -1.314 .195 KOM_PROFESIONAL .151 .062 .184 2.451 .018 KOM_ORGANISASION AL .432 .077 .441 5.604 .000 Sumber: Data diolah SPSS v. 23 “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 363 Berdasarkan hasil uji t SPSS dalam tabel 4.16 atas pengujian masing-masing variabel bebas pada variabel terikat dijelaskan sebagai berikut: a. Pengaruh Idealisme Terhadap Sensitivitas Etika Auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Hipotesis pertama H 1 menyatakan bahwa idealisme berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Untuk menguji pengaruh idealisme terhadap sensitivitas etika dilakukan dengan melihat hasil uji statistik t. Tingkat probabilitas sig. t variabel idealisme = 0,000 αβ = 0,0β5, hal ini menunjukkan bahwa H 1 diterima. Kesimpulannya adalah idealisme berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Beberapa penelitian sebelumnya memperkuat hasil penelitian ini. Mahendra 2014 dan Kurniawan 2013 menemukan bahwa orientasi etika berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor. Januarti 2011 menunjukkan orientasi etika berpengaruh pada persepsi dan pertimbangan etis. Fallah 2006 secara spesifik menunjukkan idealisme berpengaruh positif terhadap sensitivitas etika. Shaub et al. 1993 juga menyatakan bahwa orientasi etis mempengaruhi sensitivitas etika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor yang idealis memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi, sehingga sikap idealis harus dipertahankan untuk dapat digunakan membuat keputusan yang tepat ketika menghadapi dilema etika. b. Pengaruh Relativisme Terhadap Sensitivitas Etika Auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Hipotesis kedua H 2 menyatakan bahwa relativisme berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Untuk menguji pengaruh relativisme terhadap sensitivitas etika dilakukan dengan melihat hasil uji statistik t. Tingkat probabilitas sig. t variabel relativisme = 0,000 αβ = 0,0β5, hal ini menunjukkan bahwa H 2 diterima. Kesimpulannya adalah relativisme berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Beberapa penelitian sebelumnya memperkuat hasil penelitian ini. Mahendra 2014, Kurniawan 2013 dan Nurfarida 2011 menunjukkan relativisme berpengaruh pada sensitivitas etika. Januarti 2011 dan Shaub et al. 1993 menunjukkan orientasi etika berpengaruh pada persepsi dan pertimbangan etis. Fallah 2006 secara spesifik menemukan bahwa relativisme berpengaruh negatif terhadap sensitivitas etika. Relativisme diartikan sebagai sikap penolakan terhadap nilai-nilai moral yang bersifat absolut. Kesimpulan yang dapat diambil adalah relativisme harus dihilangkan oleh auditor. c. Pengaruh Pengalaman Terhadap Sensitivitas Etika Auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Hipotesis ketiga H 3 menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Untuk menguji pengaruh pengalaman terhadap sensitivitas etika dilakukan dengan melihat hasil uji statistik t. Tingkat probabilitas sig. t variabel pengalaman = 0,195 αβ = 0,0β5, hal ini menunjukkan bahwa H 3 ditolak. Kesimpulannya adalah pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi B erkelanjutan” 364 terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Penelitian sebelumnya memperkuat hasil penelitian ini. Januarti 2011 menemukan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap persepsi dan pertimbangan etis auditor BPK. Januarti 2011 menyatakan bahwa auditor memperoleh pengalaman dari diskusi, pelatihan dan penggunaan standar. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman juga mempunyai peran dalam menghadapi dilema etika. Semakin teliti auditor, maka semakin meningkat sensitivitas etika yang dimiliki auditor untuk mengambil suatu keputusan dalam semua aktivitasnya. d. Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Hipotesis keempat H 4 menyatakan bahwa komitmen profesional berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Untuk menguji pengaruh komitmen profesional terhadap sensitivitas etika dilakukan dengan melihat hasil uji statistik t. Tingkat probabilitas sig. t variabel komitmen profesional = 0,018 αβ = 0,0β5, Hal ini menunjukkan bahwa H 4 diterima. Kesimpulannya adalah komitmen profesional berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Beberapa penelitian sebelumnya memperkuat hasil penelitian ini. Mahendra 2014 menyatakan komitmen profesional berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika. Profesionalisme membantu auditor menciptakan pelayanan audit yang lebih baik bagi klien atau masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen profesional sangat penting, karena peningkatan komitmen profesional auditor berakibat pada peningkatan sensitivitas etika auditor dalam mengambil suatu keputusan. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan Januarti 2011 yang menemukan bahwa komitmen profesional tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi dan pertimbangan etis auditor BPK. e. Pengaruh Komitmen Organisasional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Hipotesis kelima H 5 menyatakan bahwa komitmen organisasional berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Untuk menguji pengaruh komitmen organisasional pada sensitivitas etika dilakukan dengan melihat hasil uji statistik t. Tingkat probabilitas sig. t variabel komitmen organisasional = 0,000 αβ = 0,0β5, hal ini menunjukkan bahwa H 5 diterima. Kesimpulannya adalah komitmen organisasional berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Beberapa penelitian sebelumnya memperkuat hasil penelitian ini. Kurniawan 2013 menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap sensitivitas etika. Irawati dan Supriyadi 2012 secara spesifik menunjukkan bahwa komitmen organisasional berpengaruh secara signifikan terjadap sensitivitas etika pemeriksa BPK. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa organisasi profesi auditor memiliki peran dalam pembentukan sensitivitas etika.

4.10 Uji F F Test

Uji F bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 365 Tabel 4.17 Hasil Uji F Simultan ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 255.888 5 51.178 44.547 .000 b Residual 56.294 49 1.149 Total 312.182 54 a. Dependent Variable: Sensitivitas_Etika b. Predictors: Constant, Komitmen_Organisasional, Pengalaman, Idealisme, Relativisme, Komitmen_Profesional Sumber: Data diolah SPSS v. 23 Dari uji ANOVA pada tabel di atas menunjukkan pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila uji F menunjukkan hasil yang signifikan, maka seluruh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat dan model yang digunakan layak uji, sehingga pengujian hipotesis dapat dilanjutkan. Tingkat probabilitas sig. F yang diperoleh dari hasil pengujian dengan program SPSS adalah 0,000. Hasil pengujian tingkat probabilitas sig. F = 0,000 ≤ α = 0,05; H 6 diterima. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikasi F sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel idealisme, relativisme, pengalaman, komitmen profesional dan komitmen organisasional secara bersama-sama simultan memiliki pengaruh signifikan mampu memprediksi dan menjelaskan sensitivitas etika auditor KAP di Tangerang dan Tangerang Selatan.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Idealisme berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel idealisme bernilai positif dan signifikan. Hal ini bermakna bahwa auditor yang memiliki idealisme akan memiliki tingkat sensitivitas etika yang kuat. b. Relativisme berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relativisme bernilai negatif dan signifikan. Hal ini bermakna bahwa auditor yang memiliki relativisme akan memiliki tingkat sensitivitas etika yang lemah. c. Pengalaman berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengalaman bernilai negatif dan tidak signifikan. Hal ini bermakna bahwa pengalaman auditor tidak mempengaruhi sensitivitas etika yang dimiliki. d. Komitmen profesional berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komitmen profesional bernilai positif dan signifikan. Hal ini bermakna bahwa auditor yang memiliki komitmen profesional akan memiliki tingkat sensitivitas etika yang kuat. e. Komitmen organisasional berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor Kantor Akuntan Publik di Tangerang dan Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa