Gambaran Umum Kontribusi METODE PENELITIAN

PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi B erkelanjutan” 266 Tabel 3.2 Tabel Kontribusi Nilai Tambah Bruto Sumber : Data diolah tabel I-O Jawa Barat 3.2 Analisis Direct and Indirect Forward dan Backward Linked Tabel sebelumnya menunjukan sektor Industri memiliki sumbangan yang besar terhadap PDRB Jawa Barat. Kontribusi yang besar dari Industri, belum dapat dikatakan bahwa sektor tersebut sektor strategis untuk dikembangkan. Hal ini perlu dilihat lebih lanjut keterkaitan antara sektor Industri dengan sektor lainya. Astarai 2013 pembangunan masa depan yakni mampu mengintegrasikan beberapa sektor. Sependapat dengan hal tersebut guna menuju pembangunan berkesinambungan, perlu dilihat dari keterkaitan antar sektor. Berdasarkan tabel 4 tampak nilai tertinggi Direct and Indirect Forward yakni berada di sektor Industri Pengolahan dengan perolehan nilai sebesar 3.32 dan nilai terendah sektor Jasa-jasa dengan nilai 0.2. Nilai tertinggi IndirectDirect Backward yakni berada di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 1.46. Direct and Indirect Forward dimaknai ketika terjadi kenaikan Penggunaan Output 1 pada Sektor Industri maka dampak keterkaitan langsung dan tidak langsung kedepan pengembangan pada sektor hilir sebesar 3.32 satuan. Sektor Jasa hanya memiliki keterkiatan sebesar 0.2 satuan. Apabila bandingkan antara sektor Industri 3.3, Pertanian 0,.77 dan Keuangan, Jasa Perusahaan 0.98. Sektor Pertanian memiliki Direct and Indirect Forward yang rendah dibandingkan dengan sektor lainya. Hal tersebut terindikasi sektor lain menggunakan Output dari sektor Pertanian berasal dari luar wilayah Jawa Barat. Nilai Direct and Indirect Forward pada sektor Keuangan Persewaan, Jasa Perusahaan lebih besar dibandingkan dengan Pertanian, guna memperkuat pentingnya sektor ini dalam mendorong sektor lainya. Untuk lebih jelas dapat dilihat lebih lanjut dalam tabel 4. Berbeda dengan Direct and Indirect Backward linked sektor komunikasi sebesar 1.46 dapat dimaknai jika terjadi kenaikan permintaan akhir di sektor ini sebesar 1 maka akan berdampak keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang terhadap pertumbuhan secara keseluruhan sektor hulu sebesar 1.46 unit. Sektor Pertanian, Industri Pengolaham dan Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan memiliki nilai DirectIndirect Backward Linked No Lapangan Usaha Sumbangan NTB 2013 Juta Sumbangan NTB 2013 Rank 1 Pertanian 97.194.393 12.6 3 2 Pertambangan dan Penggalian 15.546.259 2 9 3 Industri Pengolahan 290.754.724 37.7 1 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 21.294.460 2.8 8 5 BangunanKontruksi 29.047.786 3.8 6 6 Perdagangan Hotel dan Restoran 172.713.197 22.4 2 7 Pengangkutan dan Komunikasi 54.635.685 7.1 5 8 Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 21.155.315 2.7 7 9 Jasa-jasa 68.318.686 8.9 4 Jumlah 770.660.505 100 “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” 267 yang sama artinya ketika kenaikan permintaan akhir sebesar 1 maka akan berdampak keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang pertumbuhan sektor hulu sebesar 0.94. Dilihat dari keterkaitan ke belakang secara langsung dan tidak langsung meskipun sektor Industri menduduki kontribusi PDRB yang besar namun tidak mampu menarik sektor hulu, artinya ada kemungkinan bahwa sektor Industri di daerah Jawa Barat menggunakan bahan baku berasal dari Luar Jawa Barat. Tabel 3.3 Analisis DirectIndirect Forward dan Backward Linked No Sektor Lapangan Usaha Forward Linked Backward Linked 1 Pertanian 0.774256244 0.940439225 2 Pertambangan dan Penggalian 1.396119223 0.940438871 3 Industri Pengolahan 3.327133833 0.940438871 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.364909728 0.940438871 5 BangunanKontruksi 0.310909475 0.940438871 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.929805493 0.940438871 7 Pengangkutan dan Komunikasi 0.659236966 1.464036412 8 Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.979875655 0.940438871 9 Jasa-Jasa 0.245301119 0.940438871 Sumber : Hasil Analisis

3.3 Analisis

Direct Forward dan Backward Linked Dilihat dari keterkaitan langsung kedepan sektor pengangangkutan dan komunikasi memiliki nilai yang tinggi sebesar 1.476 dan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih memiliki nilai terendah sebesar 0.899. Dapat dimaknai keterk aitan langsung kedepan, jika terjadi kenaikan permintaan akhir di sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 1 maka akan berdampak keterkaitan langsung terhadap pertumbuhan secara keseluruhan sektor hulu sebesar 1.46 unit. Sama halnya dengan sektor Listrik, Gas dan Air hanya berdampak terhadap sektor hulu sebesar 0.899. Keterkaitan langsung kebelakang nilai tertinggi berada pada sektor Industri dengan nilai 3.21 dan terendah pada sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0.91. Dapat dimaknai jika terjadi kenaikan permintaan akhir di sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 1 maka akan berdampak keterkaitan langsung kedepan terhadap pertumbuhan secara keseluruhan sektor hilir sebesar 1.46 unit. Sama halnya dengan sektor Listrik, Gas dan Air hanya berdampak terhadap sektor hilir sebesar 0.89 unit. Berbeda dengan keterkaitan langsung kebelakang, jika terdapat kenaikan permintaan akhir pada sektor Industri sebesar 1 maka berdampak secara keseluruhan terhadap pertumbuhan sektor hulu sebesar 0.91 unit. Dapat dilihat dari tabel 5 antara sektor Pertanian, Industri serta Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan, secara Direct Forward linked nilai yang terendah yakni pada sektor Pertanian sebesar 0.899, sedangkan sektor Industri lebih unggul dibansingkan dengan sektor Pertanian sebesar 0.904. Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan memiliki nilai yang tinggi sebesar 1.016, artinya sektor ini memberikan dampak yang lebih kuat terhadap sektor hilir. Nilai Backward Linked tertinggi pada sektor Industri sebesar 3.24, diikuti oleh sektor pertanian PROSIDING Seminar Nasional dan Call for Papers “Tantangan Pengembangan Ilmu Akuntansi, Inklusi Keuangan, dan Kontribusinya Terhadap Pembangunan Ekonomi B erkelanjutan” 268 1.579 dan Keuangan Persewaan dan Jasa Perushaan 0.919. Kenaikan permintaan akhir di sektor ini dapat menarik cukup besar terhadap sektor hulu. Dengan tingginya keterkaitan Forward dan Backward pada sektor Industri yang lebih besar dari sektor Pertanian dan Keuangan Perswaan dan Jasa Perusahaan, sektor Industri memberikan peranan yang kuat dalam mendorong. Kebijakan yang dapat dilakukan oleh Pemerinatah yakni bagaimana mendorong hasil pertanian guna sebagai bahan input di sektor Industri. Diharapkan dengan berkembangnya sektor Industri mampu meningkatkan di sektor Pertanian. Solusi dari adanya penelitian ini yakni bagaimana melakukan pembangunan ekonomi daerah khusunya di Jawa Barat dengan mengaitkan antara sektor Pertanian, Industri dan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan memiliki nilai forward yang tinggi maka diharapkan kedepanya mampu meningkatkan sektor hilir, berkenaan dengan pembiayaan keuangan sektor lain. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat lebih lanjut pada tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4 Analisis Direct Forward dan Backward Linked