Beberapa Fenomena yang Diakibatkan Kalor

840 kita letakkan batang besi dingin di dekat api. Suhu batang besi lama-lama meningkat akbiat menyerapan kalor. Kalor dapat mengubah wujud zat Zat dapat berada dalam wujud padat, cair, dan gas. Pada suhu di bawah o C, air berada dalam wujud padat es, antara 0 o C sampai 100 o C berada dalam wujud cair kita sebut air, dan di atas 100 o C berada dalam wujut gas uap air. Es yang memiliki suhu di bawah 0 o C akan mengalami kenaikan suhu jika menyerap kalor. Ketika kalor diberikan terus maka suhunya terus naik hingga mencapai 0 o C. Ketika kalor diberikan pada es yang bersuhu 0 o C, maka tidak terjadi pertambahan suhu. Yang terjadi adalah perubahan es menjadi air namun semuanya berada pada suhu 0 o C. Es yang bersuhu 0 o C berubah menjadi air yang bersuhu 0 o C Gambar. 11.13, kiri. Ini adalah contoh perubahan fasa, yaitu dari fasa padat ke fasa cair. Perubahan fasa ini sering disebut peleburan. Peristiwa yang sama terjadi saat tukang elektronik memasang komponen pada rangkaian listrik. Kaki komponen disambung dengan rangkaian menggunakan timah solder. Timah yang semula padat akan mencair ketika menerima panas dari mata solder Gambar 11.13, kanan. Gambar 11.13. kiri Es yang bersuhu 0 o C akan mencair jika menerima kalor dan kanan Kawat solder yang berwujud pada akan meleleh jika meneirma kalor dari mata solder.

11.10 Kapasitas Kalor

Pada bab ini kita simbolkan energi kalor dengan huruf Q. Energi kalor 5,5 kalori ditulis Q = 5,5 kalori. Kalau kalian panaskan berbagai macam benda 841 di atas kompor yang sama selama selang waktu yang sama maka kalian akan amati bahwa kenaikan suhu benda tersebut secara umum tidak sama. Ada benda yang mengalami kenaikan suhu sangat cepat. Contoh benda ini adalah aluminium, besi, atau logam lainnya. Ada benda yang mengalami kenaikan suhu lambat. Contoh benda ini adalah air. Karena dipanaskan selama selang waktu yang sama maka semua benda tersebut sebenarnya menyerap energi kalor dalam jumlah yang sama. Tetapi mengapa kenaikan suhu dapat berbeda? Untuk membedakan benda satu dengan benda lain berdasarkan berapa besar perubahan suhu apabila diberikan energi kalor maka kita definisikan suatu besaran yang dinamakan kapasitas kalor. Besaran tersebut memiliki rumus T Q C   11.6 dengan C adalah kapasitas kalor; Q adalah jumlah kalor yang diberikan atau ditarik dari benda tersebut; T adalah perumabahn suhu benda. Satuan Q adalah kalori atau joule. Satuan T adalah o C atau K. Jadi satuan kapasitas kalor dapat berupa kal o C atau J o C, atau kalK, atau JK. Persamaan 11.6 jelas mengatakan bahwa: a Jika kapasitas kalor sebuah benda bernilai besar maka diperlukan kalor yang banyak untuk mengubah suhu benda. b Sebaliknya, jika kapasitas kalor sebuah benda bernilai kecil maka cukup diperlukan kalor sedikit untuk mengubah suhu benda. Contoh 11.3 Misalkan kalian memiliki sejumlah benda: potongan besi, potongan aluminium, dan potongan tembaga. Suhu awal semua potongan logam diukur. Potongan tersebut dimasukkan ke dalam 2.000 g air secara bergantian. Setelah suhu air turun 5 o C, potongan dikeluarkan dari air dan suhu potongan logam diukur. Tabel 11.1 adalah data yang diperoleh. Hitunglah kapasitas kalor masing- masing potongan