Bab 12 Gas dan Termodinamika
960
Energi kinetik total satu molekul gas adalah
2 2
2 2
2 1
2 1
2 1
2 1
z y
x
mv mv
mv mv
 
z y
x
K K
K 
 
12.21
dengan K
x
, K
y
, dan K
z
masing-masing energi kinetik yang berkaitan dengan komponen gerak arah x saya, arah y saja, dan arah z saja. Energi kinetik
rata-rata adalah
z y
x
K K
K v
m 
 
2
2 1
Karena  K
x
,  K
y
,  dan  K
z
masing-masing  mengandung  satu  derajat kebebasan  gerak,  maka  berdasarkan  teorema  ekipartisi  energi,  harga
rata-ratanya memenuhi K
x
= kT2, K
y
= kT2, dan K
z
= kT2. Substitusi ke dalam persamaan 12.21 diperoleh
kT kT
kT kT
v m
2 3
2 1
2 1
2 1
2 1
2
 
 
atau
m kT
v 3
2
 12.22
Dengan demikian, laju rms adalah
Bab 12 Gas dan Termodinamika
961
m kT
v v
rms
3
2
 
12.23
Contoh 12.5
Berapakah  laju  rms  molekul  oksigen  pada  suhu  100
o
C?  Masa atomic molekul oksigen adalah 32, sedangkan 1 sma = 1,67  10
-27
kg.
Jawab Massa atom oksigen m = 32  1,67  10
-27
= 5,344 1,67  10
-26
kg dan suhu gas T = 100 oC = 100 +273 = 373 K. Laju rms adalah
5 26
23
10 9
, 2
10 344
, 5
373 10
38 ,
1 3
3 
 
 
 
 
m kT
v
rms
= 538 ms
12.9 Energi Dalam Gas Ideal
Dalam wadah yang bersuhu T, molekul gas selalu bergeral dengan acak  ke  segala  arah.  Jika  energi  yang  dimiliki  molekul  gas  hanya
disumbangkan  oleh  geraknya,  maka  energi  rata-rata  yang  dimiliki  satu molekul gas adalah
2
2 1
mv 
2 2
2
2 1
2 1
2 1
z y
x
mv mv
mv 
 
12.24
Dengan menggunaka teorema ekipartisi energi maka diperoleh
Bab 12 Gas dan Termodinamika
962
kT kT
kT 2
1 2
1 2
1 
 
kT 2
3 
12.25
Jika terdapat n mol gas, maka jumlah molekul gas adalah N = nN
A
. Energi total semua molekul gas menjadi
 N
U 
 
 
 
 kT
nN
A
2 3
nRT 2
3 
12.26
di mana kita telah menggunakan hubungan
R k
N
A
. Persamaan 12.26 dikenal dengan energi dalam gas ideal.
Contoh 12.6
Pada suhu 73
o
C energi dalam gas ideal adalah 500 J. Berapakah jumlah mol gas?
Bab 12 Gas dan Termodinamika
963
Jawab Dengan menggunakan persamaan 12.26 mama
273 73
315 ,
8 3
500 2
3 2
 
 
 
RT U
n
= 0,12 mol
Gas monoatomik dan diatomik.
Persamaan  12.26  selalu  berlaku  untuk  gas  yang  partikelnya hanya terdiri dari satu atom. Gas semacam ini disebut gas monoatomik.
Contoh gas monoatomik adalah helium, neon, argon, dan krypton. Jika  satu  partikel  gas  mengandung  lebih  dari  satu  atom,  maka
persamaan energi dalam akan berbeda jika suhu berbeda. Sebagai contoh, kita tinjau gas yang partikelnya tersusun oleh dua tom. Gas semacam ini
disebut  gas  diatomic.  Contoh  gas  diatomic  adalah  O
2
,  H
2
,  Cl
2
,  dan  F
2
. Untuk gas diatomik maka terjadi sujumlah mekanisme berikut ini.
i Jika suhu gas diatomik cukup rendah, maka jarak antar atom hampir tidak mengalami perubahan. Energi yang dimiliki tiap partikel gas praktis
hanya energi geraknya Gambar 12.7. Dengan demikian, ungkapan energi dalam  gas  diatomik  pada  suhu  rendah  sama  dengan  untuk  gas
monoatomik, yaitu
nRT U
2 3
Translasi secara bersama
Gambar  12.7  Pada  suhu  rendah  energi  molekul  diatomik hanya berasal dari gerak translasi secara bersama dua atom
penyusun molekul.
Bab 12 Gas dan Termodinamika
964
ii  Jika  suhu  gas  diatomik  dinaikkan  maka  getaran  mendekat  dan menjauh  atom  penyusun  molekul  gas  mulai  terjadi  Gambar  12.8.
Atom-atom  gas  dikatakan  bervibrasi.  Vibrasi  tersebut  menyebabkan munculnya dua derajat kebebasan baru yaitu perubahan jarak dua atom,
x,  dan  kecepatan  relatid  dua  atom,  v.  Perubahan  jarak  dua  atom melahirkan  energi  potensial  u
1
=  kx
2
2  dan  kecepatan  relatif  dua  atom melahirkan energi kinetik K
1
= mv
2
2. Karena tiap energi vibrasi memiliki satu  derajat  kebebasan,  yaitu  kebebasan  posisi,  maka  berdasarkan
teorema ekipartisi energi, energi rata-ratanya memenuhi
kT u
2 1
1
kT K
2 1
2
Energi tiap molekul gas diatomic pada suhu sedang menjadi
kT kT
kT 2
1 2
1 2
3 
 
kT 2
5 
Jika  terdapat  n  mol  gas,  maka  energi  dalam  gas  diatomik  pada  suhu sedang adalah
nRT U
2 5
 12.27
Bab 12 Gas dan Termodinamika
965
Translasi secara bersama
Vibrasi mendekat dan menjauh
iii Jika suhu dinaikkan lagi maka muncul rotasi molekul terhadap pusat massanya.  Rotasi  yang  terjadi  memiliki  dua  kemungkinan  arah  seperti
yang  ditunjukkan  pada  Gambar  12.9.  Rotasi  yang  dapat  terjadi  adalah rotasi mengelilingi sumbu x dan rotasi mengelilingi sumbu z. Tidak dapat
terjadi rotasi mengelilingi sumbu y karena sumbu y sejajar dengan sumbu molekul.  Tiap  arah  rotasi  mengasilkanj  energi  kinetik  rotasi
masing-masing. Dengan teorema ekipartisi energi, energi rata-rata untuk masing-masing rotasi adalah kT2. Dengan demikian, energi tiap molekul
gas diatomic pada suhu yang cukup tinggi menjadi
kT kT
kT 2
1 2
1 2
5 
 
kT 2
7 
Jika terdapat n mol gas, maka energi dalam gas diatomik pada suhu tinggi adalah
nRT U
2 7
 12.28
Gambar 12.8 Vibrasi molekul diatomik
Bab 12 Gas dan Termodinamika
966
Translasi secara bersama
Vibrasi mendekat dan menjauh sepanjang
sumbu y
Rotasi terhadap sumbu x
Rotasi terhadap
sumbu z
Perlu ditekankan di sini bahwa suhu rendah, suhu sedang, dan suhu tinggi berbeda untuk gas yang berbeda. Bisa terjadi suhu rendah bagi satu
gas merupakan sugu tinggi bagi gas lain. Lalu apa definisi yang tepat untuk suhu rendah, suhu sedang, dan suhu tinggi?
a Suhu rendah adalah suhu ketika gerak rotasi molekul gas diatomik
belum muncul. b
Suhu sedang adalah suhu ketika gerak rotasi molekul sudah muncul tetapi gerak vibrasi belum muncul.
c Suhu  tinggi  adalah  suhu  kerika  gerak  vibrasi  molekul  sudah
muncul. Suhu-suhu tersebut berbeda untuk gas yang berbeda.
Gambar  12.9  Rotasi  molekul diatomik pada suhu tinggi
Bab 12 Gas dan Termodinamika
967
12.10 Persamaan untuk Gas Nyata
Kita  sudah  mempelajari  gas  ideal  dan  mendapatkan  persamaan umum seperti pada persamaan 12.6. Bagaimana dengan gas nyata yang
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari? Bagaimana persamaan untuk gas tersebut? Sebab, kalau kita hanya bergelut dengan gas ideal kita tidak akan
dapat menjelaskan peristiwa pencairan dan pembekuan gas. Fenomena ini hanya mungkin terjadi jika ada tarikan anatar molekul-molekul gas.
Van der Walls adalah orang yang pertama membangun persamaan untuk gas nyata. Ide van der Walls adalah sebagai berikut. Mari kita tulis
ulang persamaan gas ideal dengan mengungpaknan tekana    sebagai fungsi suhu dan volum
V nRT
P 
i Walaupun ukuran molekul gas kecil, tetapi jika volume sejumlah besar molekul  tersebut  dijumlahkan  akan  diperoleh  nilai  volume  tertentu.  Oleh
karena itu volum yang tertulis pada persamaam 12.6 merupakan jumlah volum ruang kosong dan volume total semua molekul.
ii Volume total yang dimiliki semua molekul gas bergantung pada jumlah mol-nya. Makin besar jumlah molnya, yang berarti makin banyak molekul
gas, maka  makin besar volum total molekul-molekul gas. Sehingga dapat ditulis, volum total molekul gas
an v
12.29
dengan n jumlah mol molekul gas;
a adalah konstanta yang bergantung pada jenis gas.
Dengan demikian, volum ruang kosong dalam wadah menjadi
Bab 12 Gas dan Termodinamika
968
v V
V 
 an
V 
 12.30
dan persamaan gas ideal mengalami modifikasi menjadi
na V
nRT P
 
12.31
Hipotesis  gas  ideal  menyatakan  bahwa  tidak  ada  tarikan  antar molekul-molekul  gas.  Namun,  untuk  gas  nyata,  tarikan  tersebut  ada.
Tarikan  antar  molekul  gas  menyebabkan  molekul  yang  akan  menumbuk dinding  wadah  mendapat  tarikan  ke  dalam  oleh  molekul-molekul  lain
sehingga kekuatan tumbukan pada dinding berkurang. Akibatnya, tekanan yang dihasilkan oleh tumbukan molekul pada dinding berkurang. Dengan
demikian, tekanan yang ada di persamaan 12.6 harus dilakukan koreksi. Tekanan  tersebut  terlalu  besar.  Van  der  Walls  menunjukkan  bahwa
besarnya koreksi tekanan berbanding terbalik dengan kuadrat volum total gas, atau
2 2
V bn
P 
12.32
Maka modifiksi kedua dari persamaan gas ideal menjadi
2 2
V bn
na V
nRT P
 
atau
nRT na
V V
bn P
 
 
 
 
2 2
12.33