Resonansi Mikrajuddin Abdullah Fisika Dasar I 2016
                                                                                510 Ketika disimpangkan dari posisi setimbang maka benda berosilasi pada
frekuensi  tertentu.  Frekuensi  ini  disebut  frekuensi  alamiah  benda.  Untuk bandul  matematis  sederhana,  frekuensi  alamiahnya  adalah  f  =  12  gl
12
. Untuk  pegas  yang  digantungi  beban,  frekuensi  alamiahnya  adalah  f  =  12
km
12
. Apa istimewanya frekuensi alamiah?
Gambar 7.9. Pola simpangan dawai yang digetarkan. Terbentuk sejumlah perut dan simpul. Karena dua ujung dawai diikat pada titik tetap maka ujung dawai selalu memiliki simpangan nol.
Yang  istimewa  dari  frekuensi  alamiah  adalah  jika  pada  benda  diberi gangguan  secara  periodik  terus  menerus  dengan  frekuensi  pemberian
gangguan sama dengan frekuensi alamiah, maka benda akan berosilasi dengan amplitudo  yang  makin  lama  makin  besar.  Simpangan  akan  sangat  besar  jika
gangguan berlangsung cukup lama, meskipun kekuatan tiap gangguan cukup kecil.  Perubahan  simpangan  benda  terhadap  waktu  diilustrasikan  pada
Gambar 7.10.
Sebagai contoh adalah bandul matematis sederhana yang sedang diam. Kemudian  kalian  tiup  beban  dengan  tiupan  kecil  berulang-ulang.  Atur  agar
frekuensi  tiupan  yang  kalian  berikan  persis  sama  dengan  frekuensi  alamiah bandul.  Kalian  akan  amati  bahwa  simpangan  bandul  sedikit  demi  sedikit
membesar. Pada kasus ini frekuensi pengganggu persis sama dengan frekuensi alamiah  benda  yang  diganggu.  Sebagai  akibatnya,  amplitudo  benda  yang
berosilasi  makin  besar  jika  pengganggu  berlangsung  terus  menerus.  Inilah peristiwa resonansi.
Contoh  lain  adalah  garpu  tala  sejenis  yang  ditempatkan  berdekatan, seperti  ditunjukkan  pada  Gambar  7.11.  Garpu  tala  kiri  digetarkan,  namun
garpu tala kanan tidak digetarkan. Jika ditunggu maka garpu tala kanan mulai bergetar,  mula-mula  dengan  simpangan  kecil,  lalu  simpangan  makin
membersar. Mengapa demikian?
Garpu tala sejenis memiliki frekuensi alamiah yang sama. Ketika garpu tala  kiri  digetarkan  maka  udara  di  sekitar  garpu  tala  kiri  ikut  bergetar  pada
frekuensi  yang  sama.  Udara  yang  bergetar  makin  jauh  hingga  udara  yang
x = 0 x
yx A
maks
elemen
511 bersentuhan  dengan  garpu  tala  kanan.  Karena  frekuensi  getaran  udara  sama
dengan  frekuensi  alamiah  garpu  tala,  maka  garpu  tala  kanan  mulai mendapatkan  gangguan  yang  persis  sama  dengan  frekuensi  alamiahnya.
Walaupun  gangguan  oleh  udara  kecil,  namun  karena  berlangsung  pada frekuensi  alamiah  dan  terus  menerus  maka  amplitudo  garpu  talan  kanan
makin  lama  makin  besar.  Jika  garpu  tala  kiri  digetarkan  dalam  waktu  yang cukup  lama  maka  garpu  tala  kanan  dapat  berosilasi  hingga  simpangan
terbesar. Inilah peristiwa resonansi.
Gambar  7.10  Perubahan  simpangan  benda  yang  diberi  gangguan  dengan  frekuensi  sama  dengan  frekuensi alamiahnya.
Kondisi  berbeda  jika  dua  garpu  tala  tidak  identik,  atau  frekuensi alamiah tidak sama Gambar 7.12. Berapa lama pun garpu tala kiri bergetar,
garpu tala kanan tetap tidak bergetar karena resonansi tidak akan terjadi.
512
Gambar 7.11. Dua garpu tala identik dan memiliki frekuensi alamiah yang sama. Garpu tala kiri saja yang digetarkan sedangkan garpu tala kanan tidak diganggu. Namun, beberapa saat kemudian garpu tala kanan akan ikut bergetar
dengan frekuensi yang sama. Inilah peristiwa resonansi.
Gambar 7.12. Dua garpu tala tidak identik sehingga memiliki frekuensi alamiah yang tidak sama. Garpu tala kiri saja yang digetarkan sedangkan garpu tala kanan tidak diganggu. Berapa lama pun garpu tala kiri digetarkan, garpu tala
kanan tetap tidak bergetar akibat tidak terjadi peristiwa resonansi. Digetarkan
Tidak digetarkan
Ikut bergetar
Mula-mula:
Beberapa saat kemudian:
Digetarkan Tidak digetarkan
Mula-mula:
Tetap tidak bergetar
Beberapa saat kemudian:
513 Resonansi  dapat  memiliki  efek  yang  luar  biasa  pada  banguan.  Tacoma
Narrow  Bridge  jembatan  Tacoma  yang  merupakan  jembatan  gantung  di Washington,  USA  ambruk  tanggal  7  November  1940  Gambar  7.13.  Padahal
jembatan  tersebut  baru  saja  dibuka  tanggal  1  Juli  1940.  Jembatan  gantung sepanjang  1,8  km  tersebut  ambruk  oleh  tiupan  angin  dengan  kecepatan  64
kmjam.  Banyak  yang  menyebutkan  bahwa  ambruknya  jembatan  tersebut disebabkan  peristiwa  resonansi.  Angin  yang  bertiup  membawa  getaran  pada
frekuensi  yang  sama  dengan  frekuensi  alamiah  jembatan  sehingga  jembatan mengalami  osilasi  dengan  amplitudo  makin  besar.  Osilasi  dengan  amplitudo
tak  terkontrol  menyebabkan  kegagalan  struktur  jembatan  sehingga  jembatan ambruk.
Gambar  7.13.  Jembatan  Tacoma  Narrow  Bridge  diduga  ambruk  karena  peristiwa  resonansi.  Angin  yang  bertiup pelan membawa osilasi yang sama persis dengan frekuensi alamiah jembnatan. Akibatnya terjadi resonansi. Osilasi
jembatan makin lama makin besar sehingga terjadi kegagalan struktur dan ambruk faculty.plattsburgh.edu
Ambruknya  jalan  bebas  hambatan  Nimitz  di  Oakland,  California  tahun 1989 juga contoh peristiwa resonansi. Dimulai dari gempa bumi yang memiliki
getaran pada berbagai frekuensi rendah. Frekuensi getaranyang dibawa gempa biasanya tersebar antara 1 Hz sampai 10 Hz. Bagian jembatan Nimitz ada yang
dibangun di atas tanah berlumpur yang memiliki frekuensi alamiah sekitar 2,5 Hz.  Ketika  terjadi  gempa,  maka  frekuensi  2,5  Hz  yang  terkandung  dalam
gempa  menggetarkan  tanah  berlumpur  tempat  jembatan  dibangun.  Terjadi resonansi  sehingga  lapisan  tanah  bergetar  sangat  kencang  yang  berakibat
jembatan yang dibagun di atasnya ambruk Gambar 7.14.
514
Gambar  7.14.  Jalan  bebas  hambatan  Nimitz  di  Oakland,  California  yang  ambruk  tahun  1989  akibat  peristiwa resonansi saat terjadi gempa bumi. Gempa bumi membawa frekuensi yang sama dengan frekuensi alamiah lapisan
tanah tempat jembatan dibangun vias.org
Saat  ini  para  insinyur  harus  memperhitungkan  kondisi  lingkungan ketika  membuat  bangunan  atau  jembatan.  Pada  lokasi  tersebut,  berapa  saja
frekuensi  yang  dibawa  oleh  angin  dan  kalau  terjadi  gempa,  berapa  frekuensi yang  dibawa  getaran  gempa.  Tanah  yang  ada  juga  harus  diketahui  frekuensi
alamiahnya  sehingga  tidak  bergoncang  keras  saat  terjadi  gempa  yang menyebabkan bangunan di atasnya ambruk. Berdasarkan data tersebut maka
bangunan atau jembatan dirancang agar memiliki frekuensi alamiah yang jauh dari  frekuensi  angin  atau  gempa  yang  terjadi  atau  mungkin  terjadi  di  tempat
tersebut. Dengan demikian saat terjadi tiupan angin atau saat muncul gempa tidak terjadi resonansi. Sehingga jembatan atau bangunan tidak ambruk.
Mengapa  resonansi  terjadi? Gangguan yang  diberikan  pada  benda  yang berosilasi  dapat  dipandang  sebagai  penyerahan  energi  pada  benda  berosilasi
tersebut. Jika energi diberikan pada saat yang tepat maka energi tersebut akan terus-menerus  diserap  oleh  benda  yang  sedang  berosilasi  sehingga  energi
benda yang berosilasi makin besar. Energi akan terus menerus diserap benda
515 apabila  frekuensi  pemberian  gangguan  persis  sama  dengan  frekuensi  alamiah
osilasi benda. Berikut  ini  adalah  hasil  perhitungan  frekuensi  alamiah  sejumlah
bangunan  di  Amerika  Serikat.  Pine  Flat  Dam  di  Sacramento  yang  memiliki ketinggian  400  kaki  Gambar  7.15  memiliki  frekuensi  alamiah  3,47  Hz  pada
kedalaman  310  kaki  dan  3,27  Hz  pada  kedalaman  345  kaki.  Golden  Gate Bridge  memiliki  frekuensi  alamiah  0,055  Hz  untuk  getaran  arah  transversal,
0,092 Hz untuk getaran vertikal, 0,26 Hz untuk getaran agah longitudinal, dan 0,23 Hz untuk getaran torsional.
Gambar  7.15  Pine  Flat  Dam di  Sacramento,  Californai,  Amerika  Serikat  memiliki  frekuensi  alamiah  3,47  Hz  pada kedalaman 310 kaki dan 3,27 Hz pada kedalaman 345 kaki gambar: www.spk.usace.army.mil
                