Aplikasi Sifat Pemuaian Zat
                                                                                895 volumenya  mengisi  kolom  kosong  pada  pipa  kaca  termometer  sehingga  ujung
kolom zat cair menunjukkan pembacaan suhu yang lebih besar. Misalkan luas penampang kolom yang diisi zat cair adalah A dan volum
total zat cair dalam termometer volum dalam wadah dan yang berada di dalam kolom  pada  suhu  T
adalah  V .    Ketika  suhu  berubah  menjadi  T  maka
pertambbahan  volum    zat  cair  dalam  termometer  adalah  V  =  V T
–  T .
Pertambahan  volum  ini  seluruhnya  akan  mengisi  kolom  kaca.  Karena  luas penampang  kolom  adalah  A  maka  tinggi  kenaikan  permukaan  zat  cair  dalam
kolom memenuhi V = Ah atau h = VA atau
T T
A V
h 
 
11.39
Misalkan kita tetapkan suhu 0
o
C sebagai suhu referensi dan V adalah volum
pada suhu 0
o
C maka ketinggian kolom zat cair dalam termometer memenuhi
T A
V h
 
11.40
Suhu T Suhu T
h
Gambar 11.49. kiri Keadaan zat cair dalam termometer pada suhu T dan kanan keadaan zat cair pada suhu T.
Perubahan suhu menyebabkan perubahan volum zat cair dalam termometer sehingga terdesak naik atau turun pada kolom.
896 Tampak  dari  persamaan  11.40  ketinggian  kolom  zat  cair  dalam
termometer merupakan fungsi linier dari suhu. Artinya jika suhu naik dua kali lipat maka ketinggian kolom juga dua kali lipat. Jarak antar skala dalam kolom
termometer  menjadi  sama.  Juga  tampak  dari  persamaan  11.39  atau  11.40 bahwa  pada  suhu  yang  sama,  kolom  lebih  tinggi  jika  luas  penampang  kolom
lebih  kecil.  Artinya,  jika  kita  ingin  membaca  kenaikan  suhu  lebih  teliti  jarak antar  skala  lebih  besar  maka  penampang  kolom  air  raksa  dalam  termometer
harus  sekecil  mungkin.  Itulah  sebabnya,  mengapa  penampang  kolom  pada termometer  bagian  yang  berongga  di  dalam  kaca  berukuran  mendekati
diameter rambut.
Contoh 11.14
Jari-jari  kolom  dalam  termometer  air  raksa  adalah  0,14  mm.  Pada  suhu  0
o
C volum air raksa dalam wadah termometer adalah 0,255 ml. Berapa jarak satu
skala derajat celcius pada batang termoemeter?
Jawab Kita  gunakan  persamaan  11.40.  Pada  suhu  T
1
tinggi  kolom  air  raksa  adalah h
1
= V
T
1
A.  Ketika  suhu  bertambah  1
o
C  T  =  T
1
+  1  maka  tinggi  kolom menjadi  h
2
=  V T
1
+  1A.  dengan  demikian,  pertambahan  panjang  kolom ketika suhu naik 1
o
C adalah
h = h
2
– h
1
= V A
= 3 V
A.
Kita nyatakan semuanya dalam satuan cgs. Volume air pada suhu 0
o
C adalah V
=  0,255  ml  =  0,255  cm
3
.  Jari-jari  kolom  adalah  r  =  0,14  mm  =  0,014  cm. Maka luas penampang kolom adalah A = r
2
= 3,14  0,014
2
= 0,000616 cm
2
. Oleh karena itu, jarak antar skala derajat pada termiemeter adalah
A V
h 3
 
897
000616 ,
255 ,
10 61
3
6
 
 
= 0,076 cm
Saklar Bimetal
Bimetal artinya dua buah logam yang ditempelkan. Logam yang ditempel memiliki koefisien muai panjang yang berbeda. Untuk memahami prinsip kerja
bimetal, perhatikan Gambar  11.50. Misalkan logam A memiliki koefisien muai panjang lebih besar daripada logam B. Ketika mengalami kenaikan suhu yang
sama  maka  logam  A  mengalami  pertambahan  panjang  lebih  besar  daripada logam B. Jika dua logam ditempelkan sangat kuat maka pertambahan panjang
yang  berbeda  menyebabkan  paduan  logam  tersebut  melengkung.  Logam  yang memiliki koefisien muai panjang besar berada di sisi luar.
Logam A Logam B
Logam A dan Logam B terpisah
Logam A dan Logam B ditempel kuat Logam A
Logam B
Logam A
Logam B
Suhu T Suhu T
Gambar 11.50 Prinsip kerja bimetal. Logam A dan B memiliki koefisien muai panjang berbeda. Jika logam terpisah tidak  ditempel  kemudian  dipanaskan  maka  logam  A  menjadi  lebih  panjang  daripada  logam  B.  Namun,  jika  dua
logam ditempel kuat lalu dipanaskan maka gabungan logam melengkung di mana logam A berada di sisi luar karena lebih panjang.
898 Sifat  bimetal  yang  melengkung  jika  suhu  dinaikkan  dapat  digunakan
sebagai  saklar  pengontrol  suhu  otomatis.  Prinsip  kerjanya  ditunjukkan  pada Gambar 11.51. Bimetal sendiri adalah logam sehingga dapat dialiri arus listrik.
Pada Gambar 11.51 kita memiliki tungku yang akan dipanaskan hingga suhu tertentu. Ketika suhu masih rendah, bimetal masih dalam posisi lurus. Bimetal
menyentuh  ujung  kabel  sehingga  membentuk rangkaian  tertutup.  Arus  listrik mengalir dalam rangkaian pemanasan sehingga menaikkan suhu pemanas dan
suhu tungku.
Heater Bimetal
Kontak
PLN Ruang
tungku
Heater Bimetal
Kontak
PLN Ruang
tungku Suhu T
Suhu T
Gambar 11.51 Prinsip kerja saklar bimetal. Pada suhu T bimetal lurus. Kontak terbentuk dan arus mengalir. Heater
mengalami  pemanasan.  Ketika  dicapai  suhu  yang  tinggi,  bimetal  melengkung  sehingga  kontak  terputus.  Arus berhenti dan pemanasan heater berhenti.
Ketika  suhu  sudah  mencapai  suhu  yang  diinginkan,  bimetal melengkung  akibat  perbedaan  koefisien  muai  panjang  dua  logam.
Lengkungan  bimetal  menyebabkan  kontak  dengan  ujung  kabel  menjadi terbuka.  Arus  berhenti  sehingga  pemanasan  berhenti  menghasilkan  kalor.
Selanjutnya suhu bertahan di sekitar nilai yang diseting. Lama-kelamaan suhu akan  turun.  Begitu  suhu  berada  di  bawah  suhu  yang  disetting,  bimetemal
kembali  melurus  dan  kontak  dengan  ujung  kabel  kembali  terjadi.  Arus  listrik
899 kembali  mengalir  sehingga  pemanasan  terjadi  kembali.  Begitu  seterusnya.
Dengan  prinsip  kerja  ini  maka  suhu  tungku  bervariasi  di  sekitar  suhu  yang diinginkan.
Rel Kereta Api
Pemasangan rel kereta api menyisakan celah pada persambungan. Cara ini dilakukan untuk menghindari dorongan antar rel ketika terjadi peningkatan
suhu  lingkungan  akibat  pemuaian  panjang.  Dorongan  antar  rel  dapat menyebabkan rel bengkok apabila celah tersebut tidak ada.
Suhu T
Suhu T Batang rel kereta api
Batang rel kereta api Celah
Gambar  11.52  Batang  rel  kereta  api  pada  suhu  T dan  suhu  T  lebih  tinggi.  Rel  bertambah  panjang  karena
pemuaian sehingga celah antar rel menyempit. Ukuran celah harus cukup sehingga pada saat pemuaian tidak terjadi dorongan antar rel yang menyebabkan rel bengkok.
Ketika  suhu  lingkungan  naik  maka  batang  rel  bertambah  panjang Gambar 11.52. Akibatnya celah antar rel menyempit. Pada saat rel dipasang,
para  insinyur  harus  memiliki  data  berapa  suhu  maksimum  yang  mungkin terjadi  di  daerah  tersebut  sehingga  dapat  diperkirakan  berapa  pertambahan
panjang maksimum batang rel yang mungkin terjadi. Dengan demikian, dapat diperkirakan dengan tepat berapa lebar celah antar rel.
Para  insinyur  dapat  memperkirakan  lebar  celah  antar  rel  dengan persamaan  merikut  ini.  Misalkan  rel  dipasang  pada  suhu  T
.  Misalkan  pada suhu  tersebut  panjang  batang  rel  adalah  L
.  Misalkan  pula  hasil  pengukuran menunjukkan  bahwa  koefisien  muai  panjang  rel  adalah  .  Ketika  suhu  naik
menjadi T maka pertambahan panjang rel adalah L = L T -T
. Misalkanya di lokasi  pemasangan  rel  suhu  tertinggi  yang  pernah  terjadi  adalah  Tm.  Dengan
demikian pertambahan panjang terbesar yang mungkin terjadi pada rel adalah L
m
= L
T
m
-T . Antar tidak terjadi dorongan antar rel saat perubahan suhu
hingga  suhu  maksimum  yang  mungkin  terjadi  maka  lebar  celah  harus  lebih besar daripana L
m
, atau
900
T T
L
m
 
 
11.41
di mana  adalah lebar celah antar rel.
Pemasangan Beton Jembatan
Fenomena serupa perlu diperhatikan pada pemasangan beton atau baja pada  jembatan.  Banyak  jembatan  dibangun  dengan  teknologi  precast.  Artinya
batang-batang beton dicor di tempat lain. Setelah kering dan kuat diangkut ke tempat  pembangunan  jembatan.  Pada  saat  pemasangan,  antara  batang  yang
satu  dengan  batang  lainnya  tidak  boleh  bersentuhan.  Harus  disediakan  celah yang  cukup  bagi  batang  untuk  memuai  sehinggan  tidak  terjadi  saling  dorong
antar ujung Gambar 11.53.
Gambar 11.53 Celah antara batang beton sebagai ruang bagi terjadinya pemuaian panjang. Dengan adanya celah tersebut  maka  pemuaian  panjang  beton  tidak  menyebabkan  saling  dorong  antar  batang  beton  yang  dapat
menyebabkan beton pecah alpcentauri.info.
Berapa lebar celah yang harus dibuat sangat bergantung pada koefisien muai  beton,  panjang  batang  beton  dan  ketinggian  maksimum  suhu  yang
901 mungkin  terjadi  di  lingkungan  tersebut.  Jika  celah  antar  batang  cukup  lebar
sehingga dapat membahayakan pengguna jalan maka biasanya material lunak seperti  karet  dimasukkan  ke  dalam  celah  tersebut.  Saat  batang  memuai,
material  tersebut  akan  terjepit  tanpa  merusak  batang.  Persamaan  11.41 dapat digunakan untuk memprediksi lebar celah antar beton saat dipasang.
Kabel Jaringan Listrik
Jika  kita  melihat  kabel  transmisi  litrik  tampak  bahwa  kabel  tersebut dipasang  agak  kendor  menggelantung  seperti  diilustrasikan  pada  Gambar
11.54.  Tujuan  pemasangan  demikian  adalah  untuk  menghindari  putusnya kabel ketika suhu turun. Jika suhu turun maka panjang kabel berkurang. Jika
awalnya  kabel  dipasang  terlalu  kencang  maka  pada  saat  panjang  kabel berkurang  akibat  suhu  turun,  tarikan  kabel  pada  tiang  makin  kencang.  Ini
dapat  menyebabkan  kabel  putus.  Pemasangan  seperti  ini  sangat  diperhatikan di daerah yang mengalami musim dingin. Saat musim dingin, suhu lingkungan
dapat mencapai di bawah nol derajat celcius.
Kabel transmisi
Tiang Gaya tegang
Gaya tegang
Kabel transmisi
Tiang Gaya tegang
Gaya tegang
Suhu turun
Gambar  11.54  atas  Pada  saat  pemasangan,  kabel  transmisi  listrik  harus  sedikit  dilonggarkan  menggelantung sehingga  saat  terhadi  penurunan  suhu  lingkungan  tidak  terjadi  tegangan  yang  besar  akibat  memendeknya  kabel
bawah. Tegangan yang terlampau besar dapat menyebabkan kabel putus.
902
Pemasangan Bingkai Logam
Kadang  orang  ingin  memasang  benda  di  dalam  bingkai  logam.  Agar benda terpasang kuat maka jepitan bingkai logam pada benda tersebut harus
sekuat  mungkin.  Cara  penjepitan  yang  kuat  tersebut  dapat  dicapai  jika  pada suhu kerja suhu operasi bingkai yang telah terpasang ukuran lubang bingkai
sedikit lebih kecil daripada ukuran benda yang dijepit. Tetapi bagaimana cara memasukkan benda?
Caranya  adalah  bingkai  logam  dipanaskan  terlebih  dahulu.  Akibat pemanasan  maka  ukuran  lubang  membesar.  Ketika  ukuran  lubang  melebihi
ukuran  benda  yang  akan  dijepit,  maka  benda  dimasukkan  ke  dalam  lubang bingkai.  Ketika  posisi  benda  sudah  pas  maka  bingkai  logam  didinginkan
kembali. Ketika kembali ke suhu semula maka benda dijepit dengan kuat oleh bingkai logam. Gambar 11.55 adalah ilustrasi pemasangan tersebut.
Berapakah  suhu  pemanasan  agar  benda  dapat  dimasukkan  ke  dalam bingkai?  Suhu  tersebut  bergantung  pada  jari-jari  bingkai  dan  perbedaan  jari-
jari bingkai dengan jari-jari benda yang akan dipasang. Misalkan pada suhu T jari-jari bingkai adalah R
1
dan jari-jari benda yang akan dimasukkan adalah R
2
=  R
1
+ .  Benda  dapat  dimasukkan  ke  dalam  biingkai  jika  jari-jari  bingkai
memuai  sebesar .  Dengan  hukum  pemuiaian  panjang  maka  kenaikan  suhu
bingkai memenuhi  = R
1
T atau T = R
1
R
1
R
2
R
2
R’
1
Bingkai logam dipanaskan
Benda dimasukkan ke dalam bingkai
Bingkai logam didinginkan
Benda terjepit kuat Benda mudah dimasukkan
Ukuran lubang bingkai membesar
R
2
R
1
R
2
R’
1
Gambar 11.55 Proses pemasangan benda ke dalam bingkai logam agar terjepit kuat. Pertama bingkai dipanaskan sehingga ukuran lubang membesar. Bedan yang akan dipasang dimasukkan ke dalam lubang bingkai yang masih
panas. Setelah pas, suhu bingkai diturunkan ke suhu semula sehingga benda yang telah dipasang terjepit kuat.
903
                