Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PENGELOLAAN SDA DAN LH
10-23 non Taman Nasional. Pengelolaan hutan yang dilakukan
oleh masing-masing KPH meliputi kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan
hutan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta perlindungan hutan dan konservasi
alam.
3. Peningkatan pola kemitraan dalam pengelolaan kawasan hutan public private partnership dilakukan
melalui penerapan pola partnership kemitraan dengan masyarakat setempat, koperasi, badan usaha milik swasta,
dan badan usaha milik negaradaerah. Pengembangan pola kemitraan
dengan masyarakat
setempat sekaligus
diharapkan dapat mengatasi persoalan perambahan liar yang dilakukan masyarakat setempat dengan memberikan
akses secara formal kepada masyarakat terhadap sumber daya hutan melalui pola kemitraan HTR Hutan Tanaman
Rakyat, dengan usaha utama hasil hutan kayu, HD Hutan Desa, dengan usaha utama hasil hutan kayu dan hasil hutan
bukan kayu, dan HKm Hutan Kemasyarakatan, dengan usaha utama hasil hutan bukan kayu, serta pemberdayaan
dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan hutan. Selain itu, pola kemitraan ini juga diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar dan atau di dalam kawasan
hutan dengan memberikan akses terhadap sumber daya hutan serta mampu mencegah dan membatasi kerusakan
hutan serta memperbaiki kawasan hutan yang telah rusak. Melalui pola kemitraan juga akan dikembangkan hutan
tanaman untuk pertukangan dan bioenergi 80.000 ha 10 unit, untuk menyediakan bahan baku bagi wood pellets
sebagai alternatif energi terbarukan, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.
4. Peningkatan hasil hutan kayu, bukan kayu, dan bioprospecting dari kawasan hutan. Dengan telah
dikembangkannya KPH sebagai pengelola kawasan hutan maka pemanfaatan hasil hutan dapat ditingkatkan seiring
dengan
pengawetan dan
perlindungan terhadap
keanekaragaman hayati di dalam kawasan hutan. Peningkatan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu
dari KPHP dilakukan melalui penerapan secara konsisten
prinsip-prinsip Sustainable Forest Management SFM; Peningkatan hasil hutan bukan kayu dari KPHL dilakukan
melalui perluasan
jenis komoditas,
peningkatan
10-24 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
BIDANG PENGELOLAAN SDA DAN LH produktivitas, pengembangan supply chain dari komoditas
hasil hutan bukan kayu, pengembangan eco-tourism dan jasa lingkungan melalui pola kemitraan; dan peningkatan
pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berasal dari KPHK
dilakukan melalui
pengembangan usaha
penangkaran ex-situ, pengembangan wisata alam khusus mountaineering, hiking-trekking, whitewater rafting,
nature adventures, caving, geovolcanic-tourism.
5. Perkuatan integrasi industri hulu – hilir melalui
pengembangan ‘integrated forest based cluster industry
sebagai upaya
mendorong perekonomian
daerah, penyerapan tenaga kerja, dan penanggulangan kemiskinan
dilakukan melalui pengembangan klaster industri hilir berbasis kayu di luar Pulau Jawa yang terintegrasi dengan
pengembangan KPH.
6. Peningkatan perlindungan dan pengamanan kawasan hutan
serta pencegahan
dan penanggulangan
kebakaran hutan dilakukan melalui: i peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan kapasitas sumber daya
manusia, serta peningkatan operasi pengamanan hutan pada setiap KPH; ii peningkatan peran serta masyarakat
yang bertempat di sekitar kawasan hutan dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran melalui
perkuatan kegiatan ‘Masyarakat Peduli Api MPA , peningkatan sarana dan prasarana penanggulangan
kebakaran pada setiap KPH, perkuatan koordinasi lintas sektor dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran
hutan.
7. Pengelolaan Hutan Lindung dan DAS melalui i
Pembinaan dan
pengelolaan Hutan
Lindung; ii
Pengembangan Perhutanan Sosial; iii Pembinaan Penyelenggaraan Pengelolaan DAS; iv Pengembangan
Perbenihan Tanaman Hutan; v Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan; vi Peningkatan Kualitas Data dan
Informasi serta Perencanaan DAS.
8. Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan melalui : i Penyelenggaraan Pengembangan SDM
Kehutanan; ii Peningkatan Penyuluhan Kehutanan; iii Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan SDM KPH dan
SDM Kehutanan lainnya; iv Penyelenggaraan Pendidikan Menengah Kejuruan Kehutanan.
9. Peningkatan penelitian dan pengembangan serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PENGELOLAAN SDA DAN LH
10-25 melalui: i pengembangan penelitian dasar sektor
kehutanan, ii pengembangan penelitian terapan untuk meningkatkan produktivitas hasil hutan dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati, iii pengembangan pilot project hasil penelitian terapan, khususnya dalam pemanfaatan
biomassa untuk sumber alternatif energi terbarukan.
10. Pengembangan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dilakukan melalui: i perkuatan pendidikan dan
pelatihan aparatur, ii perkuatan kerjasama dengan dunia pendidikan menengah dan tinggi untuk menyediakan
sumber daya manusia siap pakai, iii pengembangan dan perkuatan kompetensi penyuluh kehutanan sebagai motor
KPH dalam melakukan kemitraan dengan masyarakat, iv pengembangan dan penguatan Kelompok Tani Hutan
KTH, dan v pengembangan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja PPPK sebagai pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara untuk mendukung pengelolaan KPH yang
berkualitas.
Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan
Dalam peningkatan daya saing hasil hutan kayu diperlukan revisi Permendag No. 44M-DAGPER72012 tentang Barang
Dilarang Ekspor. Pada permen tersebut terdapat larangan untuk mengekspor kayu bulat. Sementara itu, beberapa
komoditas kayu tertentu memiliki value yang tinggi serta memiliki daya saing tinggi dalam perdagangan kayu bulat
global. Revisi diperlukan untuk membuka ekspor kayu bulat namun dengan ketentuan tertentu yang ketat antara lain jenis
kayu bulat yang dapat diekspor, kuota ekspor kayu bulat, kriteria perusahaan yang mendapatkan ijin untuk melakukan
penebangan bagi keperluan ekspor serta kriteria perusahaan yang diperbolehkan melakukan ekspor.
Perbaikan tata kelola hutan mengindikasikan perlunya revisi PP No. 62007 jo PP No. 32008 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan, PP No. 442004 tentang Perencanaan Hutan,
Permenhut P.442012 dan Permenhut P.472010 Revisi PP No. 442004 tentang Perencanaan Hutan, Permenhut
P.442012 dan Permenhut P.472010. Terkait peraturan tersebut, perlu dilakukan penyempurnaan aturan pengukuhan
kawasan hutan yang secara subtansi menjamin kepastian hukum atas status, letak, batas dan luas kawasan hutan,