Perdagangan Kerangka Pendanaan, Regulasi dan Kelembagaan
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI
3-97 sebesar Rp. 500,9 miliar.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan dengan kerangka pendanaan
sebesar Rp. 178,7 miliar. 3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Perdagangan dengan kerangka pendanaan sebesar Rp. 44,8 miliar.
4. Program Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan dengan kerangka pendanaan sebesar Rp.
65,2 miliar. 5. Program Pengembangan Ekspor Nasional dengan
kerangka pendanaan sebesar Rp. 267,4 miliar. Kegiatan prioritas
yang akan
dilaksanakan adalah:
a Pengembangan Produk Ekspor dengan pendanaan
sebesar Rp. 10,1 miliar - PB; b Peningkatan Kualitas Promosi dan Kelembagaan Ekspor dengan pendanaan
sebesar Rp. 135,0 miliar – PB; c Pengembangan Pasar
dan Informasi Ekspor dengan pendanaan sebesar Rp. 8,0 miliar
– PB; d Pengembangan Promosi dan Citra dengan pendanaan sebesar Rp. 43,7 miliar
– PB; e Pengembangan SDM Bidang Ekspor dengan pendanaan
sebesar Rp. 22,5 miliar – PB.
6. Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri dengan kerangka pendanaan sebesar Rp. 236,0 miliar. Kegiatan
prioritas yang akan dilaksanakan adalah: a Dukungan Sektor Perdagangan Terhadap Pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus dengan pendanaan sebesar Rp. 1,0 miliar
– PB; b Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor dengan pendanaan sebesar Rp. 23,0 miliar
– PN; c Pengelolaan Impor dengan anggaran sebesar Rp. 9,9
miliar – PN; d Peningkatan Pengamanan dan
Perlindungan Akses Pasar dengan pendanaan sebesar Rp. 7,9 miliar
– PB; e Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerah dengan pendanaan sebesar Rp. 47,2
miliar – PB.
7. Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional dengan kerangka pendanaan sebesar RP.
119,8 miliar. Kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan adalah: a Peningkatan Peran dan Pemanfaatan Kerja
Sama Perdagangan Internasional dengan pendanaan sebesar Rp. 42,0 miliar
– PB; b Peningkatan Kerjasama
3-98 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015
BIDANG EKONOMI di Bidang Perdagangan Jasa dengan pendanaan sebesar
Rp. 11,9 miliar – PN; c Peningkatan Kerjasama dan
Perundingan ASEAN dengan pendanaan sebesar Rp. 10,0 miliar
– PN; d Peningkatan Kerjasama dan Perundingan Bilateral dengan pendanaan sebesar Rp. 7,0 miliar
– PB. 8. Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
dengan kerangka pendanaan sebesar Rp. 668,4 miliar. Kegiatan prirotas yang akan dilaksanakan adalah: a
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Pemberdayaan Dagang Kecil dan Menengah dengan
pendanaan sebesar Rp. 55,2 miliar
– PB; b Peningkatan Kelancaran Distribusi Bahan Pokok dengan pendanaan
sebesar Rp. 40,0 miliar – PN; c Pengembangan Sarana
Distribusi Perdagangan dengan pendanaan sebesar Rp. 353,3 miliar
– PN; d Pengembangan Kelembagaan dan Pelaku Usaha Perdagangan dengan pendanaan sebesar
Rp. 24,1 miliar – PB; e Pengembangan Perdagangan
Dalam Negeri Daerah dengan pendanaan sebesar Rp. 65 miliar
– PB; f Pengembangan Kapasitas Logistik Perdagangan dengan pendanaan sebesar Rp. 75,0 miliar.
9. Program Peningkatan Perdagangan Berjangka Komoditi dengan kerangka pendanaan sebesar Rp. 83,5 miliar.
Kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan adalah: a Pembinaan dan Pengawasan Perdagangan Berjangka
Komoditi dengan pendanaan sebesar Rp. 5,7 miliar – PB;
b Pembinaan dan Pengawasan Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang dengan pendanaan sebesar Rp. 13,5 miliar
– PB.
10. Program Peningkatan Perlindungan Konsumen dengan kerangka pendanaan sebesar Rp. 217,1 miliar. Kegiatan
Prioritas yang
akan dilaksanakan
adalah: a
Pengembangan Standardisasi
Bidang Perdagangan
dengan pendanaan sebesar Rp. 12,0 miliar – PB; b
Pengembangan Kebijakan
dan Pemberdayaan
Perlindungan Konsumen dengan pendanaan sebesar Rp. 20,6 miliar
– PB; c Peningkatan Tertib Ukur dengan pendanaan sebesar Rp. 58,1 miliar
– PB; d Peningkatan Efektivitas Pengawasan Barang Beredar dan Jasa dengan
pendanaan sebesar Rp. 18,5 miliar – PB; e Peningkatan
Pengawasan Mutu Barang dengan pendanaan sebesar Rp. 23,5 miliar
– PB.
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI
3-99 Dalam rangka mencapai sasaran dan melaksanakan arah
kebijakan di atas, maka Komisi Pengawas Persaingan Usaha pada tahun 2105 akan melaksanakan program-program
serta kegiatan-kegiatan prioritas sebagai berikut:
Program Pengawasan Persaingan Usaha dengan kerangka pendanaan sebesar Rp. 100,6 miliar. Kegiatan prioritas yang
akan dilaksanakan adalah: a Pengkajian, Kebijakan dan Advokasi Persaingan Usaha dengan pendanaan sebesar Rp.
11,4 miliar
– PN; b Investigasi Dugaan Pelanggaran Persaingan Usaha Tidak Sehat dengan pendanaan sebesar
Rp. 6,9 miliar – PB; c Penindakan Pelanggaran Persaingan
Usaha Yang Sehat dengan pendanaan sebesar Rp. 2,6 miliar –
PB; d Penanganan Perkara Pelanggaran PersainganUsaha dengan pendanaan sebesar Rp. 7,5 miliar
– PB; e Pengawasan Persaingan Usaha di Wilayah Kerja Kantor
Perwakilan Daerah KPD KPPU dengan pendanaan sebesar Rp. 4,7 miliar
– PB; f Penilaian Merger dan Akuisisi dengan pendanaan sebesar Rp. 4,3 miliar
– PB.
Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan
kebijakan perdagangan
adalah dengan
menyusun aturan pelaksana yang terdapat di dalam pasal- pasal UU No. 7 tahun 2014 tentang Perdagangan dimana
terdapat 9 Pasal yang memerintahkan pembentukan Peraturan Pemerintah, 15 Pasal yang memerintahkan
pembentukan Peraturan Presiden, dan 20 Pasal yang memerintahkan pembentukan Peraturan Menteri yang harus
diselesaikan paling lama 2 dua tahun sejak diundangkan yaitu sejak Januari 2014.
Selain itu, juga perlu dilanjutkan proses amandemen terhadap UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat khususnya pada pasal-pasal yang mengatur tentang kelembagaan Sekretariat
Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU, pengendalian merger, hal-hal substantif agar sejalan dengan prinsip-
prinsip ekonomi, serta harmonisasi kebijakan. Kerangka Kelembagaan
Saat ini status kelembagaan Sekretariat KPPU masih belum mengikuti ketentuan struktur aparatur negara yang antara
lain disebabkan oleh perbedaan persepsi dalam memahami ketentuan mengenai Sekretariat KPPU dalam pasal 34
3-100 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015
BIDANG EKONOMI Undang-Undang No. 51999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Oleh karena itu, sejak tahun 2014 telah diupayakan
amandemen UU No. 51999 tersebut yang salah satu materinya terkait dengan penegasan status kelembagaan.
Perubahan status kelembagaan ini dinilai mempunyai arti penting karena akan memperkuat legitimasi Sekretariat
KPPU dalam menunjang pelaksanaan tugas dan wewenang KPPU yang diamanatkan sebagai pengawas pelaksanaan UU
No. 51999. Institusi-institusi
utama pelaksana
terkait proses
amandemen UU No. 51999 adalah Kementerian Hukum dan HAM,
Kementerian PAN
dan Reformasi
Birokrasi, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perencanaan
Pembangunan NasionalBappenas. 3.4.4
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah UKM
Kerangka Pendanaan
Pendanaan pemerintah dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM dan koperasi salah satunya berkaitan dengan
pelaksanaan program nasional peningkatan daya saing UMKM. Program nasional ini akan melibatkan sinergi 10
KementerianLembaga yang memiliki program dan kegiatan yang
terkait dengan
pengembangan UMKM
yaitu Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Perdagangan,
Kementerian Pertanian,
Kementerian Kelautan
dan Perikanan,
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Kehutanan,
Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Badan Koordinasi
Penanaman Modal. Sinergi akan difasilitasi melalui pengembangan matriks kegiatan bersama yang mencakup
harmonisasi kelompok dan lokasi sasaran, potensi kerja sama komplementer, dan pengembangan basis data dan
informasi bersama, yang didukung forum koordinasi di tingkat nasional. Pelaksanaan program nasional ini juga
diharapkan dapat melibatkan sinergi dan kerja sama dengan Pemerintah Daerah, dunia usaha dan masyarakat. Sementara
itu peningkatan daya saing koperasi difasilitasi utamanya melalui sinergi pendanaan yang disediakan Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah dan Gerakan Koperasi.
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI
3-101
Kerangka Regulasi
Dalam mendukung pelaksanaan kebijakan peningkatan daya saing UMKM dan koperasi, kerangka regulasi yang
dibutuhkan di antaranya:
1.
Peninjauan ulang terhadap pengaturan di dalam UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM untuk mencakup i
peningkatan daya saing UMKM melalui pendekatan yang mengintegrasikan pendekatan sektor dan wilayah; ii
pengembangan dukungan yang sesuai dengan skala usaha dan kebutuhan UMKM untuk tumbuh menjadi
lebih besar naik kelas ; iii pengembangan skema restrukturisasi
UMKM dan
koperasi untuk
mengantisipasi dan mengatasi dampak bencana dan krisis
usahaekonomi; dan
iv pengembangan
wirausaha baru.
2.
Peraturan setingkat Peraturan Presiden Perpres atau Instruksi Presiden Inpres yang mencakup pengaturan
mengenai i Program Nasional Peningkatan Daya Saing UMKM
dalam rangka
meningkatkan efektivitas
koordinasi dan sinkronisasi antar instansi terkait di tingkat nasional dan daerah; dan ii sistem pemantauan
dan evaluasi pemberdayaan UMKM dan koperasi yang didukung data dan informasi yang memadai; dan
3.
Penyusunan aturan pelaksanaan UU No. 17 tahun 2012 tentang
Perkoperasian 5
Rancangan Peraturan
Pemerintah RPP tentang Perkoperasian yang sedang dibahas: Rancangan Peraturan Pemerintah RPP
Penyelenggaraan Koperasi, RPP KSP, RPP Lembaga Pengawas KSP, RPP Koperasi Syariah dan RPP Lembaga
Penjamin Simpanan Koperasi.
Kerangka Kelembagaan
Sementara itu, kerangka kelembagaan yang dibutuhkan dalam
rangka mendukung
pelaksanaan kebijakan
peningkatan daya saing UMKM dan koperasi di antaranya:
1.
Peningkatan koordinasi antara pemangku kepentingan pengembangan UMKM dan koperasi, baik publik, swasta
maupun masyarakat di tingkat pusat dan daerah dalam rangka mendukung peningkatan daya saing UMKM dan
koperasi. Keterpaduan pelaksanaan peningkatan daya saing UMKM akan difasilitasi melalui Program Nasional
Peningkatan Daya Saing UMKM yang melibatkan
3-102 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015
BIDANG EKONOMI Kementerian Lembaga yang menangani urusan UMKM
di berbagai sektor di tingkat nasional. Keterpaduan peningkatan daya saing koperasi dilaksanakan melalui
sinergi kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah, Gerakan Koperasi dan masyarakat. Koordinasi program dan
kegiatan antar pemangku kepentingan UMKMK akan difasilitasi melalui pembentukan forum koordinasi
pemberdayaan UMKMK;
2.
Optimalisasi fungsi Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP yang didukung penyederhanaan jenis, persyaratan dan
prosedur perizinan bagi UMKM;
3.
Pengembangan dan fasilitasi registrasi UMKM ditangani unit khusus baik di tingkat pusat maupun daerah secara
terintegrasi;
4.
Penataan administrasi badan hukum koperasi yang terintegrasi baik di tingkat pusat maupun daerah;
5.
Peningkatan efektivitas pelaksanaan fungsi perlindungan usaha bagi UMKMK;
6.
Pengembangan kelembagaan untuk mendukung skema restrukturisasi
UMKMK sebagai
antisipasi dan
penanganan dampak bencana dan krisis usahaekonomi;
7.
Penguatan kelembagaan Pusat Diklat UMKMK di tingkat nasional dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis UPT;
8.
Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu PLUT KUMKM di tingkat nasional dan daerah provinsi,
kabupaten dan kota;
9.
Pengembangan pusat
pembinaan penyuluh
perkoperasian;
10.
Pembentukan Lembaga Pengawas KSP;
11.
Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan LPS Koperasi;
12.
Pengintegrasian Sistem Informasi Debitur SID untuk perbankan, KSP, LKM, dan lembaga keuangan lainnya;
13.
Pembentukan Pusat Inovasi UMKM;
14.
Peningkatan kapasitas dan sinergitas lembaga penelitian pemerintah
dan swasta
untuk mendorong
pengembangan teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan oleh UMKMK; dan
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI
3-103
15.
Peningkatan fungsi Lembaga Layanan Pemasaran LLP KUMKM sebagai trading house bagi produk UMKMK
secara nasional.