Pembangunan Strategi dan Arah

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI 3-71 Pembangunan ekonomi inklusif adalah pembangunan yang memberikan kesempatan pada seluruh anggota masyarakat untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam proses pertumbuhan ekonomi dengan status yang setara, terlepas dari latar belakang mereka. Dengan demikian, pembangunan ekonomi inklusif menciptakan kesempatan bagi semua dan memastikan akses yang sama terhadap kesempatan tersebut. Pencapaian pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan didukung oleh kebijakan pada sektor tenaga kerja, kemiskinan, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM. Di sisi kebijakan tenaga kerja, kebijakan-kebijakan seperti pelatihan, pembekalan, pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan SMK dapat memberikan tambahan keahlian bagi tenaga kerja sehingga memudahkan untuk dapat mengisi lowongan kerja yang tersedia. Dengan begitu, semakin banyak orang terlibat dalam proses pembangunan. Terkait dengan kebijakan pengurangan kemiskinan, pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan memiliki kaitan yang sangat erat. Pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan dapat memiliki dampak positif terhadap agenda pengurangan kemiskinan. Hal ini dapat ditempuh melalui pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat ketika kesenjangan berhasil diatasi. Selain itu, pembangunan ekonomi yang inklusif dapat meningkatkan efektivitas kebijakan pengurangan kemiskinan dengan memfokuskan pada penciptaan dan pemberian akses yang sama pada kesempatan kerja. Dengan begitu, mereka yang selama ini miskin karena tidak pernah mendapat kesempatan kerja, dapat memanfaatkan kesempatan kerja yang ada untuk keluar dari kemiskinan. Sebaliknya, kebijakan pengurangan kemiskinan melalui pemberian bantuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan juga akan memberikan dukungan pada terciptanya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. Di samping kebijakan di ketenagakerjaan dan kebijakan dalam pengurangan kemiskinan, pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan perlu didukung oleh kebijakan UKM. Dengan keterbatasan sektor formal untuk menampung tenaga kerja, kesempatan bagi mereka yang tidak tertampung untuk turut serta dalam proses pembangunan adalah melalui sektor-sektor informal. Oleh sebab itu, pengembangan UKM penting dilakukan, baik pengembangan 3-72 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 BIDANG EKONOMI yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan keterbatasan dana dan peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia dalam bentuk pemberian pelatihan yang memungkinkan UMKM dapat berkembang dengan kemampuannya sendiri. GAMBAR 3.27 TRANSFORMASI EKONOMI MELALUI INDUSTRIALISASI YANG BERKELANJUTAN Kebijakan stabilitas ekonomi ini, akan diuraikan di bidang keuangan negara dan moneter sebagai berikut.

3.3.5 Keuangan Negara Berdasarkan tantangan yang dihadapi bidang keuangan

negara pada tahun 2015, penerimaan negara dan belanja negara menjadi dua isu yang sangat penting maka arah kebijakan, strategi dan langkah-langkah kebijakan yang akan ditempuh adalah sebagai berikut.

i. Peningkatan Penerimaan Negara

Arah kebijakan ditujukan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan penerimaan pajak dan penerimaan bea dan cukai dalam rangka pembiayaan pembangunan serta pengendalian defisit untuk menjaga keberlanjutan fiskal fiscal sustainability. Sedangkan strategi yang akan ditempuh adalah: 1 Reformasi perpajakan secara komprehensif dan 2 Optimalisasi penerimaan bea dan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI 3-73 cukai. Dalam rangka reformasi perpajakan langkah-langkah yang akan ditempuh antara lain adalah: i Optimalisasi penerimaan dengan memperhatikan perkembangan investasi dan dunia usaha; ii; Reformasi administrasi perpajakan; pengawasan dan penggalian potensi; serta peraturan dan perundang-undangan; dan iii Pemberian insentif perpajakan dalam bentuk PPh dan bea masuk ditanggung Pemerintah bagi sektor-sektor tertentu. Untuk mendukung kebijakan di atas maka akan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: i penambahan pegawai Direktorat Jenderal Pajak minimal 5.000 lima ribu orang pegawai per tahun selama 5 lima tahun; ii penambahan 27 dua puluh tujuh satuan kerja baru berupa 2 dua Kantor Wilayah dan 25 dua puluh lima Kantor Pelayanan Pajak; iii penambahan 244 dua ratus empat puluh empat Seksi Pengawas dan Konsultasi di Kantor Pelayanan Pajak; iv pembenahan sistem administarsi perpajakan; v penyempurnaan peraturan perundang-undangan perpajakan; vi pemetaan wilayah potensi penerimaan pajak hasil pemeriksaan; vii ekstensifikasi dan intensifikasi pajak melalui perluasan basis pajak di sektor minerba dan perkebunan serta penyesuaian tarif; viii peningkatan efektivitas penyuluhan; ix penyediaan layanan yang mudah, cepat dan akurat; x peningkatan efektivitas pengawasan; dan xi peningkatan efektivitas penegakkan hukum bagi penyelundup pajak tax evasion. Dalam rangka optimalisasi penerimaan bea dan cukai akan dilaksanakan antara lain adalah: i penguatan legal framework melalui penyelesaian penyempurnaan peraturan di bidang lalu lintas barang dan jasa; ii peningkatan kualitas sarana dan prasarana operasi serta informasi kepabeanan dan cukai; iii pengembangan dan penyempurnaan sistem dan prosedur yang meliputi program profilling Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan PPJK, persiapan Authorized Economic Operator AEO dan pengembangan Tempat Penimbunan Sementara TPS; serta iv ekstensifikasi dan intensifikasi barang kena cukai.