Kerangka Kerangka Regulasi Dan Kerangka Kelembagaan

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN 7-19 diamanatkan dalam pasal 44. Urgensi kebutuhan Regulasi adalah : 1. PP tentang penyelenggaraan Industri pertahanan diperlukan dalam rangka : a memperkuat Industri Pertahanan; b mengembangkan teknologi Industri Pertahanan yang bermanfaat bagi pertahanan, keamanan, dan kepentingan masyarakat; c meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja; d memandirikan sistem pertahanan dan keamanan negara; dan e membangun dan meningkatkan sumber daya manusia yang tangguh untuk mendukung pengembangan dan pemanfaatan Industri Pertahanan. 2. PP tentang mekanisme imbal dagang kandungan lokal dan offset dalam pengadaan barang jasa alpahankam diperlukan dalam rangka pemberdayaan atau peningkatan partisipasi industri pertahanan dalam negeri, adanya alih teknologi, jaminan tidak ada embargo, adanya imbal dagang, offset, dan peningkatan kandungan lokal. 3. Perpres tentang organisasi, tata kerja dan sekretariat KKIP diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugas harian ketua KKIP dalam merumuskan kebijakan nasional, penyusunan rencana induk, penetapan kebijakan pemenuhan alpalhamkan, standararisasi industri pertahanan, kebijakan pendanaan, mekanisme jual beli, dan pemantauan evaluasi kebijakan industri pertahanan. 4. Perpres Pengelolaan industri pertahanan diperlukan rangka membangun dan mengembangkan Industri Pertahanan agar menjadi maju, kuat, mandiri, dan berdaya saing terutama dalam hal perumusan : a perencanaan pemenuhan kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan; b perencanaan pembangunan dan pengembangan Industri Pertahanan; c penentuan teknologi dan produk danatau Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan yang akan dikuasai dan dikembangkan; d standardisasi serta kelaikan produk danatau Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan; e pembinaan, registrasi, dan sertifikasi Industri Pertahanan; f supervisi, asistensi, dan fasilitasi pengembangan Industri Pertahanan; g sumber pendanaan; h pengendalian dan pengawasan penguasaan teknologi; dan e promosi, pengendalian, dan pengawasan teknologi danatau produk yang dihasilkan. 7-20 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN 5. Perpres Pengadaaan Kontrak Jangka Panjang diperlukan mengingat pengadaan peralatan pertahanan dan keamanan khususnya Alutisista TNI dan Alut Polri yang besar dan berteknologi tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan delivery membutuhkan waktu yang lama dan lintas tahun. Mekanisme kontrak yang berlaku tahunan sesuai siklus APBN, tidak memungkinkan bahkan membuat tidak efisien dalam pengadaan Alutisista TNI dan Alut Polri. Penanggung jawab pembentukan PP penyelenggaraan Industri pertahanan; PP tentang mekanisme imbal dagang kandungan lokal dan offset dalam pengadaan barang jasa alpahankam; Perpres tentang organisasi, tata kerja dan sekretariat KKIP; Perpres Pengelolaan industri pertahanan; dan Perpres Pengadaaan Kontrak Jangka Panjang adalah Kementerian Pertahanan sebagai Ketua Harian Komite Kebijakan Industri Pertahanan. Adapun KementerianLembaga yang terkait dalam pembentukan PP dan Perpres adalah : 1. PP penyelenggaraan Industri pertahanan : Kemenkopolhukam, Kemenkumham, Kemeneg BUMN, Kemenristek, Kemeneg Perindustrian, Polri, Kominfo, Kemendikbud. 2. PP tentang mekanisme imbal dagang kandungan lokal dan offset dalam pengadaan barang jasa alpahankam : Kemenkopolhukam, Kemenkumham, Kemeneg BUMN, Kemenristek, Kemeneg Perindustrian, Kemenkeu, Kemenlu. 3. Perpres tentang organisasi, tata kerja dan sekretariat KKIP : Kemenkopolhukam, Kemenkumham, Kemeneg BUMN, Kemenristek, Kemeneg Perindustrian, Kemenkeu, Kemen PPNBappenas. 4. Perpres Pengelolaan industri pertahanan : Kemenkopolhukam, Kemenkumham, Kemeneg BUMN, Kemenristek, Kemeneg Perindustrian, Kemenku, Kemen PPNBappenas. 5. Perpres Pengadaaan Kontrak Jangka Panjang : Kemenkopolhukam, Kemenkumham, Kemeneg BUMN, Kemeneg Perindustrian, Kemkeu, Kemen PPNBappenas.

7.5.2 Kerangka

Kelembagaan Untuk mencapai sasaran pembangunan bidang pertahanan dan keamanan dilaksanakan program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan arah kebijakan dan strategi Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN 7-21 pembangunan bidang pertahanan dan keamanan. Pelaksanaan program dan kegiatan tersebut, menggunakan kerangka kelembagaan sesuai peraturan perundang-undangan yang ada, dan disajikan dalam matrik 2.2. RKP 2015 bidang pertahanan dan keamanan. Namun, karena masih terdapat permasalahan kelembagaan yang dinilai akan mempengaruhi pencapaian pembangunan, perlu dilakukan upaya penataan kelembagaan. Pada tahun 2015, pembangunan bidang pertahanan dan keamanan yang memerlukan penataan kelembagaan adalah penguatan intelijen di wilayah yang belum memiliki perwakilan Badan Intelijen Daerah BINDA. Hal ini searah dengan kebijakan penguatan intelijen, di mana BIN sebagai koordinator intelijen negara serta penatakelola dan koordinator antar institusi intelijen negara perannya perlu diperkuat. Sebagai konsekuensi pemekaran wilayah, baik di tingkat Propinsi maupun di tingkat Kabupatenkota, diperlukan penataan atau pembentukan kelembagaan BINDA. Hal ini dalam rangka meningkatkan upaya deteksi dini potensi gangguan keamanan dalam negeri baik yang berasal dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri. Prioritas penataan kelembagaan bidang Hankam pada tahun 2015 adalah pembentukanpenambahan BINDA Kalimantan Utara. Upaya ini memiliki nilai strategis karena Kalimantan Utara selain sebagai wilayah pemekaran baru, juga berbatasan dengan Malaysia yang rawan aksi penyelundupan barang dan jasa illegal, human trafficking, illegal logging, maupun upaya-upaya mengganggu kewibawaan dan kedaulatan NKRI.