Kondisi Umum PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 4-3 laboratorium yang bertugas melayani kebutuhan industri. Sejak tahun 2008, BPPT membangun pusat-pusat riset baru dan merevitalisasi pusat-pusat riset yang ada melalui Program Pengembangan Laboratoria BPPT Terpadu di Kawasan Puspiptek, Serpong – Provinsi Banten yang dinamakan Pusat Laboratorium Terpadu yang terdiri dari enam klaster. Klaster 1 meliputi laboraratoium dan balai teknologi di bidang rekayasa teknologi produksi dan manufaktur dasar. Klaster 2 meliputi laboratoium dan balai teknologi di bidang rekayasa teknologi material dan proses. Klaster 3 meliputi laboratoium dan balai teknologi di bidang rekayasa teknologi informasi dan komunikasi serta rekayasa teknologi hankam. Klaster 4 meliputi laboratorium dan balai teknologi di bidang rekayasa geostech geo engineering science and technology. Klaster 5 meliputi laboratoium dan balai teknologi di bidang rekayasa teknologi energi. Klaster 6 sebagai pusat inovasi dan bisnis teknologi. Pusat Rekayasa ini melengkapi Laboratoria yang telah ada yaitu: Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur, Laboratorium Aero Gasdinamika dan Getaran, Balai Besar Teknologi Energi, Balai Termodinamika Motor dan Propulsi, Balai Pengkajian Teknologi Polimer, Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi, Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi, Balai Pengkajian Bioteknologi, Balai Teknologi Lingkungan, Balai Inkubator Teknologi. Indonesia kaya akan sumberdaya hayati baik di darat maupun di laut. Di masa depan, kekayaan ini berpotensi menjadi sumber keunggulan ekonomi bila dipelihara, dimuliakan, dan dibudidayakan. Untuk itu, sejak tahun 2004 dibangun Gedung Botani Herbarium Bogoriense dan Mikrobiologi dengan luas gedung 12.331 m 2 di atas tanah seluas 48.000 m2 dan diresmikan pada tanggal 23 Mei 2007 oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono. Gedung ini digunakan untuk menyimpan koleksi tumbuh-tumbuhan Indonesia yang bernilai tinggi antara lain: Pteridophyta, Gymnospermae, Monokotil, Dikotil, Koleksi TYPE, dan Cryptogamae. Semua koleksi ini disimpan dalam 11.412 sheet botol. Dengan demikian, secara bertahap kita telah memelihara koleksi sumberdaya hayati kita yang sangat berharga. Di samping gedung herbarium, pada tahun 2013 juga dilaksanakan pembangunan gedung Indonesian Culture Collection InaCC dan akan diresmikan pada Tahun 2014. Gedung ini akan menyimpan koleksi 428 actinomycetes, 375 bakteri, 225 jamur, dan 604 khamir. Gedung ini dirancang memenuhi standar internasional. 4-4 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Penguasaan teknologi penerbangan sangat strategis dalam mendukung konektivitas nasional khususnya untuk angkutan udara. Untuk itu pada tahun 2011 didirikan Pusat Teknologi Penerbangan Pustekbang – LAPAN. Pusat ini memiliki fasilitas terowongan angin TA Supersonik dan Subsonik direvitalisasi serta fasilitas computer Cluster dan Hardware in The Loop Simulation HWIL beserta gedung laboratorium dan adminsitrasi. Capaian Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Pembangunan kapasitas inovasi nasional disertai dengan peningkatan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek P3 Iptek yang mencakup: kegiatan riset; pengembangan standardisasi nasional; pengawasan penggunaan teknologi nuklir; dan penumbuhan industri berbasis hasil litbang teknopreneur. Secara umum, hasil kegiatan riset ditunjukkan antara lain oleh jumlah permohonan paten Tabel 4.1. menunjukkan bahwa permohonan paten dari luar negeri sangat dominan, secara rata-rata 700 persen dibandingkan dengan yang bersumber dari dalam negeri. Permohonan paten yang bersumber dari dalam negeri dalam kategori PCT sangat kecil. TABEL 4.1 JUMLAH PERMOHONAN PATEN TAHUN 2009-2012 SUMBER PERMOHONAN Tahun 2009 2010 2011 2012 1. Dalam Negeri - PCT 2 19 8 10 2. Dalam Negeri - Non PCT 413 497 533 601 3. Dalam Negeri - Sederhana 247 251 236 219 Jumlah Dalam Negeri 662 767 777 830 4. Luar Negeri - PCT 3.761 4.596 4.839 5.471 5. Luar Negeri - Non PCT 342 401 458 680 6. Luar Negeri - Sederhana 38 38 56 51 Jumlah Luar Negeri 4.141 5.035 5.353 6.202 Sumber: Statistik Permohonan Paten, 2012 - Kementerian Ristek Dalam rangka mendukung ketahanan pangan, penelitian padi sawah yang dilakukan oleh BATAN pada tahun 2010 telah menghasilkan padi unggul Pandan Putri yang potensi-hasilnya Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 4-5 mencapai 8 Ton GKGHa, berumur 127 hari di dataran tinggi, 115 hari di dataran rendah, tanaman lebih pendek tidak mudah rebah sifat lain sama dengan Pandan Wangi; pada tahun 2011 menghasilkan Inpari Sidenuk dengan potensi hasil mencapai 9.1 Ton GKGHa, umur 110 hari, tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 20 persen; pada tahun 2012 menghasilkan Inpari Mugibat dengan potensi hasil mencapai 8.2 TonGKG Ha, umur 119 hari, nasi pulen, kadar amilosa 23.2 persen; Sulutan-1 yang merupakan pengembangan varietas lokal Super Win, potensi hasil mencapai 8.1 Ton GKG Ha, umur 112 hari Superwin umur tanam + 135 hari, nasi pulen, kadar amilosa 21.9 persen, tahan hawar daun strain III; dan Sulutan-2 dengan potensi hasil mencapai 8 Ton GKGHa, umur 111 hari, nasi pulen, kadar amilosa 21.4 persen, tahan hawar daun strain III. Untuk lahan yang tidak beririgasi, LIPI mengembangkan padi gogo yang pada tahun 2011 menghasilkan Inpago LIPI-01 dan Inpago LIPI-02 yang sudah dilepas. Varietas galur padi gogo ini toleran kekeringan, tahan penyakit blas dan toleran cekaman aluminium, telah diluncurkan dan digunakan petani di daerah Sukabumi, Lampung dan Ngawi bekerjasama dengan Kementerian Pertanian. Pada tahun selanjutnya dihasilkan varietas Inpago LIPI-03 dan Inpago LIPI-04, yang sampai dengan bulan Juni 2013, sedang dalam pengujian untuk mendapatkan sertifikat aman lingkungan dan uji keamanan hayati yang dikeluarkan oleh Konsorsium Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. Dalam bidang peternakan, LIPI mengembangkan teknik sperma sexing untuk pembibitan sapi, sehingga jenis kelamin calon anak sapi yang akan dilahirkan dapat diprogram sesuai kehendak peternak. Disamping itu, LIPI juga mengembangkan embrio transfer untuk menghasilkan genetik sapi unggul secara serentak. BPPT mengembangkan laser puncture untuk menstimulasi berahi ternak, sehingga produktivitas sapi dapat ditingkatkan. Di bidang energi, LIPI mengembangkan bahan bakar nabati dan berhasil membangun Plot Plant Bioetanol Generasi 3 berbasis lignoselulosa dari tandan kosong kelapa sawit yang dapat menghasilkan alokohol dengan kadar mencapai 99 persen. BPPT memusatkan upayanya untuk dapat memanfaatkan panas bumi skala kecil, dan berhasil membangun PLTP 3 MW di Kamojang – Jawa Barat serta telah menjalani uji coba operasi PLTP. Sebagai lembaga pengkajian teknologi, BPPT melaksanakan kajian teknologi proses 4-6 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI pembuatan sel surya yang berhasil merumuskan rekomendasi bahwa teknologi kristal silikon layak bagi industri dalam negeri untuk diinvestasikan. Di samping itu, BATAN melaksanakan penyiapan pembangunan PLTN di daerah strategis. Di bidang Kesehatan dan Obat, Kementerian Riset dan Teknologi pada tahun 2011 mendorong sinergi pengembangan riset vaksin untuk penyakit influenza H1N1 dan H5N1. Pada tahun 2012 dibentuk konsorsium TB Vaccine yang terdiri dari UGM, UI, UNPAD, ITB, UNAIR, UNHAS, Litbangkes, dan PT Biofarma. Konsorsium untuk Dengue Vaccine terdiri dari UGM, UI, Unair, LBM Eijkman, LIPI, BPPT, Litbangkes dan PT. Biofarma. Konsorsium vaksin Hepatitis B yang terdiri dari LBM Eijkman, Universitas Al-Azhar, BPPT, dan PT. Biofarma. Ketiga konsorsium tersebut telah mengembangkan beberapa teknologi antara lain: pengembangan vaksin hepatitis B, vaksin dengue dan vaksin TB, teknik pasteurisasi radiasi, pengembangan dan uji coba prototipe telehealth, sistem pengkonversi citra digital fungsi faal tubuh, rancang bangun monitoring pasien, pemanfaatan cairan pleura dan sebagainya. Selain oleh konsorsium, BATAN meneliti metode teknik deteksi resistensi bakteri M. tuberculosis TBC terhadap obat rifampisin, isoniazid INH, ethambutol dan pirazinamid dengan menggunakan teknik biologi molekuler berbasis nuklir; teknik kultur in-vitro Plasmodium falciparum, serta telah diperoleh dosis optimal iradiasi gamma untuk melemahkan Plasmodium falciparum untuk mendukung kegiatan pembuatan vaksin malaria dengan radiasi gamma; dikuasai teknik deteksi NOR dan Ki-67 sebagai biomarker radiosensitivitas sel untuk mengoptimalkan pengobatan dengan radioterapikemoterapi pada penderita kanker serviks dan payudara; pengendalian Vektor Penyakit DBD Aedes aegypti dan Malaria Anopheles sp. dengan Teknologi Serangga Mandul TSM; Radioisotop 125I seed brakiterapi aktivitas 0,97 –5,8 mCiseed untuk terapi kanker prostat yang telah digunakan di beberapa rumah sakit RS. Hasan Sadikin-Bandung, RS. Yarsi-Surakarta, dan RS. Soetomo- Surabaya. Saat ini, telah disiapkan untuk sertifikasi termasuk uji klinis ke Kementerian Kesehatan. BPPT telah berhasil memperoleh galur unggul untuk produksi Penisilin G yang mampu menghasilkan Penisilin G sebesar 3.045 ppm, aktivitas enzim PGA sebesar 2.32 UmL hasil produksi oleh galur rekombinan Bacillus megaterium, proses biokonversi Penisilin Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 4-7 G menjadi 6-APA menggunakan enzim penisilin asilase secara batch diperoleh rendemen sebesar 60 persen. Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan, berhasil meluncurkan Roket berkaliber 122 mm jenis balistik, roket kaliber 200 jenis balistik dan roket kendali yang diuji coba peluncurannya di Baturaja Sumatera Selatan. Roket D- 0 kaliber 122 mm, RX-1220 telah berhasil diterbangkan dengan jarak terbang ±20 km, roket kaliber 200 dengan jangkauan 30 km diuji untuk sasaran sejauh ±20 km, sedangkan roket kendali RKX-2020 memiliki jangkauan 4 km. Ketiga jenis roket diluncurkan dengan menggunakan sistem peluncur buatan dalam negeri. Sistem peluncur Truk Gaz untuk meluncurkan roket RX-1210 R-Han 122 dan sistem peluncur Truk Perkasa untuk meluncurkan roket RX-1220, RX-2020 dan RKX-2020. Pada tahun 2012 kolaborasi riset melalui konsorsium ini telah berhasil mengembangkan roket D-230 RX-1220 dengan diameter 122 mm, berbahan bakar propelan seberat 23 kg, kecepatan terbang 2,7 Mach, dan jarak jangkau sekitar 24 km. Selain itu, dikembangkan juga roket D-230 RX-2020 dengan diameter 200 mm, berbahan bakar propelan seberat 53,4 kg, dan jarak jangkau sekitar 36 km. Kolaborasi riset di bidang material maju yang difasilitasi dan dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi melalui konsorsium riset tahun 2012 adalah riset dan pengembangan magnet serta baterai lithium dalam rangka mendukung program mobil listrik nasional. Konsorsium riset magnet melibatkan Pusat Penelitian Fisika – LIPI, Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – LIPI, Pusat Teknologi Bahan dan Industri Nuklir – BATAN, Departemen Fisika – UI, dan pihak industri yaitu PT Sintertech. Sementara itu, konsorsium riset baterei lithium melibatkan LPNK Ristek LIPI, Batan, dan BPPT, Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, perguruan tinggi UI, ITS, UGM, pelaku industri PT. Nipress, serta pemerintah daerah. LIPI melakukan pengembangan material dengan kemampuan self cleaning dan self healing untuk berbagai aplikasi, produksi bahan marka jalan yang tahan terhadap cuaca dan abrasi pada skala pilot sd 750 kg, serta membuat magnet permanen berbasis Fe2O3 berkekuatan 2 Kgauss. Dalam rangka menumbuhkan industri baru berbasis inovasi iptek, Kementerian Ristek menginisiasi program inkubasi bisnis teknologi. Pada tahun 2013 ditetapkan proposal untuk 4-8 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI mendapatkan pembiayaan yaitu : 1. Information technology Digital Advertising Solution Consultant, Inkubator – Swiss German University, tenan yang dibina adalah PT. Garuda Solusi Kreatif. 2. Pengembangan Healthy Sweet sebagai pemanis organik, Inkubator – IPB, tenan yang dibina adalah Elsafta Indonesia. 3. Peralatan Konverter Kit LGV, Inkubator – LIPI, tenan yang dibina adalah PT. Tritunggal Prakarsa Global. 4. Pengembangan mesin uji universal UTM kapasitas 25 ton, Inkubator – BIC, tenan yang dibina adalah PT. Testindo. 5. Pewarna alami untuk batik dari tanaman lokal Indonesia, Inkubator – BIC-MITI, tenan yang dibina adalah Flavamia Pratama. P3-Iptek juga diarahkan untuk mendukung keberlanjutan dan kemanfaatan sumber daya alam hayati Indonesia baik itu flora maupun fauna. Untuk memelihara jenis tumbuhan Indonesia, selama periode 2004-2013, LIPI telah mulai membangun 21 Kebun Raya Daerah di 17 provinsi, mendampingi empat kebun raya yang dikelola LIPI Bogor, Cibodas, Purwodadi dan Bedugul. LIPI melakukan pendampingan secara intensif antara lain: Kebun Raya Baturaden dan Kebun Raya Balikpapan 2011, Kebun Raya Enrekang, Kuningan, Samosir 2012, Kebun Raya Wamena 2013. LIPI sejak tahun 2004 telah melaksanakan kegiatan Coral Reef Rehabilitation and Management Program Coremap yang bertujuan untuk melakukan penyelamatan terumbu karang. Di samping itu, kemampuan untuk memantau sumber daya alam dengan menggunakan satelit penginderaan jauh semakin ditingkatkan. LAPAN melalui Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam di Parepare Sulawesi Selatan menerima 4 satelit yaitu SPOT 2 dan 4, Aqua serta Terra. Untuk pengembangan sistem stasiun bumi, LAPAN telah dapat mengembangkan sistem stasiun bumi menerima data NOAA, Fengyun dan Landsat. Pada tahun 2012, sesuai dengan Inpres No. 6 tahun 2012 LAPAN melakukan pembangunan sarana dan prasarana pendukung untuk Citra Satelit Resolusi Tinggi dari stelit SPOT-5 dan SPOT-6. Badan Standardisasi Nasional BSN bertugas untuk mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 4-9 nasional, terus-menerus mengupayakan penguatan infrastruktur mutu tersebut dalam rangka meningkatkan daya saing nasional. Infrastruktur mutu terdiri dari tiga pilar yakni: 1 standardisasi; 2 penilaian kesesuaian; dan 3 metrologi untuk mendukung penerapan Standard Nasional Indonesia SNI. Dalam pengembangan SNI, pertimbangan kebutuhan pasar dan stakeholder standardisasi menjadi sangat penting agar SNI dapat memberikan manfaat sesuai tujuan SNI disusun. Secara keseluruhan, hingga Oktober 2013, BSN telah menetapkan 9.532 SNI dengan rincian: 1.806 SNI yang ditetapkan untuk abolisi, dan 7.726 SNI yang ditetapkan masih berlaku. Di bidang penilaian kesesuaian, Komite Akreditasi Nasional KAN telah melakukan akreditasi terhadap 1.199 lembaga penilaian kesesuaian yang mencakup 787 laboratorium penguji, 170 laboratorium kalibrasi, 54 lembaga inspeksi, 31 laboratorium medik, 41 lembaga sertifikasi sistem manajemen LSSM, 8 lembaga sertifikasi sistem HACCP, 8 lembaga sertifikasi sistem manajemen keamanan pangan SMKP, 14 lembaga sertifikasi sistem manajemen lingkungan LSSML, 2 lembaga sertifikasi ekolabel LSE, 39 lembaga sertifikasi produk LSPro, 6 lembaga sertifikasi personel LSP, 12 lembaga verifikasi legalitas kayu LVLK, 8 lembaga sertifikasi pangan organik LSPO, serta 19 lembaga penilai pengelolaan hutan produksi lestari LPPHPL. Pada saat ini telah dikembangkan skema akreditasi baru, terdiri atas akreditasi penyelenggara profisiensi testing, akreditasi lembaga sertifikasi green house gases, akreditasi lembaga sertifikasi sistem manajemen medical devices SNI ISO 13485, dan akreditasi lembaga sertifikasi sistem manajemen keamanan rantai pasok SNI ISO 28000. Dalam rangka pengawasan tenaga nuklir, BAPETEN telah menyusun dan mengembangkan berbagai peraturan baik berupa Peraturan Pemerintah maupun Peraturan Kepala BAPETEN. Peraturan-peraturan tersebut dimaksudkan untuk menyempurnakan dan melengkapi ketentuan yang ada dalam rangka penyempurnaan pengawasan tenaga nuklir yang telah berjalan, dan juga untuk menyongsong pembangunan PLTN. Pelaksanaan pengawasan tenaga nuklir dimulai dengan proses perizinan yang merupakan proses legalisasi terhadap rencana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir yang telah memenuhi persyaratan dan ketentuan dalam peraturan perundangan ketenaganukliran. Perizinan dimaksud dibagi atas Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif FRZR, Perizinan Instalasi 4-10 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI dan Bahan Nuklir IBN dan Perizinan petugas tertentu berupa Surat Izin Bekerja SIB. Setelah izin diterbitkan, tugas berikutnya adalah melakukan pemeriksaan inspeksi yang dilakukan secara rution dan sewaktu-waktu. Ruang lingkup inspeksi meliputi fasilitas radiasi dan zat radioaktif, dan instalasi dan bahan nuklir di seluruh wilayah Indonesia. Secara umum dapat dikatakan, bahwa kepatuhan pengguna terhadap pengoperasian peralatan adalah sesuai dengan persyaratan izin. Kepatuhan ini memberikan jaminan keselamatan terhadap pekerja, anggota masyarakat termasuk jaminan keselamatan pasien yang memanfaatkan fasilitas radiasi dan perlindungan terhadap lingkungan hidup.

4.1.3 Tantangan

Pembangunan Iptek Pembangunan iptek telah berlangsung lama di Indonesia. Investasi dalam bentuk pembangunan laboratorium dan penyediaan perlatannnya telah lama menjadi perhatian Pemerintah. Pendidikan tenaga peneliti dan peningkatan keterampilannya juga telah lama berlangsung. Sementara itu, kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek juga senantiasa berlangsung. Hasil-hasilnya juga telah banyak tercatat baik dalam publikasi, paten, maupun layanan-layanan teknologi bagi masyarakat. Sementara itu, data menunjukkan bahwa sumbangan penguasaan iptek bagi perekonomian nasional masih sangat terbatas. Sumbangan penguasaan iptek terhadap pertumbuhan ekonomi PDB terwujud dalam besaran TFP, Total Factor Productivity bersama dengan faktor lain yaitu kualitas infrastruktur, sumberdaya manusia, tata kelola governance, dan stabilitas politik. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2010, 2011, dan 2012 ditunjukkan dalam Tabel 4.2. berikut. Data perkembangan ini menunjukkan bahwa sumbangan TFP terhadap pertumbuhan PDB merupakan yang terkecil bila dibandingan dengan Modal dan Tenaga Kerja. Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 4-11 TABEL 4.2 PERTUMBUHAN PDB, MODAL, TENAGA KERJA DAN TFP TAHUN 2010, 2011, 2012 Variabel TAHUN 2010 2011 2012 Y, PDB 6,2 6,5 6,2 K, Modal 3,7 3,9 3,6 L, Tenaga Kerja 1,6 1,6 1,6 TFP 0,9 1,0 1,0 Sumber: BAPPENAS - 2013 Dengan demikian, tantangan pertama pembangunan iptek adalah meningkatkan dukungannya kepada sektor-sektor produksi barang dan jasa agar dapat lebih efisien, lebih produktif dan lebih berdaya saing yang secara agregat sumbangan ini dapat ditunjukkan oleh peningkatan nilai TFP. Sebagai negara kepulauan dan tropis, Indonesia kaya dengan sumber daya alam baik yang hayati maupun nir-hayati. Sumberdaya hayati ada yang berlokasi di laut atau perairan dan ada yang di daratan yang masing-masing dalam bentuk flora, fauna, dan jasad renik. Persoalnya adalah, sumber daya alam dapat berkurang dan akhirnya habis. Dalam kaitan ini, tantangan pembangunan iptek berikutnya adalah meningkatkan dukungannya kepada keberlanjutan sumber daya alam dan pemanfaatannya bagi kesejahteraan rakyat. Bila pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 238,5 juta jiwa, maka pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 284,8 juta jiwa dan pada tahun 2035 mencapai 305,6 juta jiwa. Di lain pihak, jumlah penduduk dunia pada tahun 2025 diperkirakan sudah mencapai 8 milyar jiwa. Di era globalisasi, dimana pergerakan manusia, barang dan jasa, keuangan, dan informasi semakin mudah dan dimudahkan. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kehidupan setiap individu di dunia ini. Jarak fisik maupun jarang informasikomunikasi antar orang akan semakin dekat, seolah semua manusia hidup dalam satu kampung global, Global Village. Pertanyaannya adalah apakah masyarakat Indonesia dapat berjaya dalam kampung global yang demikian? Berjaya dalam arti dapat