Jumlah Siswa orang Angka Partisipasi Kasar Pendidikan tinggi 29,68

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-43 c. Meningkatnya tingkat kebekerjaan lulusan pendidikan kejuruan. 11. Meningkatnya jumlah angkatan kerja berpendidikan rendah yang mengikuti pelatihan atau kursus keterampilan yang berkualitas. 12. Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan yang ditandai dengan: a. Meningkatnya persentase guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1D4. b. Meningkatnya persentase dosen yang memenuhi kualifikasi akademik S2S3. c. Meningkatnya persentase guru yang bersertifikasi pendidik. d. Membaiknya distribusi guru antarsatuan pendidikan dan antarwilayah termasuk terpenuhinya kebutuhan guru di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan sesuai dengan standar pelayanan minimal. e. Meningkatnya kapasitas tenaga kependidikan termasuk kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam pengelolaan dan penjaminan mutu pendidikan. 13. Meningkatnya budaya gemar membaca masyarakat. 14. Meningkatnya layanan perpustakaan yang ditandai oleh: a. Meningkatnya jumlah pemustaka; b. Meningkatnya jumlah dan ragam koleksi; c. Meningkatnya jumlah dan kualitas pustakawan; d. Meningkatnya jumlah perpustakaan daerah berbasis teknologi informasi dan komunikasi e- library; e. Meningkatnya preservasi dan konservasi bahan perpustakaan, termasuk naskah kuno; dan f. Meningkatnya fasilitas layanan perpustakaan nasional. 15. Meningkatnya partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang ekonomi, sosial budaya, iptek dan politik. 2-44 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 16. Meningkatnya masyarakat yang melakukan kegiatan olahraga. 17. Meningkatnya prestasi olahraga pada kejuaraan multi event di tingkat regionalinternasional SEA Games dan Para Games 2015. 18. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama yang ditandai dengan: a. Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama pada masyarakat; b. Terwujudnya kehidupan sosial yang harmonis, rukun dan damai dikalangan umat beragama; c. Meningkatnya pelayanan kehidupan beragama; d. Meningkatnya kualitas dan profesionalisme pelayanan ibadah haji yang ditandai dengan pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar; dan e. Meningkatnya kualitas tata kelola pembangunan bidang agama. 19. Membangun insan Indonesia yang bermartabat, berkarakter dan berjati diri yang mampu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa dan peradaban luhur di tengah pergaulan global. 20. Meningkatnya apresiasi terhadap keragaman dan kreativitas karya budaya. 21. Meningkatnya kualitas pengelolaan dalam upaya pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya. 22. Meningkatnya kerjasama dan pertukaran informasi budaya antara Indonesia dan mancanegara. 23. Meningkatnya kapasitas sumber daya pembangunan kebudayaan dalam mendukung upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan. 24. Meningkatnya kesejahteraan dan penanggulangan risiko kerentanan yang dihadapi oleh individu, rumah tangga, dan komunitas, yang mencakup anak, lanjut usia, penyandang disabilitas, komunitas adat terpencil, korban kekerasan, eksploitasi, perdagangan manusia, dan bencana, serta penduduk membutuhkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-45 perlindungan khusus lainnya. 25. Meningkatnya efektivitas kelembagaan PUG dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan yang responsif gender dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan di tingkat nasional dan daerah, yang ditandai antara lain dengan: a. Meningkatnya fasilitasi pelaksanaan PUGPPRG dan perlindungan bagi perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan, termasuk TPPO, di KL dan Pemda; b. Meningkatnya kapasitas SDM di tingkat KL dan Pemda dalam penerapan PUGPPRG; c. Terlembaganya ketersediaan, pemutakhiran, dan pemanfaatan data terpilah, termasuk data kekerasan terhadap perempuan; d. Meningkatnya koordinasi antar KL dan pusat- daerah dalam pelaksanaan PUGPPRG dan perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan termasuk TPPO; serta e. Meningkatnya harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan termasuk TPPO. 26. Meningkatnya efektivitas kelembagaan perlindungan anak, baik di tingkat nasional maupun daerah yang ditandai antara lain dengan: a. Meningkatnya sinergi perundang-undangan dan kebijakan terkait perlindungan anak; b. Meningkatnya koordinasi antarkementerian lembaga SKPD dan antara pusat dengan daerah dalam perlindungan anak; c. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas data informasi perlindungan anak; d. Kuantitas dan kualitas tenaga pelaksana perlindungan anak; e. Meningkatnya efektivitas pengawasan pelaksanaan perlindungan anak; serta 2-46 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA f. Meningkatnya pemahaman dan komitmen para pengambil keputusan, pemangku kepentingan, dan masyarakat tentang hak anak, perlindungan anak, dan pengasuhan yang baik.

2.3 ARAH

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN TAHUN 2015 Pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama tahun 2015 merupakan kelanjutan dari pembangunan tahun 2014 sekaligus sebagai awal dari pembangunan jangka menengah tahap ketiga RPJMN 2015-2019. Pemanfaatan peluang bonus demografi menjadi salah satu acuan penting dalam menyusun arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama, khususnya dalam peningkatan pendidikan tinggi, peningkatan status kesehatan anak dan usia produktif, peningkatan keluarga berencana, peningkatan partisipasi pemuda dan di dukung lapangan kerja dan pasar kerja yang mendukung. Dengan memperhatikan permasalahan dan sasaran yang akan dicapai pada tahun 2014, maka arah kebijakan pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama tahun 2015 diprioritaskan untuk:

1. Mengendalikan kuantitas

penduduk dengan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata dalam sistem JKN dan penguatan pembangunan keluarga, melalui: a Pembinaan akseptor dan peningkatan advokasi-KIE dengan berbagai media yang difokuskan pada sasaran kelompok khusus pasangan usia muda dan memiliki dua anakparitas rendah; b Peningkatan intensitas pelayanan KB secara statis di wilayah perkotaan, dan secara mobile di wilayah sulit, serta fokus pada wilayah- wilayah yang memiliki daya ungkit tinggi dalam kesertaan ber-KB; c Pembinaan dan pelestarian terhadap peserta KB untuk meningkatkan jumlah peserta KB, dan menurunkan ketidakberlansungan ber- KB, serta meningkatkan penggunaan alat dan obat kontrasepsi jangka panjang MKJP; d Penyediaan sarana dan prasarana serta alat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas pelayanan kesehatanklinik pelayanan KB; e Peningkatan pemahaman remaja tentang kependudukan, KB, kesehatan reproduksi, dan Pembangunan Keluarga melalui pembinaan Generasi Berencana genre; dan f Pembangunan keluarga melalui penguatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga kelompok kegiatan pembinaan keluarga BKB, Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-47 BKR, BKL, dan UPPKS, dan penguatan fungsi keluarga sebagai Agama, Sosial, Cinta Kasih, Perlindungan, Reproduksi, Pendidikan, Ekonomi, dan Lingkungan, serta penguatan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera PPKS.

2. Menguatkan landasan

hukum, menyerasikan landasan hukum dan kebijakan kependudukan dan keluarga berencana, melalui: a Identifikasi, penyerasian, dan peninjauan kembali landasan hukumperaturan perundang-undangan kependudukan dan keluarga berencana; b Koordinasi terpadu lintas- kementerianlembaga terkait perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan kependudukan dan keluarga berencana; c Perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antara aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas serta antar-sektor; dan d Advokasi, sosialisasi dan fasilitasi penyusunan kebijakan kependudukan dan keluarga berencana kepada seluruh pemangku kebijakan.

3. Menata dan menguatkan serta meningkatkan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga

berencana di pusat dan daerah, melalui: a Peningkatan koordinasi seluruh instansi terkait pembangunan kependudukan yang holistik; b Advokasi dan fasilitasi kepada pemerintah daerah tentang pembangunan kependudukan dan keluarga berencana; c Literasi dinamika penduduk bagi pengambil kebijakan dan para perencana pembangunan; d Evaluasi tentang efektivitas kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana setelah pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, setelah ditetapkannya UU No.522009; e Sosialisasi pembentukan lembaga kependudukan dan KB di tingkat daerah dalam penguatan optimalisasi pelaksanaan pembangunan KKB; dan f Peningkatan kuantitas dan kapasitas tenaga lapangan dan kader kelembagaan KB di tingkat lini lapangan. 4. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu, melalui: a Penyediaan data kependudukan yang akurat dan tepat waktu dari berbagai sumber, baik bersumber dari sensus penduduk dan survei kependudukan, regristrasi penduduk,