Pembagian Urusan Pemerintah Pusat,

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-35 itu, PP No.38 tahun 2007 juga tidak memiliki keterkaitan dengan perundangan sektoral, misalnya dengan sektor kesehatan dan kehutanan.

b. Peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah

Pusat Sistem tata pemerintahan pada masa desentralisasi dan otonomi daerah pada periode 2001-2009 menempatkan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota dalam posisi sejajar, yang menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan berbagai peran pemerintah provinsi, seperti fungsi pengawasan dan pembinaan atas penyusunan kebijakan dan regulasi oleh pemerintah kabupatenkota. Berangkat dari hal tersebut pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dan peraturan terkait dengan penguatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, yakni: 1 Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2011 tentang Perubahan Atas PP No. 19 tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Propinsi; 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 17 tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi; 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 242011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi.

c. Sinergi Perencanaan dan Penganggaran

Pusat dan Daerah Walaupun sinergi perencanaan dan penganggaran antara pemerintah pusat dan daerah telah diatur dalam berbagai peraturan perundangan, namun masih terdapat beberapa permasalahan terkait sinkronisasi dan sinergi perencanaan seperti perbedaan visi-misi 9-36 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG Presiden dan Kepala Daerah, serta tingginya belanja gaji pegawai sehingga membatasi ruang gerak pemerintah daerah untuk melaksanakan program pembangunan. Untuk mengatasi tersebut, Pemerintah telah berupaya mengatasinya dengan menetapkan beberapa kebijakan, baik dalam bentuk UU, Peraturan Presiden seperti RKP, Peraturan Menteri, hingga dokumen lainnya.

2. Pemantapan Penataan Daerah

Hasil studi tentang pemekaran daerah secara umum menunjukkan bahwa kinerja DOB tidak lebih baik dibandingkan daerah induknya, bahkan sebagian besar juga menunjukkan hasil yang kurang berhasil. Karena itu, isu penataan daerah sangat penting di tahun 2015 mengingat revisi UU No.32 tahun 2004 akan menjadi dasar penataan daerah.

a. Penataan Daerah

Penataan daerah didasarkan atas UU N0. 322004 tentang Pemerintah Daerah yang kemudian diturunkan dalam PP No. 782007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah. Pada tahun 2010, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Desain Besar Penataan DaerahDesertada masih bersifat usulan yang bertujuan untuk: 1 Peningkatan pelayanan publik; 2 Percepatan demokratisasi; 3 Percepatan pembangunan perekonomian daerah; 4 Pengembangan potensi daerah; 5 Peningkatan keamanan dan ketertiban; dan 6 Memperpendek rentang kendali penyelenggaraan pemerintahan.