Pembangunan Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

9-102 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG pembangunan kota berkelanjutan, akan menjadi acuan yang mengatur tentang kebijakan, strategi, rencana aksi sekaligus pembiayaan dan kelembagaan pembangunan perkotaan. Rancangan Peraturan Presiden tentang hal tersebut yang telah mulai disusun dan diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2015, diharapkan mengatur tentang : ii landasan dan arahan untuk pembangunan perkotaan, iii kerjasama yang sinergis antar kementerian lembaga, iv pengelolaan kota dan kawasan perkotaan, v sinkronisasi perencanaan pembangunan dengan penataan ruang. 2. Peraturan pendukung pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Perkotaan di tingkat Nasional Peraturan Pemerintah pendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan perkotaan tersebut di atas adalah peraturan yang mengatur tentang Sistem Perkotaan Nasional SPN dan Standar pelayanan Perkotaan SPP. Di tingkat teknis, diperlukan pengaturan tentang pembentukan lembaga penyiapan dan pembiayaan infrastruktur daerah yang diharapkan dapat membantu Pemerintah Daerah dalam upaya mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan SPP. Selain itu diperlukan juga peraturan tentang mekanisme pengembangan kota-kota sebagaimana visi pembangunan kota 2015-2045 sebagai Kota Hijau, Kota Layak Huni dan Kota Cerdas dan Kota Berdaya Saing, dimana peraturan ini diarahkan pada pembangunan dan pengembangan kota berkelanjutan. Peraturan lain yang diharapkan dapat menjawab isu strategis dan tantangan pembangunan di Indonesia, yaitu perubahan iklim, adalah peraturan tentang Ketahanan Kota Terhadap Bencana Alam dan Perubahan Iklim, serta tentang Sistem Angkutan Massal, Transportasi Antar Moda dan Transit Oriented Development TOD. Sedangkan, untuk mewujudkan Kota Berkelanjutan dan Berdaya Saing sesuai dengan visi perwujudan kota masa depan di Indonesia, diperlukan kelembagaan perkotaan yang lebih baik. Kelembagaan yang diharapkan setingkat Komite di tingkat nasional, harus dapat membangun sinergi dari tingkat pusat hingga tingkat daerah dalam setiap tahapan pembangunan mulai dari tahap penyusunan kebijakan, perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan sampai dengan tahap evaluasi. Selain itu, kelembagaan perkotaan juga harus mampu menyelesaikan berbagai isu strategis yang sedang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-103 terjadi sekaligus memberikan pelayanan publik dengan optimal. Sebagai awalan terbentuknya kelembagaan perkotaan yang kuat di tingkat nasional, pada tahun 2015 akan dilakukan peningkatan kapasitas dan peran Tim Koordinasi Pembangunan Perkotaan Nasional TKPPN. Melalui Surat Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas, TKPPN saat ini terdiri atas kementerian lembaga yang terkait dengan pembangunan perkotaan, yaitu Kementerian PPNBappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perumahan Rakyat, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Dalam rangka memperkuat kapasitas dan peran TKPPN sebagai embrio dan rintisan dalam rangka pembentukan Lembaga setingkat Komite di tingkat Nasional untuk percepatan pembangunan perkotaan, maka pada Tahun 2015, diperlukan keterlibatan Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Badan Pertanahan Nasional BPN, dan Badan Pusat Statistik BPS.

9.5.5 Pembangunan

Perdesaan Beberapa peraturan pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang sedang disusun dan direncanakan akan selesai pada tahun 2014 diantaranya : 1 Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang mengatur antara lain: pembentukan penggabungan desa, kewenangan desa, penghasilan kepala dan perangkat desa, pengelolaan keuangan dan kekayaan desa, 2 Peraturan Pemerintah tentang Dana Desa yang Bersumber dari APBN. Kerangka regulasi pembangunan desa diintegrasikan melalui perencanaan pembangunan desa. Desa menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan kabupatenkota. Dokumen rencana Pembangunan Desa merupakan satu-satunya dokumen perencanaan di desa yang diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat desa melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa. Pelaksanaan program sektor yang masuk ke Desa harus terintegrasi dengan rencana Pembangunan Desa. Pengaturan tentang Desa diharapkan dapat mengatasi berbagai kepentingan sektoral dan tumpang tindih antarberbagai peraturan yang ada di desa. Pengaturan tentang desa perlu mencakup aspek pemerintahan, 9-104 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG pemberdayaan, kemasyarakatan, serta pembangunan yang mencakup berbagai sektor yang terlibat secara komprehensif, serta upaya pencapaian kesejahteraan masyarakat perdesaan. Dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan perdesaan diperlukan penyiapan dan peningkatan kapasitas dan kualitas sumberdaya masyarakat desa termasuk kelembagaan di tingkat desa agar mampu mengelola, membangun dan mampu menjadi penggerak roda pembangunan di perdesaan. Pada kenyataannya, kapasitas pemerintah desa dan lembaga di tingkat desa untuk memfasilitasi, perencanaan dan memonitor program pembangunan sangat beragam. Dengan demikian, diperlukan beberapa langkah penguatan sebagai berikut : 1. Penguatan Kapasitas pemerintahan desa dalam pengelolaan, pelaporan dan akuntabilitas terkait kewenangan dan keuangan desa. Diperlukan program pembelajaran yang komprehensif bagi aparat pemerintahan desa agar dapat mendorong efektifitas dan transparansi di dalam penggunaan sumber daya desa, termasuk di dalamnya peningkatan kapasitas dalam hal perencanaan pembangunan; prinsip-prinsip good governance partisipasi, akuntabilitas dan transparansi; manajemen keuangan dan sistem akunting; serta pengawasan berbasis masyarakat untuk proyek-proyek pemberdayaan masyarakat. 2. Penguatan Badan Permusyawaratan Desa BPD sebagai badan permusyawaratan di tingkat Desa yang turut membahas dan menyepakati berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Diperlukan pengembangan kapasitas BPD sebagai upaya turut meningkatkan kinerja kelembagaan di tingkat desa, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, dan penyelenggaraan musyawarah Desa. 3. Penguatan Lembaga kemasyarakatan Desa berfungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat Desa dalam pembangunan, pemerintahan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan yang mengarah terwujudnya demokratisasi dan transparansi di tingkat masyarakat serta menciptakan akses agar masayarakat lebih berperan aktif dalam kegiatan pembangunan. 4. Penguatan peran Badan Usaha Milik Desa BUMDes sebagai upaya untuk mendayagunakan segala potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan