Arah Kebijakan Kerangka Pengembangan Pola Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan

1-84 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG guna mendukung penerapan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan.

1.2.6.5 Kerangka

Regulasi dan Kerangka Kelembagaan Diperlukan penyusunan kebijakan dan regulasi terkait pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan yang mengatur registrasi barangjasa yang ramah lingkungan, verifikasi kinerja teknologi ramah lingkungan, monitoring dan evaluasi. Selain itu, dengan adanya Kerangka Kerja 10 Tahun Penerapan Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan di Indonesia Tahun 2013-2023, diperlukan kerangka regulasi yang dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan peta jalan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan tersebut. Untuk pengembangan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan diperlukan koordinasi antara seluruh pemangku kepentingan dalam hal kerjasama riset, pelaksanaan kebijakan dan peraturan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Diharapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian PPNBappenas mengkoordinasikan kementerian lembaga dan pemangku kepentingan lain, sebagai berikut: 1 Mitra standardisasi: Badan Standardisasi Nasional, Badan Nasional Sertifikasi Profesi, Komite Akreditasi Nasional; 2 Mitra perekonomian: Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan UKM, Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangJasa Pemerinta, Biro Pusat Statistik, dan KADIN; 3 Mitra teknologilitbang: Kementerian Riset dan Teknologi, BPPT, LIPI, Persatuan Insinyur Indonesia, Ikatan Auditor Teknologi Indonesia; dan 4 Mitra Lembaga Swadaya Masyarakat, Asosiasi profesi, dan swasta: Badan Koordinasi Pusat Studi Lingkungan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Yayasan Pembangunan Berkelanjutan, Yayasan Bali Fokus, Green Building Council Indonesia , katan Konsultan Indonesia Inkindo, Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia Intakindo, Ikatan Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan Indonesia, Asosiasi Pengendali Pencemaran Lingkungan Indonesia, dan Kamar Dagang dan Industri Kadin. Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG 1-85 1.2.7 Penanggulangan Bencana 1.2.7.1 Permasalahan dan Isu Strategis Agenda pembangunan mengenai penanggulangan bencana dalam rangka memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis Sumber Daya Alam yang tersedia, Sumber Daya Manusia yang berkualitas, serta kemampuan iptek. Penanggulangan bencana adalah salah satu isu utama pembangunan yang memerlukan perhatian khusus yang melibatkan programkegiatan lintas bidang dan atau lintas KementerianLembaga. Pengarusutamaan penanggulangan bencana dalam pembangunan dimaksudkan untuk mensinergikan upaya untuk meminimalkan potensi kerusakan dan kerugian ke dalam proses pembangunan di setiap Bidang dan atau programkegiatan.

1.2.7.2 Sasaran

Memperhatikan permasalahan-permasalahan terkait penanggulangan bencana yang muncul dan terjadi selama ini ini dan dalam upaya mendukung sasaran pembangunan nasional, maka sasaran pokok penanggulangan bencana di tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1 Terintegrasinya pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan di pusat dan daerah; 2 Penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah dalam pelaksanaan pengurangan risiko bencana; 3 Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat serta terbangunnya budaya keselamatan dalam pengurangan risiko bencana; dan 4 Meningkatnya akuntabilitas dan tata kelola penanggulangan bencana.

1.2.7.3 Arah Kebijakan

dan Strategi Pembangunan Tahun 2015 Dengan memperhatikan sasaran penanggulangan bencana sebagai lintas bidang dan pengarusutamaan, maka prinsip dasar arah kebijakan penanggulangan bencana sebagai upaya strategis dan sistematis untuk meminimalkan potensi kerusakan dan kerugian akibat bencana adalah: 1 Penguatan tata kelola penanggulangan bencana di pusat dan daerah dengan upaya: i penguatan kapasitas penanggulangan bencana di pusat dan daerah, terutama pada daerah yang rawan bencana; ii peningkatan kapasitas penanganan darurat, melalui penguatan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait; iii penguatan koordinasi dan kapasitas pemulihan pasca bencana; dan penyediaan