RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI
3-79 memberikan kepastian kepada dunia usaha;
5. Pengembangan promosi investasi yang lebih selektif dan efisien, yang antara lain mencakup: strategi
promosi terpadu, inovasi promosi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, serta pengembangan kerjasama
promosi antar negara dan antar daerah;
6. Pengembangan promosi investasi antar wilayah Indonesia untuk mendorong realisasi penanaman
modal dalam negeri dan meningkatkan potensi investasi dalam negeri.
Strategi dan kebijakan bidang investasi ini akan didukung oleh upaya peningkatan iklim ketenagakerjaan yang lebih
kondusif, penyediaan sarana dan prasarana berupa infrastruktur dan ketersediaan energi, serta pengembangan
kualitas layanan manajemen birokrasi pemerintah baik di pusat maupun di daerah agar dapat berdaya saing terutama
dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
3.3.8 Perdagangan
Perdagangan Dalam Negeri
Arah kebijakan untuk bidang perdagangan dalam negeri adalah pembenahan sistem distribusi bahan pokok dan
sistem logistik rantai suplai agar lebih efisien dan lebih andal dan peningkatan kualitas perlindungan konsumen.
Sedangkan untuk strategi pembangunan bidang perdagangan dalam negeri adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan efisiensi jalur distribusi bahan pokok dan strategis, terutama untuk menjaga stabilitas harga
dan ketersediaan stok di tingkat pusat dan daerah, serta meningkatkan efisiensi ekonomi nasional dan ekonomi
daerah untuk dapat bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015;
2. Peningkatan upaya
perlindungan konsumen,
khususnya melalui upaya penguatan kelembagaan perlindungan konsumen pusat, daerah dan swadaya
masyarakat serta
menjamin tertib
ukur dan
standardisasi produk;
3. Peningkatan iklim
usaha perdagangan
non konvensional, khususnya terkait dengan penguatan
regulasi perdagangan elektronik e-commerce;
4. Pengembangan perdagangan antar wilayah, untuk
3-80 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015
BIDANG EKONOMI mendorong pengembangan ekonomi daerah yang lebih
merata dan berkelanjutan;
5. Peningkatan upaya pembinaan terhadap usaha dagang
kecil menengah,
khususnya penataan
pedangang informal dan penciptaan usaha pemula startup company;
6. Pengurangan potensi perilaku antipersaingan yang
menghambat ketersediaan bahan pokok dengan harga wajar melalui upaya pengawasan pelaku usaha
komoditas pokok dan harmonisasi kebijakan penyediaan dan distribusi pangan agar sejalan prinsip-prinsip
persaingan usaha yang sehat.
Perdagangan Luar Negeri
Dalam upaya mencapai sasaran perdagangan tersebut di atas, arah kebijakan untuk bidang perdagangan luar negeri
adalah peningkatan ekspor produk non-migas dan ekspor jasa bernilai tambah lebih tinggi dan lebih kompetitif di
pasar internasional.
Adapun strategi pembangunan bidang perdagangan luar negeri adalah sebagai berikut:
1. Fasilitasi pengembangan produk ekspor olahan nonmigas yang bernilai tambah tinggi, sehingga
mampu bersaing di pasar internasional;
2. Peningkatan akses pasar produk olahan ekspor nonmigas, terutama melalui upaya promosi yang lebih
efektif dan efisien, pengembangan pasar ekspor non tradisional dan pemantapan pasar ekspor tradisional;
3. Peningkatan upaya diplomasi perdagangan yang lebih efektif, untuk menuntaskan permasalahan
hambatan perdagangan di pasar ekspor dan mengembangkan strategi kerjasama dengan negara lain
untuk kepentingan pengembangan akses pasar;
4. Peningkatan kuantitas dan kualitas ekspor jasa,
terutama diprioritaskan pada sektor jasa transportasi, pariwisata dan konstruksi;
5. Pemberdayaan ekportir dan calon eksportir, melalui
fasilitasi dan pemberian insentif ekspor yang lebih terstruktur;
6. Peningkatan efektivitas tata kelola impor dan
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI
3-81
pengamanan perdagangan, yang lebih diarahkan untuk mendorong efisiensi dan daya saing sisi produksi
serta tidak menyebabkan timbulnya rente ekonomi.
3.3.9 Kerjasama
Ekonomi Internasional
Dalam mencapai sasaran pembangunan, maka prioritas bidang kerjasama ekonomi internasional pada tahun 2015
adalah peningkatan kualitas diplomasi ekonomi dan pemanfaatan skema kesepakatan kerjasama ekonomi untuk
sebesar-besarnya bagi pembangunan ekonomi Indonesia.
Berdasarkan prioritas tersebut di atas, maka arah kebijakan pembangunan bidang kerjasama internasional adalah
sebagai berikut:
1. Peningkatan hubungan,
koordinasi, sinergi,
dan kemitraan antar lembaga pemerintah, antar swasta, dan
antara pemerintah dan swasta sehingga diplomasi ekonomi dapat berjalan secara efektif dalam mencapai
kepentingan ekonomi nasional;
2. Peningkatan keselarasan antara diplomasi politik dan diplomasi ekonomi dengan strategi dan program-
program pembangunan baik di tingkat pusat maupun daerah;
3. Peningkatan kapasitas para negosiator Indonesia untuk memperkuat posisi tawar Indonesia dalam perundingan
kerjasama ekonomi internasional. Hal ini ditempuh antara lain melalui: 1 peningkatan pemahaman dan
pengetahuan mengenai diplomasi ekonomi dengan memastikan bahwa semua komitmen Indonesia dalam
kerjasama
ekonomi internasional
benar-benar berangkat dari kondisi, kebutuhan dan kepentingan
aktual di bidang ekonomi yang sifatnya kongkrit dan terukur; 2 penguatan koordinasi antar instansi,
termasuk
menghilangkan ego
sektoral untuk
menghasilkan praktek
diplomasi ekonomi
yang komprehensif dan inklusif serta sesuai dengan tujuan
nasional; 3 peningkatan pemahaman mengenai strategi diplomasi ekonomi non-perundingan sehingga tidak
terjebak dalam diplomasi pembentukan komitmen- komitmen baru; 4 peningkatan pemahaman para
negosiator tentang peraturan yang diterapkan secara nasional sebelum melakukan komitmen internasional;
5 peningkatan pemahaman sektoral para negosiator dalam berdiplomasi tentang kerjasama ekonomi yang
3-82 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015
BIDANG EKONOMI bersifat sektoral; 5 peningkatan kinerja aparat, baik di
tingkat pusat maupun daerah, yang berhubungan dengan penyelenggaraan hubungan dan kerjasama luar
negeri;
4. Peningkatan kualitas penyebaran informasi hasil-hasil kesepakatan kerjasama ekonomi untuk selanjutnya
dapat diketahui dan dimanfaatkan oleh pebisnis dan masyarakat luas;
5. Peningkatan fasilitasi pemerintah kepada pihak swasta dan masyarakat untuk meningkatkan pemanfaatan
hasil-hasil kesepakatan kerjasama ekonomi, baik di pusat maupun di daerah;
6. Peningkatan kualitas edukasi dan layanan informasi masyarakat mengenai pemanfaatan peluang AEC 2015.
3.3.10 Revitalisasi
Industri
Untuk dapat mencapai sasaran pengembangan industri pengolahan tahun 2015, maka ditetapkan arah kebijakan dan
strategi pembangunan industri pengolahan sebagai berikut:
1. Pembangunan Perwilayahan Industri Dalam rangka pembangunan perwilayahan industri pada
tahun 2015, strategi pembangunan yang dilakukan sesuai amanat UU 32014 tentang Perindustrian Pasal
14 Ayat 3 Huruf c dan d maka akan dilaksanakan:
a. Rintisan Pembangunan Kawasan Industri di Luar
Pulau Jawa b.
Lingkungan industri kecil dan menengah di Indonesia Timur
Penumbuhan Populasi dan Pemerataan Persebaran Industri Dalam rangka penumbuhan populasi dan pemerataan
persebaran industri, strategi pembangunan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Melalui program industri agro akan dilakukan
pengembangan fasilitas Tangki Timbun – Industri Sawit
di Kawasan Industri Maloy – Kaltim
b. Melalui program industri agro akan dilakukan
pengembangan cluster industri rotan di Cirebon dan Palu
Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas Industri