Kualitas Belanja dan Pengelolaan Keuangan

9-50 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG modal relatif paling rendah jika dibandingkan dengan jenis belanja dan cenderung terakumulasi di akhir periode tahun anggaran. Ini kemudian menciptakan kemungkinan kualitas dan juga target cakupan penerima manfaat dari penyediaan pelayanan tidak sesuai dengan perencanaan. Salah satu indikator dari kinerja pengelolaan anggaran yang dipandang belum optimal adalah dari relatif besarnya sisa lebih anggaran SILPA pemerintah daerah. Data menunjukkan bahwa secara rata-rata besaran dana simpanan pemerintah daerah per-provinsi lebih besar dari kabupatenkota. Rata-rata dana SILPA per provinsi adalah Rp 1,8 Trilyun atau jika tanpa DKI Jakarta adalah Rp 1,4 triliun, sedangkan untuk kabupatenkota rata-rata per- daerah mencapai Rp 276,4 Milyar. Isu strategis lainnya terkait dengan pengelolaan keuangan pemerintah daerah adalah penyusunan dan evaluasi pola anggaran yang belum menekankan pada pencapaian kinerja serta laporan keuangan pemerintah daerah LKPD yang belum banyak berstatus WTP Wajar Tanpa Pengecualian. GAMBAR 9.18 BELANJA PEMERINTAH DAERAH DALAM APBD TAHUN 2008 – 2013 GAMBAR 9.19 STATUS LKPD Sumber: BPK, 2013 diolah Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-51 GAMBAR 9.20 BENTUK SIMPANAN PEMERINTAH DAERAH DI PERBANKAN 2002-2012: PEMERINTAH PROVINSI, PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA Sumber: Kementerian Keuangan 2013 dengan data berasal dari Bank Indonesia per September

9.2 Sasaran Pembangunan Tahun 2015

9.2.1 Data dan

Informasi Spasial Berdasarkan uraian isu strategis di bidang informasi geospasial, maka sasaran prioritas bidang informasi geospasial yang akan dicapai pada tahun 2015 adalah: 1. Pemenuhan kebutuhan minimum data dan informasi geospasial untuk perencanaan pembangunan baik kualitas maupun kuantitas. Perlu dilakukannya jaminan akan ketersediaan dan akses terhadap Informasi geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan melalui penyelenggaraan Informasi Geospasial yang berdaya guna dan berhasil guna yang dilakukan melalui kerja sama, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar stakeholder. Hal ini ditujukan untuk mendorong penggunaan Informasi Geospasial dalam penyelenggaraan pemerintahan dan berbagai aspek kehidupan masyarakat. 2. Pemetaan batas luar NKRI dalam bentuk kurva tertutup dan batas wilayah administrasi. Perlu segara dilakukan pemetaan batas wilayah Negara NKRI secara tuntas hingga berbentuk kurva tertutup dan mencantumkannya dalam suatu bentuk peraturan perundang-undangan. Dengan kebijakan bentuk kurva tertutup dan dengan dicantumkannya dalam suatu Grafik B.3. Grafik B.4. Tren Bentuk Simpanan Pemda Tren Bentuk Simpanan Pemda Di Perbankan KabupatenKota Di Perbankan Provinsi Data per September Sumber : Bank Indonesia 20 40 60 80 100 120 140 160 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 20 07 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 Tr ili un R up ia h Simpanan Berjangka Giro Tabungan 10 20 30 40 50 60 70 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 20 07 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 Tr ili un Ru pi ah Simpanan Berjangka Giro Tabungan 9-52 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG bentuk peraturan perundang-undagan, berarti pihak Indonesia telah melakukan klaim sepihak unilateral. Dengan mencantumkan dalam suatu bentuk peraturan perundang-undangan menyiratkan bahwa klaim tidak sebatas dilakukan oleh Pemerintah namun telah dilakukan oleh Bangsa Indonesia. Batas wilayah digambarkan berdasarkan dokumen penetapan penentuan batas wilayah secara pasti di lapangan oleh Instansi Pemerintah yang berwenang. Untuk batas wilayah yang belum ditetapkan oleh instansi pemerintah yang berwenang maka digunakan batas wilayah sementara dengan menggunakan simbol danatau warna khusus. Pemetaan dilakukan secara bertahap dan sistematis untuk seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara pemutakhiran dikarenakan perubahan wilayah administratif dilakukan secara periodik dalam jangka waktu tertentu. 3. Pertukaran fisik data dan informasi geospasial antar instansi Pemerintah dan atau pemerintah daerah; serta Penyebarluasan data dan informasi geospasial meliputi pemberian akses, pendistribusian dan pertukaran data dan informasi geospasial yang dilakukan dengan media elektronik dan media cetak yang diatur dengan undang- undang. 4. Pemenuhan kebutuhan tenaga surveyor dan tenaga ahli data dan informasi geospasial baik di sisi penyedia maupun di sisi pengguna. Peningkatan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan Informasi Geospasial ditujukan untuk menghasilkan sumber daya manusia di bidang Informasi Geospasial yang terserfitikasi yang dilaksanakan melalui a pendidikan yang dilakukan oleh tenaga formal di bidang Informasi Geospasial; b pelatihan yang dilakukan oleh lembaga yang telah mendapat akreditasi dari Badan; danatau c penelitian yang dilakukan oleh penyelenggara Informasi Geospasial.

9.2.2 Tata Ruang

Berdasarkan ketiga isu strategis bidang tata ruang yang telah diuraikan sebelumnya, maka ditetapkan 6 enam sasaran pembangunan Bidang Tata Ruang sebagai berikut: 1. Terwujudnya Peraturan Perundang-undangan Bidang Tata Ruang yang Lengkap, Harmonis dan Berkualitas. Pengaturan yang lengkap dan harmonis berarti