ARAH BUKU II RKP TAHUN 2015

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-47 BKR, BKL, dan UPPKS, dan penguatan fungsi keluarga sebagai Agama, Sosial, Cinta Kasih, Perlindungan, Reproduksi, Pendidikan, Ekonomi, dan Lingkungan, serta penguatan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera PPKS.

2. Menguatkan landasan

hukum, menyerasikan landasan hukum dan kebijakan kependudukan dan keluarga berencana, melalui: a Identifikasi, penyerasian, dan peninjauan kembali landasan hukumperaturan perundang-undangan kependudukan dan keluarga berencana; b Koordinasi terpadu lintas- kementerianlembaga terkait perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan kependudukan dan keluarga berencana; c Perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antara aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas serta antar-sektor; dan d Advokasi, sosialisasi dan fasilitasi penyusunan kebijakan kependudukan dan keluarga berencana kepada seluruh pemangku kebijakan.

3. Menata dan menguatkan serta meningkatkan kapasitas kelembagaan kependudukan dan keluarga

berencana di pusat dan daerah, melalui: a Peningkatan koordinasi seluruh instansi terkait pembangunan kependudukan yang holistik; b Advokasi dan fasilitasi kepada pemerintah daerah tentang pembangunan kependudukan dan keluarga berencana; c Literasi dinamika penduduk bagi pengambil kebijakan dan para perencana pembangunan; d Evaluasi tentang efektivitas kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana setelah pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, setelah ditetapkannya UU No.522009; e Sosialisasi pembentukan lembaga kependudukan dan KB di tingkat daerah dalam penguatan optimalisasi pelaksanaan pembangunan KKB; dan f Peningkatan kuantitas dan kapasitas tenaga lapangan dan kader kelembagaan KB di tingkat lini lapangan. 4. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu, melalui: a Penyediaan data kependudukan yang akurat dan tepat waktu dari berbagai sumber, baik bersumber dari sensus penduduk dan survei kependudukan, regristrasi penduduk, 2-48 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA statistik data rutin sektoral maupun penyediaan hasil kajian kependudukan dan KB; b Pengembangan data sensus dan survei KKB; c Peningkatan cakupan registrasi vital dan pengembangan registrasi vital terpadu; d Penguatan kualitas data statistik rutin sektoral KKB; e Peningkatan diseminasi, aksesibilitas dan pemanfaatan data dan informasi kependudukan dan KB dari berbagai sumber kepada seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun masyarakat untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan maupun dunia usaha; f Peningkatan koordinasi, termasuk fasilitasi, seluruh instansi dalam pemanfaatan data dan informasi kependudukan dan KB dari berbagai sumber untuk perencanaan dan evaluasi kebijakan pembangunan; g Peningkatan kapasitas SDM data dan informasi kependudukan dan KB; dan h Peningkatan sistem teknologi informasi data kependudukan dan KB.

5. Meningkatkan akses

dan kualitas pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia melalui: a Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja; b Peningkatan pelayanan kesehatan Keluarga Berencana KB dan kesehatan reproduksi; c Peningkatan pelayanan kesehatan neonatal; d Peningkatan pelayanan kesehatan balita; e Peningkatan pelayanan perlindungan kesehatan anak; f Peningkatan pelayanan kesehatan kerja; g Peningkatan pelayanan kesehatan lanjut usia; h Peningkatan peran lintas sektor dalam pembangunan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia; dan i Peningkatan sistem pelayanan JKN yang mendorong upaya kesehatan ibu dan anak.

6. Meningkatkan akses terhadap pelayanan gizi masyarakat

melalui: a peningkatan cakupan pelayanan kesehatan bayi dan dan balita antara lain pemantauan tumbuh-kembang, pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan, pemberian MP-ASI dan suplemen vitamin A, manajemen pada anak kurang gizi akut dan kronis; b Penerapan perilaku gizi seimbang pada setiap siklus kehidupan; c Penguatan kompetensi tenaga gizi dan tenaga kesehatan dalam pelayanan gizi; d Penguatan desain, pelaksanaan, dan pengawasan regulasi dan standar gizi; dan e Penguatan peran lintas sektor dan kapasitas pemerintah daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana aksi pangan dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-49 gizi.

7. Meningkatkan pengendalian

penyakit dan penyehatan lingkungan melalui: a Peningkatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan penyakit; b Peningkatan perlindungan kelompok berisiko; c Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan dan pengendalian faktor risiko; d Penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan; e Pencegahan dan penanggulangan KLBwabah; f Peningkatan ketersediaan tenaga program yang terdistribusi sesuai kebutuhan; g Penyediaan dan pendistribusian logistik program secara berkesinambungan; h Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna; i Pemberdayaan dan peningkatan peran serta pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. 8. Meningkatkan ketersediaan obat yang bermutu serta terjaminnya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan yang sesuai dengan standar dan persyaratan bagi pelayanan kesehatan di setiap tahap kehidupan continuum of care melalui: a Peningkatan tersedianya obat, vaksin dan bahan medis habis pakai yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah, terutama obat yang tercantum dalam formularium nasional; b Peningkatan jaminan mutu pelayanan kefarmasian; c Terlaksananya penggunaan obat rasional dalam pelayanan kesehatan setiap tahap kehidupan continuum of care; d Penguatan kapasitas institusi dalam manajemen logistik obat; e Penguatan kapasitas institusi dalam teknologi penapisan di bidang obat dan alat kesehatan; f Pengembangan kemandirian penyediaan vaksin; g Peningkatan pengendalian, monitoring dan evaluasi harga obat; h Peningkatan pembinaan kualitas pre- dan post-market alat kesehatan; dan, i Peningkatan pembinaan sarana produksi dan distribusi sediaan produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. 9. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan berbasis resiko melalui: a Peningkatan efektifitas penyusunan NSPK Pengawasan Obat dan Makanan; b Penguatan sistem pengawasan pre market Obat dan Makanan; c Penguatan sistem pengawasan post market Obat dan Makanan termasuk penegakan hukum, d 2-50 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA Peningkatan kapasitas Laboratorium POM yang modern dan andal; e Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan Obat dan Makanan; f Pemantapan jejaring dalam pengawasan Obat dan Makanan; dan g Pendampingan regulatory kepada pelaku usaha.

10. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam membudayakan

perilaku sehat melalui: a Peningkatan upaya advokasi bidang kesehatan; b Penguatan gerakan masyarakat; c Peningkatan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dan memelihara kesehatan intelegensia dengan meningkatkan akses komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat; d Penggalangan kemitraan dan partisipasi masyarakat; dan e Penguatan kelembagaan termasuk pengeloaan SDM profesional, organisasi dan anggaran.

11. Mengembangkan Jaminan

Kesehatan Nasional melalui: a Peningkatan cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional; b Peningkatan kerjasama dengan provider non pemerintah; cPengembangan standar provider JKN dan sistem rujukan; d Pengembangan Health Technology Assesment HTA untuk kendali mutu dan biaya; e Pengembangan sistem monitoring, dan evaluasi termasuk operation research; f Pengembangan sistem pembayaran provider dan insentif tenaga kesehatan untuk mendorong peningkatan upaya kesehatan primer dan pemerataan tenaga kesehatan di terpencil, sangat terpencil dan DTPK; dan g Pengembangan dan penguatan regulasi dalam rangka pelaksanaan jaminan kesehatan nasional.

12. Meningkatkan ketersediaan,

penyebaran, dan kualitas sumber daya manusia kesehatan melalui: a Pengembangan jenis tenaga kesehatan tertentu seperti promkes, sanitarian, spesialis pelayanan primer; b Penyelarasan perundanganregulasi terkait pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan SDM Kesehatan antara Kemenkes dan stakeholders terkait; c Peningkatan kualitas tenaga kesehatan termasuk kompetensi dan sertifikasi terhadap seluruh jenis tenaga kesehatan; d Pengembangan kurikulum pelatihan SDM Kesehatan yang mengacu pada standar nasional dan internasional; e Peningkatan pendayagunaan SDM Kesehatan utamanya dalam pemenuhan kebutuhan tenaga Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-51 kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan terpencil dan sangat terpencil, termasuk melalui pengembangan insentif finansial dan non finansial serta affirmative action lainnya, f Penguatan perencanaan SDM Kesehatan; dan g Pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan. 13. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas melalui: a Peningkatan pelayanan kesehatan dasar sesuai standar; b Penyusunan, penetapan dan pelaksanaan berbagai standard guideline pelayanan kesehatan diikuti dengan pengembangan sistem monitoring dan evaluasinya; c Pengembangan dan penerapan sistem akreditasi bagi fasilitas pelayanan kesehatan dasar; dan d Peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preventif di fasilitas pelayanan kesehatan primer. 14. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas melalui: a Penguatan sistem rujukan nasional dan regional; b Penguatan sistem rumah sakit pendidikan; c Pengembangan sistem pengendalian mutu internal fasilitas kesehatan; dan d Peningkatan pelayanan kesehatan promotif dan preventif di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan.

15. Menguatkan manajemen,

penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi melalui: a Peningkatan peran sektor kesehatan dalam pelayanan kesehatan primer, promosi, dan pencegahan; b Penguatan mekanisme monitoring evaluasi melalui sistem informasi menyeluruh dari fasilitas pelayanan, pusat, provinsi, dan kabupatenkota; c Peningkatan penelitian dan pengembangan untuk mendukung kebijakan pembangunan kesehatan berbasis bukti evidence-based policy; d Peningkatan penanggulangan krisis kesehatan; e Peningkatan sinergitas kebijakan perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan di pusat dan daerah melalui pembagian urusan; serta f Penguatan Kebijakan dalam pengembangan kesehatan intelegensia yang terintegrasi di dalam setiap tahap siklus hidup guna mendukung tercapainya masyarakat Indonesia yang cerdas dan berkualitas.

16. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas

2-52 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA Pembiayaan Kesehatan melalui: a Peningkatan pembiayaan kesehatan publik; b Peningkatan dan pengembangan sumber pembiayaan kesehatan antara lain melalui Public Private Partnership PPP dan Corporate Social Responsibility CSR; c Peningkatan keseimbangan antara pembiayaan kesehatan masyarakat termasuk upaya promotif dan preventif, kesehatan perorangan dan program pendukung; d Peningkatan kemampuan teknis dan pengelolaan program kesehatan; e Penguatan Bantuan Operasional Kesehatan BOK; dan f Pengembangan Dana Alokasi Kesehatan DAK. 17. Meningkatkan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata melalui: a Penyelenggaraan pendidikan dasar bermutu yang terjangkau bagi semua dalam kerangka pelaksanaan standar pelayanan minimal untuk mencapai standar nasional pendidikan; b Pemantapan implementasi Bantuan Operasional Sekolah BOS dengan mekanisme penyaluran yang lebih efektif; c Peningkatan daya tampung SMPMTssederajat terutama di daerah 3T; d Penurunan angka putus sekolah dan angka mengulang, peningkatan angka melanjutkan, serta penurunan rata- rata lama penyelesaian pendidikan di semua jenjang guna mendukung peningkatan efisiensi internal pendidikan; e Penuntasan rehabilitasi ruang kelas SDMIsederajat dan SMPMTssederajat untuk memenuhi standar pelayanan minimal; f Peningkatan mutu proses pembelajaran; g Peningkatan pendidikan inklusif untuk anak-anak berkebutuhan khusus termasuk anak-anak dengan kemampuan kecerdasan istimewa; h Peningkatan kesempatan lulusan SDMIsederajat yang berasal dari keluarga miskin untuk dapat melanjutkan ke SMPMTssederajat; dan i Pengembangan pendidikan karakter bangsa; serta j Perkuatan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan iklim sekolah yang mendukung tumbuhnya sikap saling menghargai, sportif, kerja sama, kepemimpinan, kemandirian, partisipatif, kreatif, dan inovatif soft skills, serta jiwa kewirausahaan.

18. Meningkatkan akses,

kualitas, dan relevansi pendidikan menengah universal PMU, melalui: a Peningkatan akses pendidikan menengah jalur formal Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-53 dan nonformal serta ditempuh dengan pendirian SMPMTs-SMAMA satu atap terutama di daerah 3T dan daerah padat penduduk; b Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang, serta pembangunan RKB dan USB SMASMKMAsederajat untuk kecamatan yang belum memiliki unit sekolah jenjang menengah; c Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan menengah untuk memberikan landasan yang kuat bagi lulusan agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya atau memasuki dunia kerja; d Perkuatan jalur pendidikan menengah umum dan kejuruan dengan penekanan pada kekuatan masing-masing jalur dan menjaga keseimbangan kurikulum umum dan kurikulum kejuruan; e Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan menengah kejuruan, pendidikan tinggi vokasi, dan pelatihan keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan termasuk kebutuhan daerah untuk menghasilkan lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan memiliki etos kewirausahaan; f Harmonisasi pendidikan menengah kejuruan, pendidikan tinggi vokasi, dan pelatihan keterampilan untuk membangun sinergi dalam rangka merespons kebutuhan pasar yang dinamis; g Peningkatan kemitraan antara penyelenggara pendidikan kejuruan, pendidikan tinggi vokasi, dan pelatihan keterampilan dengan dunia industri dalam rangka memperkuat intermediasi dan memperluas kesempatan pemagangan melalui program school-to-work transition, serta penyelarasan pendidikanpelatihan dengan dunia kerja; h Peningkatan pendidikan kewirausahaan pada jenjang pendidikan menengah; i Peningkatan ketersediaan guru produktif untuk SMK yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan termasuk kebutuhan daerah; j Pengembangan sistem penilaian hasil belajar yang komprehensif dan terpercaya, yang menggambarkan praktik pembelajaran di sekolah, kepemimpinan sekolah, serta interaksi sekolah dan orangtua. 19. Meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi, melalui: a Peningkatan pemerataan layanan pendidikan tinggi dengan memperhatikan keseimbangan jumlah program studi sejalan dengan perkembangan keilmuan dan kebutuhan 2-54 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA masyarakat; b Penguatan otonomi perguruan tinggi dan manajemen pendidikan tinggi dalam rangka membangun universitas riset yang kompetitif; c Penataan program studi dan bidang keilmuan yang fleksibel untuk memenuhi kebutuhan pembangunan; d Peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana-prasarana pendidikan tinggi seperti gedung perkuliahan, perpustakaan, dan laboratorium yang sesuai dengan kebutuhan program studi; e Pengembangan infrastruktur iptek dan pelaksanaan roadmap penelitian sesuai kebutuhan pembangunan guna mendukung terwujudnya perguruan tinggi sebagai lembaga pengembangan dan penelitian iptek; f Peningkatan kualifikasi dosen melalui pendidikan S2S3 baik di dalam maupun di luar negeri; g Penguatan kualitas dosen melalui peningkatan intensitas penelitian dan academic recharging; h Pengembangan sistem insentif bagi dosen dan peneliti untuk meningkatkan publikasi hasil penelitian di jurnal ilmiah internasional dan mendapatkan paten; i Penguatan kemitraan perguruan tinggi, lembaga litbang, dan industri, termasuk lembaga pendidikan internasional, dalam penguatan kelembagaan perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan dan penelitian iptek; j Peningkatan pendidikan kewirausahaan, termasuk technopreneur bagi dosen dan mahasiswa dengan menjalin kerja sama antara institusi pendidikan dan dunia usaha; dan k Pemberian beasiswa perguruan tinggi untuk siswa SMASMKMA yang berprestasi dan kurang mampu. 20. Meningkatkan profesionalisme dan pembenahan distribusi guru dan tenaga kependidikan, melalui: a Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui pengembangan profesional berkelanjutan continuous professional development, sertifikasi profesi, dan penyediaan tunjangan, yang didukung dengan pelaksanaan evaluasi kinerja yang berkesinambungan; b Perkuatan kemampuan guru, termasuk kepala sekolah dan pengawas sekolah, dalam menjalankan paradigma pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan; c Pemberdayaan peran kepala sekolah sebagai manajer sistem pendidikan yang unggul; d Revitalisasi peran Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-55 pengawas sekolah sebagai entitas quality assurance; e Peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga pendidik tenaga kependidikan LPTK agar dapat menghasilkan guru-guru yang berkualitas, dengan menyelenggarakan pre-service education dan in-service training yang bermutu; f Peningkatan pengawasan pendirian LPTK dan pengendalian mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan guru; g Peningkatan efisiensi, efektivitas, pengelolaan, dan pemerataan distribusi guru; h Penerapan sistem penilaian kinerja guru; i Penyediaan tenaga pendidik di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan sesuai dengan standar pelayanan minimal. 21. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini PAUD, pendidikan nonformal dan pendidikan informal, melalui: a Penguatan kapasitas lembaga penyelenggara pendidikan nonformal; b Peningkatan pendidikan keterampilan terutama bagi penduduk usia produktif muda yang berpendidikan rendah; c Peningkatan pengetahuan dan pendidikan pengasuhan parenting education bagi para orangtua, pengembangan homeschooling dan pendidikan sepanjang hayat; dan d Peningkatan keberaksaraan penduduk melalui pendidikan keaksaraan fungsional di kantong-kantong buta aksara yang diikuti dengan upaya pelestarian kemampuan keberaksaraan dan peningkatan minat baca.

22. Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan, melalui: a Peningkatan kemampuan guru

dalam pengajaran; b Peningkatan kapasitas penyelenggara pendidikan; c Pemberian bantuan dan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan; serta d Pemantapan pelaksanaan Kurikulum 2013 dan pengembangan metodologi pembelajaran pendidikan agama dan keagamaan yang efektif sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional SNP.

23. Memantapkan pelaksanaan sistem pendidikan nasional, dengan meningkatkan: a Percepatan

penyusunan peraturan perundangan untuk mendukung pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional; b Penataan pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai kementerianlembaga dan pemerintah daerah secara menyeluruh sesuai dengan peraturan perundangan; dan c Pengembangan 2-56 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA kurikulum baik nasional maupun lokal yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni serta perkembangan global, regional, nasional, dan lokal termasuk pendidikan agama, pengembangan kinestetika dan integrasi pendidikan kecakapan hidup untuk meningkatkan etos kerja dan kemampuan kewirausahaan peserta didik dalam rangka mendukung pendidikan berwawasan pembangunan berkelanjutan. 24. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pelayanan pendidikan, melalui: a Pemantapan pelaksanaan desentralisasi pendidikan; b Pengelolaan pendanaan di tingkat pusat dan daerah yang transparan, efektif dan akuntabel serta didukung sistem pendanaan yang andal; c Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, antara lain, dalam bentuk komite sekolah; d Peningkatan kapasitas pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat pelaksanaan desentralisasi pendidikan termasuk di antaranya dalam bentuk dewan pendidikan di tingkat provinsi dan kabupatenkota; e Peningkatan kapasitas satuan pendidikan untuk mengoptimalkan pelaksanaan otonomi pendidikan dan akuntabilitas sekolah, termasuk melalui pelaksanaan manajemen berbasis sekolah MBS; dan f Konsolidasi sistem informasi dan hasil penelitian dan pengembangan pendidikan untuk dimanfaatkan dalam proses pengambilan keputusan, memperkuat monitoring, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaan program-program pembangunan pendidikan.

25. Menguatkan tata kelola pendidikan, melalui: a

Penguatan sistem evaluasi, akreditasi dan sertifikasi kompetensi termasuk sistem pengujian dan penilaian pendidikan dalam rangka penilaian kualitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, kabupatenkota, provinsi, dan nasional; b Penyusunan peraturan perundang- undangan yang menjamin tercapainya pendidikan dasar sembilan tahun yang bermutu dan terjangkau; c Peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, dan didukung oleh ketersediaan buku- buku mata pelajaran yang berkualitas dan murah, untuk Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-57 memenuhi standar pelayanan minimal termasuk di daerah pemekaran baru; d Peningkatan penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan termasuk penyediaan internet ber- content pendidikan mulai jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.

26. Meningkatkan pendidikan karakter, melalui: a

Sosialisasi, edukasi dan internalisasi pentingnya bangsa yang berkepribadian unggul dan berkarakter; b Internalisasi nilai-nilai budaya ke dalam proses pembelajaran pada pendidikan formal, nonformal, informal dalam keluarga dan di tempat bekerja; c Intervensi regulasi, pelatihan dan pemberdayaan, serta pembiasaan habituasi bagi semua pemangku kepentingan; d Pembudayaan berperilaku dan berkarakter yang dikuatkan dengan penanaman nilai- nilai kehidupan agar menjadi budaya; e Membangun kerja sama yang sinergis antarpemangku kepentingan; dan f Peningkatan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta bahasa perhubungan luas antarbangsa.

27. Meningkatkan akses

dan kualitas pelayanan pendidikan tersebut juga ditujukan untuk mengurangi kesenjangan taraf pendidikan antarwilayah, antarjenis kelamin, dan antarkelompok sosial-ekonomi, melalui: a Pemihakan pada siswa dan mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin melalui pemberian bantuan beasiswa bagi siswa dan mahasiswa miskin; b Pemihakan kebijakan bagi daerah dan satuan pendidikan yang tertinggal underserved; c Pengalokasian sumberdaya yang lebih memihak kepada daerah dan satuan pendidikan yang tertinggal; d Pemihakan kebijakan pendidikan yang responsif gender di seluruh jenjang pendidikan; e Pengembangan instrumen untuk memonitor kesenjangan antarwilayah, antarjenis kelamin, dan antarkelompok sosial-ekonomi; dan f Peningkatan advokasi dan capacity building bagi daerah dan satuan pendidikan yang tertinggal.

28. Meningkatkan minat dan gemar membaca, melalui:

a Promosi dan sosialisasi minat membaca; b Penguatan komunitas membaca di masyarakat dan partisipasi perpustakaan dalam menciptakan komunitas 2-58 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA baca; dan c Peningkatan kerjasama dengan lembaga pemerintah, sekolah dan perguruan tinggi.

29. Meningkatkan ketersediaan layanan perpustakaan,

melalui: a Pengembangan koleksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat; b Perluasan jangkauan layanan perpustakaan dan penyediaan perpustakaan digital; dan c Pelestarian dan penyediaan akses bahan perpustakaan warisan budaya bangsa.

30. Meningkatkan pelayanan

kepemudaan yang berkualitas untuk mendukung partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan, khususnya dalam rangka pemanfaatan peluang bonus demografi melalui: a Penguatan koordinasi strategis lintas sektor dalam pelaksanaan pelayanan kepemudaan; b Peningkatan kapasitas dan kompetensi pemuda; c Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dan kesempatan kerja; d Pendidikan kepramukaan; e Pengembangan kepeloporan, kepemimpinan dan kewirausahaan pemuda; dan f Pembinaan dan pengembangan organisasi kepemudaan.

31. Meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam kegiatan olahraga, melalui: a Penguatan dukungan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam upaya pembudayaan kegiatan olahraga; dan b Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi. 32. Meningkatkan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional, melalui: a Penyelenggaraan kejuaraan keolahragaan secara berjenjang dan berkelanjutan; b Penguatan pembinaan dan pengembangan olahragawan andalan; c Pengembangan iptek dan kesehatan olahraga; d Pemberian penghargaan bagi olahragawan, pembina, dan tenaga keolahragaan berprestasi; e Pengembangan prasarana dan sarana keolahragaan; f Revitalisasi sentra keolahragaan; dan g Pengembangan industri olahraga.

33. Meningkatkan pemahaman,

penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai keagamaan, melalui: a Penerangan keagamaan; b Pengkajian kitab suci; c Perayaan hari besar agama; Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-59 dan d Peningkatan kualitas lembaga sosial keagamaan.

34. Meningkatkan kerukunan umat beragama melalui:

a Pemberdayaan masyarakat, organisasi sosial keagamaan, serta pemuka agama agar secara mandiri dapat mencegah dan menyelesaikan konflik, optimalisasi harmonisasi kehidupan sosial keagamaan di daerah yang memiliki potensi konflik; b Peningkatan pemahaman agama berwawasan multikultur yang berkelanjutan; dan c Pembentukan dan perberdayaan forum kerukunan umat beragama FKUB di seluruh Indonesia hingga tingkat kabupatenkota.

35. Meningkatkan pelayanan kehidupan beragama,

melalui: a Pemberdayaan lembaga sosial keagamaan; b Bantuan sarana peribadatan; c Rehabilitasi tempat ibadah; d Pembangunan, rehabilitasi, dan operasional Kantor Urusan Agama KUA; e Peningkatan kualitas pengelolaan dana sosial keagamaan; serta f Bantuan sertifikasi aset-aset wakaf.

36. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji

melalui: a Peningkatan pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar diantaranya melalui Peningkatan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan ibadah haji; b Peningkatan optimalisasi dana haji, antara lain melalui: Penyiapan draf undang-undang tentang pengelolaan dana haji, dan Pemanfaatan skema pembiayaan melalui Surat Berharga Syariah Negara SBSN; c Peningkatan pengawasan penyelenggaraan haji, yaitu melalui Efektifitas Komisi Pengawas Haji Indonesia KPHI; dan meningkatkan pembinaan dan perlindungan jemaah haji. 37. Meningkatkan tata kelola pembangunan bidang agama, melalui: a Peningkatan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan program dan anggaran; b Pembangunan berbasis kinerja; dan c Peningkatan kompetensi SDM Aparatur Pemerintah. 38. Mengembangkan karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, serta dinamis dan berorientasi iptek, melalui: a Peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya karakter dan jati diri bangsa agar memiliki ketahanan budaya yang tangguh; b Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkarakter dalam rangka mewujudkan 2-60 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA daya saing dan kemandirian bangsa dalam era globalisasi; c Pembangunan karakter dan pekerti bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal; d Pemahaman tentang nilai-nilai kesejarahan dan wawasan kebangsaan; e Pelestarian, pengembangan dan aktualisasi nilai dan tradisi dalam rangka memperkaya dan memperkukuh khasanah budaya bangsa; dan f Pemberdayaan masyarakat adat dan komunitas budaya.

39. Meningkatkan apresiasi terhadap karya budaya,

melalui: a Peningkatan aktivitas budaya yang diinisiasi oleh masyarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan budaya; b Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran karya budaya terutama di kota besar; c Pengembangan kesenian; d Pengembangan perfilman nasional; e Pengembangan galeri nasional; dan f Pemberian insentif kepada para pelaku seni dalam pengembangan kualitas karya budaya dalam bentuk fasilitasi, pendukungan dan penghargaan.

40. Melestarikan warisan budaya baik bersifat tangible dan

intangible, melalui: a Pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan peninggalan purbakala, termasuk peninggalan bawah air tangible; b Pengembangan permuseuman nasional sebagai sarana edukasi, rekreasi, serta pengembangan kesejarahan dan kebudayaan; c Penelitian dan pengembangan arkeologi nasional; dan d Pencatatan warisan budaya tak benda intangible.

41. Meningkatkan diplomasi

budaya, melalui: a Pengembangan rumah budaya nusantara di dalam negeri dan pengembangan rumah budaya Indonesia di luar negeri; b Pengiriman misi kesenian dan pameran ke luar negri serta pertukaran karya budaya; dan c Penyelenggaran forum dunia di bidang kebudayaan, yaitu World Culture Forum 2015 di Bali dan Indonesia sebagai Guest of Honour dalam Frankfurt Book Fair.

42. Mengembangkan sumber daya kebudayaan, melalui:

a Peningkatan kualitas SDM kebudayaan; b Peningkatan dukungan sarana dan prasarana untuk pengembangan karya budaya masyarakat; c Peningkatan penelitian dan pengembangan kebudayaan; Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-61 d Peningkatan kualitas informasi dan basis data kebudayaan; e Pengembangan kemitraan antara pemerintah pusat dan daerah, sektor terkait, masyarakat dan swasta; dan f Penguatan regulasi di bidang kebudayaan. 43. Memperkuat dan menata bantuan serta layanan sosial reguler dan temporer bagi anak, lanjut usia, penyandang disabilitas, serta penduduk rentan lainnya melalui: a Penguatan bantuan tunai bersyarat PKH yang mencakup 3 juta keluarga sangat miskin KSM. Dengan 200 ribu keluarga penerima pada kohor 2008 telah keluar secara alamiah, karena tidak memenuhi persyaratan program serta mengalami graduasi berdasarkan hasil resertifikasi. Untuk peserta transisi akan memperoleh peningkatan kemampuan keluarga, dan bagi peserta graduasi akan memperoleh komplementaritas dengan program penanggulangan kemiskinan lintas sektoral; b Penguatan kelembagaan pelayanan sosial melalui panti dan pekerja sosial sebesar 10 persen dari yang saat ini dikelola pemerintah, melalui standardisasi pelayanan dan pengembangan layanan; c Penguatan dan penataan bantuan serta layanan sosial reguler bagi 48.700 lanjut usia dan 51.310 penyandang disabilitas telantar melalui peningkatan asistensi sosial lanjut usia telantar ASLUT, asistensi sosial orang dengan disabilitas berat ASODDB, pelayanan sosial reguler dalam panti, pelayanan sosial luar panti home care services dan pelayanan harian day care services; d Peningkatan perlindungan sosial bagi anak yang membutuhkan perlindungan khusus sebesar 149.582 jiwa termasuk anak berhadapan dengan hukum ABH sesuai dengan UU No.112012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak; e Penguatan pemberdayaan ekonomi melalui bantuan modal kelompok bagi 111.090 KK di perdesaan, 53.300 KK di perkotaan yang termasuk dalam fakir miskin, penduduk rentan dan termarjinalkan; dan f Penguatan skema bantuan sosial temporer, meliputi transformasi bantuan beras untuk rumah tangga miskin Raskin menjadi bantuan pangan reguler untuk keluarga tertarget, dan bantuan pangan temporer terkait bencana sosial, bencana ekonomi, dan bencana alam.

44. Memperkuat inklusivitas akses layanan publik,

2-62 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA lapangan kerja, dan sistem masyarakat bagi penyandang disabilitas, melalui: a Penguatan advokasi dan sinergi regulasi dan kebijakan yang mendukung inklusivitas penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan, termasuk pelayanan publik, kegiatan ekonomi, dan lingkungan sosial masyarakat; b Penguatan koordinasi yang lebih intensif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pihak swasta dalam rangka peningkatan akses pelayanan publik dan lapangan kerja bagi penduduk berkebutuhan khusus. Hal ini termasuk peningkatan komitmen pemerintah dan pihak terkait dalam mengadopsi dan mengimplementasikan Rencana Aksi Nasional RAN Penyandang Disabilitas 2014-2023 secara bertahap; dan c Mendukung sistem masyarakat yang ramah bagi kelompok penyandang disabilitas dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, melalui sosialisasi dan edukasi oleh pekerja sosial, serta pengembangan rehabilitasi sosial yang berbasis masyarakat. 45. Meningkatkan efektivitas kelembagaan PUGPPRG dan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, yang dilakukan melalui strategi: a Peningkatan kapasitas SDM di KL dan Pemda; b Penguatan lembagajejaring PUG; c Peningkatan koordinasi antarlembaga dan pusat-daerah dalam perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan; d Pelembagaan ketersediaan, pemutakhiran, dan pemanfaatan data terpilah dalam penyusunan kebijakan dan rencana programkegiatan pembangunan, serta data kekerasan terhadap perempuan.

46. Meningkatkan efektivitas

kelembagaan perlindungan anak, termasuk pencegahan dan penanganan kejahatan seksual terhadap anak melalui: a Harmonisasi perundang-undangan dan kebijakan terkait perlindungan anak dan melengkapi aturan pelaksanaannya; b Peningkatan koordinasi antarkementerian lembagaSKPD dan antara pusat dengan daerah; c Peningkatan ketersediaan dan kualitas datainformasi perlindungan anak; d Peningkatan kapasitas kementerianlembagaSKPD terkait perlindungan anak; dan e Peningkatan pengawasan pelaksanaan perlindungan anak. Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-63

2.4 KERANGKA

PENDANAAN 1. Kependudukan dan Keluarga Berencana: a Peningkatan komitmen pendanaan pembangunan kependudukan dan keluarga berencana di pusat dan daerah, antara lain dukungan anggaran untuk sarana dan prasarana ke fasilitas pelayanan kesehatanklinik pelayanan KB, serta distribusi alokon dari kabupatenkota ke fasilitas pelayanan kesehatanklinik pelayanan KB. Disamping itu juga dukungan penggerakan KB dan insentif bagi tenaga lini lapangan; b Peningkatan pendanaan data dan informasi kependudukan, antara lain sensus, survei, registrasi penduduk, dan statistik rutin data sektoral KKB untuk memperluas cakupan wilayah, ketersediaan dan pemanfaatan, serta meningkatkan kualitas data dan informasi; c Peningkatan pendanaan untuk literasi dinamika penduduk guna meningkatkan kualitas pembangunan dan mencerdaskan bangsa; d Peningkatan pemanfaatan pendanaan melalui DAK untuk menjamin tercapainya sasaran program KB dan program lainnya yang menjadi prioritas mencakup keselarasan penggunaan anggaran fisik dan nonfisik, serta penambahan cakupan kabupatenkota; dan e Peningkatan sinergi dan mekanisme perencanaan dan penganggaran program KB di pusat BKKBN dengan Kementerian Kesehatan dan daerah BKKBN provinsi, SKPD KB Provinsi, dan SKPD KB kabupatenkota. 2. Kesehatan dan Gizi Masyarakat: a Peningkatan pendanaan dilakukan antara lain dengan peningkatan dana publik pemerintah, peningkatan kerjasama dengan swasta dan masyarakat melalui public private partnership PPP dan Corporate Social Responsibility CSR, dan peningkatan sumber dari tarifpajak khusus earmarked; b Peningkatan efektifitas dilakukan antara lain dengan mendorong peningkatan, efektifitas dan monitoing dan evaluasi DAK dan BOK, menyeimbangkan pembiayaan antara kuratif, kesehatan masyarakat, manajemen kesehatan, serta mengembangkan insentif tenaga kesehatan di DTPK dan pelayanan kesehatan dasar. 3. Pendidikan: a Pembagian beban dan tanggung jawab pembiayaan pembangunan pendidikan Pemerintah pusat, provinsi, kabkota, masyarakat; b Penggunaan anggaran DAK secara lebih optimal untuk membiayai 2-64 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA kegiatan-kegiatan prioritas nasional baik fisik maupun non-fisik; c Perbaikan mekanisme dan cakupan penggunaan dana BOS; d Peningkatan sumber pembiayaan pendidikan melalui PPP; e Pemberian insentif fiskal bagi industri yang melakukan kerja sama dengan satuan pendidikan; dan f Peningkatan cost- effectiveness pendanaan pendidikan secara sistematis seperti melalui perbaikan rasio guru-murid baik di satuan pendidikan negeri maupun swasta dan pembenahan LPTK. 4. Perpustakaan: a Peningkatan dukungan pembiayaan pusat dan daerah dalam peningkatan minat dan budaya membaca masyarakat; dan b Peningkatan dukungan pembiayaan dunia usahaswasta melalui Kerjasama Pemerintah-Swasta KPS dan Corporate Social Responsibility CSR dalam rangka meningkatkan minat dan budaya membaca masyarakat. 5. Pemuda dan Olahraga: a Peningkatan dukungan pembiayaan pembinaan olahragawan andalan; b Peningkatan dukungan pembiayaan dari daerah dan swasta dalam penyelenggaraan kejuaraan olahraga. 6. Agama: a Peningkatan pembiayaan pembangunan bidang agama; dan b Pemanfaatan skema pembiayaan pembangunan bidang Agama melalui Surat Berharga Syariah Negara SBSN. 7. Kebudayaan: a Peningkatan dukungan pembiayaan pusat dan daerah dalam pelestarian budaya; serta b Peningkatan dukungan pembiayaan dunia usahaswasta melalui Kerjasama Pemerintah-Swasta KPS dan Corporate Social Responsibility CSR.

8. Kesejahteraan Sosial: Upaya peningkatan akses dan

kualitas kesejahteraan sosial bagi penduduk rentan membutuhkan sinergi dan upaya bersama semua pihak. Pemerintah termasuk pemerintah daerah, kalangan swasta, legislatif, akademisi, dan masyarakat perlu membangun visi, pola pikir dan juga pola tindak yang saling menguatkan dengan difokuskan dalam upaya peningkatan inklusivitas untuk penduduk rentan. Keterbatasan pendanaan akses dan kualitas kesejahteraan sosial merupakan tantangan yang dihadapi saat ini. Untuk itu dibutuhkan upaya untuk menggali