Harmonisasi Peraturan Perundangan Daerah

9-34 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG TABEL 9.1 PERKEMBANGAN DAN JENIS PERDA BERMASALAH PERIODE 2002-2012 Sumber : Kemenhukum dan HAM , 2013

1. Penataan Kewenangan

antar Tingkat Pemerintahan Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenKota, terdapat beberapa isu strategis, yaitu:

a. Pembagian Urusan Pemerintah Pusat,

Provinsi, dan KabupatenKota Sejalan dengan proses revisi UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang sedang berlangsung, pengkajian terhadap revisi PP 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan pembagian urusan sesuai PP tersebut di beberapa sektor kurang jelas sehingga menimbulkan konsekuensi potensi tarik menarik kepentingan di satu sisi atau tolak menolak kewajiban di sisi lain pada urusan bersama, inkonsistensi pembagian bidang, konflik dengan UU sektoral serta hambatan kapasitas daerah dalam menerapkan pembagian urusan tersebut. Selain 2002-2009 2010 2011 2012 Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis 1779 Pajak Daerah Retribusi Daerah 324 Pajak Daerah Retribusi Daerah 265 Pajak Daerah Retribusi Daerah 61 Pajak Daerah Retribusi Daerah 22 Minuman Beralkohol 7 Minuman Beralkohol 12 Minuman Beralkohol 18 Perizinan 29 Sumbangan Pihak Ketiga 2 Sumbangan Pihak Ketiga 69 Sumbangan Pihak Ketiga 35 Air Tanah 24 Lain-Lain 74 Lain-lain 5 Lain-lain 2 PTSP 1878 Total 407 Total 351 Total 4 Minuman Beralkohol 24 Sumbangan Pihak Ketiga 6 Lain-lain 173 Total Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-35 itu, PP No.38 tahun 2007 juga tidak memiliki keterkaitan dengan perundangan sektoral, misalnya dengan sektor kesehatan dan kehutanan.

b. Peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah

Pusat Sistem tata pemerintahan pada masa desentralisasi dan otonomi daerah pada periode 2001-2009 menempatkan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota dalam posisi sejajar, yang menyebabkan kurang optimalnya pelaksanaan berbagai peran pemerintah provinsi, seperti fungsi pengawasan dan pembinaan atas penyusunan kebijakan dan regulasi oleh pemerintah kabupatenkota. Berangkat dari hal tersebut pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dan peraturan terkait dengan penguatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, yakni: 1 Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2011 tentang Perubahan Atas PP No. 19 tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Propinsi; 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 17 tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi; 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 242011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi.

c. Sinergi Perencanaan dan Penganggaran

Pusat dan Daerah Walaupun sinergi perencanaan dan penganggaran antara pemerintah pusat dan daerah telah diatur dalam berbagai peraturan perundangan, namun masih terdapat beberapa permasalahan terkait sinkronisasi dan sinergi perencanaan seperti perbedaan visi-misi