Daya Saing Peningkatan Penerimaan Negara

3-90 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 BIDANG EKONOMI dan pemberi kerja lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja. 4. Perbaikan iklim ketenagakerjaan, untuk mendorong berkembangnya investasi padat pekerja, seperti industri tekstil dan garmen, alas kaki, makanan dan minuman serta industri lainnya yang sebagian besar angkatan kerjanya berpendidikan dan berketerampilan rendah. 5. Meningkatkan akses angkatan kerja kepada sumber daya produktif yang ditargetkan kepada sebagian dari penganggur dan setengah penganggur yang tidak mempunyai akses kepada kegiatan ekonomi. 6. Pelatihan praktis bagi pekerja tergolong miskin agar dapat meningkatkan kualitas hidup. Pelatihan praktis untuk menjadi pekerja mandiri, pelatihan penguasaan teknologi tepat guna, dan pemberdayaan para penganggur usia muda. 7. Menyempurnakan tata-kelola penyelenggaraan penempatan untuk memfasilitasi mobilitas pekerja Indonesia ke luar negeri. 8. Meningkatkan peran instansi pemerintah di daerah seperti BAPPEDA perlu diefektifkan terutama di daerahwilayah industri, dalam mendorong penguatan lembaga hubungan industrial. 9. Penguatan infrastruktur hubungan industrial dalam mewujudkan terselenggaranya desentralisasi hubungan industrial. 10. Meningkatkan efektivitas pasar tenaga kerja di dalam maupun luar negeri, untuk menjaga keseimbangan antara penawaran dan kebutuhan tenaga kerja. 11. Mengintegrasikan sistem informasi pasar tenaga kerja untuk merespon kebutuhan informasi dari perusahaan, penyedia pelatihan dan pencari kerja serta pembuat kebijakan. 12. Meningkatkan keterlibatan industri dalam disain dan implementasi layanan pekerjaan, serta mengembangkan system yang standar menggunakan mekanisme umpanbalik dari stakeholders. 13. Pendayagunaan sarjana sebagai pendamping kegiatan pemberdayaan masyarakat, khususnya pendampingan kepada kelompok-kelompok masyarakat di perdesaan. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI 3-91 3.3.15 Jaminan Sosial Merujuk pada sasaran yang ingin dicapai, beberapa arah kebijakan dan strategi pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional ke depan meliputi: 1. Penyempurnaan skema serta strategi perluasan kepesertaan SJSN. Strategi ini didukung oleh: a. penguatan strategi dan pelaksanaan sosialisasiedukasi SJSN; b. integrasi program Jamkesda ke dalam JKN secara bertahap; c. perluasan kepesertaan penerima bantuan iuran PBI pada penduduk rentan tidak terdaftar; d. pengembangan skema insentif untuk peserta pekerja informal; e. inovasi proses pendaftaran dan pengumpulan iuran; serta f. penegakkan hukum law enforcement kepesertaan jaminan sosial pada sektor usaha swasta formal dan informal.

2. Penyempurnaan skema jaminan sosial. Strategi yang

dilaksanakan, yaitu: a. tinjauan dan penyesuaian iuran dan tarif layanan kesehatan; b. peningkatan kerjasama dengan fasilitas kesehatan dan asuransi swasta melalui penyusunan skema koordinasi manfaat; serta c. pengembangan dan komplementaritas skema perlindungan sosial selain asuransi bagi masyarakat yang belum dicakup oleh SJSN.

3. Penguatan kelembagaan dan regulasi jaminan sosial,

termasuk pengembangan skema monitoring dan evaluasi. Penguatan kelembagaan dan regulasi SJSN dilaksanakan melalui: a. peningkatan kapasitas dan kinerja, serta pembagian peran DJSN dan institusi terkait; b. penyempurnaan regulasi JKN dan penyusunan peraturan pendukung jaminan sosial ketenagakerjaan; serta pengembangan skema monitoring dan evaluasi terpadu. 3-92 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 BIDANG EKONOMI

3.4 Kerangka Pendanaan, Regulasi dan Kelembagaan

3.4.1 Keuangan Negara Kerangka Pendanaan

Dalam rangka mencapai sasaran dan melaksanakan arah kebijakan di atas, maka Kementerian Keuangan pada tahun 2105 akan melaksanakan program-program serta kegiatan- kegiatan prioritas sebagai berikut: 1. Program Pengelolaan Anggaran Negara, kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan adalah: a Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat PABPP dengan pendanaan sebesar Rp7,34 miliar; b Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain BSBL dengan pendanaan sebesar Rp1,45 miliar; c Pengembangan Sistem Penganggaran dengan pendanaan sebesar Rp.8,6 miliar. 2. Program Peningkatan Pengelolaan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan adalah: a Perumusan Kebijakan, Pemantauan dan Evaluasi di Bidang Pendanaan Daerah dan Ekonomi Daerah, Penyusunan Laporan Keuangan Transfer ke Daerah, serta Pengembangan Sistem Informasi Keuangan Daerah dengan pendanaan sebesar Rp.10,96 miliar; b Perumusan Kebijakan, Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi di bidang PDRD dengan pendanaan sebesar Rp2,14 miliar; c Perumusan Kebijakan, Bimbingan Teknis, Monev di Bidang Pembiayaan dan Kapasitas Daerah dengan pendanaan sebesar Rp16,26 miliar; d Perumusan kebijakan, bimbingan teknis, dan pengelolaan transfer ke daerah dengan pendanaan sebesar Rp9,45 miliar. 3. Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara, kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan adalah: a Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran dengan pendanaan sebesar Rp.25,69 miliar; b Pembinaan Pelaksanaan Anggaran dan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran dengan pendanaan sebesar Rp7,79 miliar; c Peningkatan Pengelolaan Kas Negara dengan pendanaan sebesar Rp.221,61 miliar; d Manajemen Investasi dan Penerusan Pinjaman dengan pendanaan sebesar Rp67,56 miliar; e Pengembangan Sistem Perbendaharaan dengan pendanaan sebesar Rp129,43 miliar. RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI 3-93 4. Program Pengelolaan Kekayaan negara, Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Utang, kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan adalah: a Perumusan Kebijakan, Standardisasi, Bimbingan Teknis dan Evaluasi di Bidang Barang Milik Negara dengan pendanaan sebesar Rp5,36 miliar; b Perumusan Kebijakan, Standardisasi, Bimbingan Teknis, Evaluasi dan Pengelolaan Kekayaan Negara Dipisahkan dengan pendanaan sebesar Rp4,51 miliar; c Pelaksanaan Kebijakan dan Standardisasi Teknis di Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi dengan pendanaan sebesar Rp31,06 miliar; d Perumusan Kebijakan, Standardisasi, Bimbingan Teknis, Perencanaan, Evaluasi atas Pelaksanaan Pengurusan Piutang Negara dan Pengelolaan Kekayaan Negara Lain- lain dengan pendanaan sebesar Rp4,26 miliar. 5. Program Perumusan Kebijakan Fiskal Pengelolaan Pembiayaan Anggaran, dan Pengendalian Resiko, kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan adalah: a Penyusunan Rancangan APBN dengan pendanaan sebesar Rp5,46 miliar; b Perumusan Kebijakan APBN dengan pendanaan sebesar Rp8,17 miliar; c Perumusan Kebijakan Ekonomi dengan pendanaan sebesar Rp5,03 miliar; d Pengelolaan Resiko Fiskal dan Sketor Keuangandengan pendanaan sebesar Rp8,68 miliar; e Perumusan Kebijakan Pajak, Kepabeanan, Cukai, dan PNBP dengan pendanaan sebesar Rp9,55 miliar; f Pengelolaan Pinjaman dengan pendanaan sebesar Rp5,41 miliar; g Pengelolaan Surat Utang Negara dengan pendanaan sebesar Rp8,44 miliar; h Pengelolaan Pembiayaan Syariah dengan pendanaan sebesar Rp5,92 miliar; i Pengelolaan Strategi Dan Portofolio Utang dengan pendanaan sebesar Rp6,84 miliar; dan j Pelaksanaan Evaluasi, Akuntansi, Dan Setelmen dengan pendanaan sebesar Rp1,78 miliar. 6. Program Peningkatan dan Optimalisasi Penerimaan Negara, kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan adalah; a Pelaksanaan Pengawasan dan Penindakan Atas Pelanggaran Peraturan Perundangan, Intelijen dan Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai dengan pendanaan sebesar Rp745,59 miliar; b Perumusan Kebijakan dan Peningkatan Pengelolaan Penerimaan Bea dan Cukai dengan pendanaan sebesar Rp21,83 miliar; c