Peningkatan Peningkatan Peningkatan PERMASALAHAN

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-9 sehari-hari juga masih terbatas. Tantangan pengendalian penyakit tidak menular adalah meningkatkan pencegahan dan pengendalian faktor resiko; meningkatkan upaya pencegahan melalui promosi perilaku hidup sehat, terutama pola makan aktivitas fisik dan merokok; meningkatkan surveilans, pencegahan dan tata laksana kasus penyakit menular; dan mengembangkan pelayanan penyakit jiwa dan lanjut usia. Untuk pengendalian penyakit menular, tantangan utama adalah meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit menular, termasuk TB, HIVAIDS, malaria, DBD, diare, dan pneumonia; mengendalikan penyakit bersumber binatang; dan meningkatkan upaya eliminasi dan eradikasi beberapa penyakit menular. Tantangan utama penyehatan lingkungan adalah meningkatkan akses terhadap sumber air minum dan sanitasi yang layak, serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

2.1.8 Peningkatan

Ketersediaan, Keterjangkauan Pemerataan dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan serta Pengawasan Obat dan Makanan Ketersediaan obat dan vaksin telah mencapai 96,93 persen pada tahun 2013. Penggunaan obat generik di Puskesmas meningkat menjadi 96,11 persen dan di rumah sakit mencapai 74,87 persen, sedangkan penggunaan obat rasional di sarana pelayanan kesehatan dasar pemerintah meningkat menjadi 61,90 persen. Namun, peningkatan penyediaan kefarmasian dan alat kesehatan belum sepenuhnya diimbangi dengan peningkatan kualitas produksi dan distribusi, serta pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Pada tahun 2013, puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kefarmasian sesuai standar baru mencapai 35,15 persen, dan instalasi farmasi rumah sakit yang menyelenggarakan kefarmasian sesuai standar sekitar 41,72 persen, serta sarana produksi obat yang memiliki sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB terkini pada tahun 2013 baru mencapai 78,22 persen. Dalam rangka pengawasan obat dan makanan, mutu produk obat dan makanan yang beredar masih rendah dan daya saing produk obat dan makanan masih rendah baik di pasar lokal maupun global. Tantangan yang dihadapi adalah peningkatan ketersediaan kefarmasian dan pengendalian alat kesehatan, termasuk distribusi obat dan alat kesehatan, meningkatkan pelayanan kefarmasian yang sesuai standar, dan meningkatkan pengawasan produksi dan distribusi obat, alat kesehatan, dan makanan. 2-10 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

2.1.9 Peningkatan

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Upaya dan promosi kesehatan dihadapkan pada masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat, kurangnya pemahaman dan keterampilan individu dalam pelaksanaan pola hidup sehat serta kurangnya dukungan lingkungan yang mendukung pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pelayanan kesehatan belum sepenuhnya mendorong upaya promosi kesehatan, termasuk tenaga gizi dan tenaga promosi kesehatan terutama di pelayanan kesehatan primer yang masih sangat terbatas. Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui upaya kesehatan bersumber daya masyarakat UKBM. Hingga tahun 2013, jumlah Poskesdes mencapai 54.731 unit dan jumlah Posyandu aktif mencapai 276.688 unit. Tantangan yang dihadapi adalah meningkatkan promosi kesehatan melalui kebijakan publik yang berwawasan kesehatan, meningkatkan dukungan terhadap penyediaan lingkungan dalam perilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar lembaga, meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan partisipasi UKBM, serta mendorong peningkatan upaya promosi kesehatan dalam setiap pelayanan kesehatan.

2.1.10 Pengembangan

Jaminan Kesehatan Nasional Pada tahun 2013, penduduk yang tercakup dalam sistem jaminan kesehatan diperkirakan mencapai 64,58 persen, yang terdiri dari Jamkesmas, Askes PNS dan Jamkes TNIPOLRI, JPK Jamsostek, Jamkesda dan Asuransi swasta. Sejak 1 Januari 2014 berbagai skema jaminan kesehatan telah melebur menjadi skema Jaminan Kesehatan Nasional JKN, di bawah pengelolaan PT Askes yang bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan. Dari sisi kepesertaan, peningkatan cakupan diarahkan pada pekerja formal yang saat ini belum tercakup oleh JKN, serta pada program Jamkesda untuk secara bertahap terintegrasi ke dalam JKN. Namun demikian, baru sebagian kecil fasilitas kesehatan primer mandiri yang menjadi provider JKN yaitu sebanyak 3.132 dari 26.998 klinik, praktek dokterdokter gigi. Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya di daerah tertinggal, perdesaan dan DTPK masih terbatas. Sementara itu, dari fasilitas pelayanan yang ada, masih banyak fasilitas yang belum memiliki tenaga kesehatan yang memadai misalnya banyak puskesmas di provinsi di bagian timur Indonesia yang tidak memiliki dokter. Tantangan utama adalah mengembangkan mekanisme peningkatan kepesertaan, khususnya non-penerima upah yang biasanya cukup sulit dilakukan tanpa insentif atau mekanisme tambahan dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA 2-11 menjamin bahwa target benefeciaries di lapangan benar- benar mendapat JKN; pengembangan dalam pembayaran kepada provider dan kontrol biaya serta berbagai moral harazd penerapan JKN. Dari sisi suplai adalah menyiapkan standar dan menjamin compliance standar sarana, tenaga, dan manajemen pelayanan kesehatan, serta menguatkan mekanisme kontrol terhadap eskalasi biaya JKN.

2.1.11 Peningkatan