Stabilitas Sektor Peningkatan Penerimaan Negara
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI
3-87 Kedua, penguatan ketahanan dan daya saing sektor
keuanganperbankan ditempuh melalui: i pelaksanaan ketentuan penyediaan modal minimum KPMM, ii
implementasi arsitektur perbankan Indonesia API dan penataan struktur kepemilikan bank, dan iii pengaturan
penyesuaian kegiatan usaha dan perluasan jaringan kantor bank berdasarkan modal inti. Ketentuan KPMM akan
mendorong kemampuan permodalan bank dalam menyerap risiko yang disebabkan oleh kondisikrisis perbankan
termasuk pertumbuhan kredit yang berlebihan, sesuai dengan standar internasional Basel III. Ketentuan
permodalan yang mengacu pada standar ini akan diupayakan dipenuhi secara bertahap.
Penguatan struktur perbankan diupayakan pula melalui program penguatan Bank Pembangunan Daerah BPDBank
Provinsi BPD Regional Champion, BRC sebagai upaya pelaksanaan API. Selain itu, dalam ketentuan kepemilikan
bank, Pemegang Saham Pengendali PSP diatur pembatasan pemilikan lebih dari satu bank dengan memberikan opsi bagi
PSP
untuk melakukan
penggabungan anak-anak
perusahaanbank-banknya. Selain itu, pengaturan kegiatan usahajaringan kantor berdasarkan modal inti bertujuan
untuk meningkatkan tata kelola dan kesehatan perbankan. Pengaturan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan
ketahanan dan daya saing bank. Perbankan juga didorong berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, di wilayah yang
selama ini kurang terlayani.
Di bidang lembaga keuangan non-bank, penguatan kualitas manajemen termasuk manajemen risiko dan operasional
lembaga jasa
keuangan diarahkan
dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan kemudahan bertransaksi serta pelaporan di bidang pasar modallembaga jasa keuangan
non bank.
Ketiga, kebijakan penguatan fungsi intermediasi. Diupayakan peningkatan akses layanan pemberian kreditpembiayaan
UMKM oleh bank umum. Perluasan akses layanan keuangan dilakukan pula tanpa melalui kantor bank atau dilakukan
melalui
cara non-konvesional,
melalui pemanfaatan
teknologi informasi, dan kerjasama keagenan branchless banking. Secara lebih rinci, intermediasi perbankan
didorong melalui berbagai langkah seperti: i perluasan akses keuangan financial inclusion kepada masyarakat
khususnya layanan perbankan berbiaya rendah bagi
3-88 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015
BIDANG EKONOMI masyarakat perdesaan, termasuk peningkatan kualitas
program Tabunganku, edukasi keuangan, pelaksanaan survey pemahaman terhadap pelayanan perbankan dan
pelaksanaan penyusunan nomor identitas keuangan nasabah financial identity number ii fasilitasi intermediasi untuk
mendukung pembiayaan di berbagai sektor potensial bekerjasama dengan berbagai instansi-pemerintah seperti
unit-unit
pengelola kredit
pada kelompok-Program
Pemberdayaan Masyarakat UPK-PNPM. Kebijakan keuangan mikro inklusif dilakukan untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap jasa keuangan mikro. Kebijakan ini mengakomodasi sisi permintaan dan
penawaran Lembaga Keuangan Mikro LKM khususnya UPK-PNPM. Dari sisi permintaan, kebijakan keuangan ini
mendorong
agar masyarakat
mempunyai akses
menggunakan layanan keuangan, baik layanan dari lembaga keuangan formal, maupun lembaga keuangan non-formal. Di
sisi penawaran, diupayakan pendampingan bagi UPK-PNPM agar dapat menjadi mandiri dan bertransformasi menjadi
lembaga keuangan yang profesional, sehingga mampu untuk mewujudkan
penghidupan yang
layak dan
lestari sustainable livelihood.
Untuk meningkatkan pembiayaan investasi selain melalui pengembangan lembaga yang sudah ada seperti perbankan,
pasar modal melalui saham dan obligasi terutama obligasi korporasi corporate bonds diupayakan pula melalui
pengkajian penciptaan lembaga-lembaga baru seperti bank tabungan pos, dan lembaga keuangan lainnya.
Peningkatan pendanaan melalui industri keuangan non- bank juga diupayakan melalui peningkatan literasi keuangan
masyarakat. Pada industri jasa pasar modal, upaya peningkatan
pemahamanliterasi masyarakat
dan penggunaan jasa pasar modal dilakukan melalui: a kegiatan
literasi dan edukasi pasar modal kepada masyarakat luas, b penyediaan dan pemasaran produk dan jasa pasar modal
yang lebih terjangkau untuk seluruh golongan pengguna pasar modal, agar pengguna produk dan jasa pasar modal
dapat bertambah secara signifikan.
Di industri asuransi, peningkatan pemahamanliterasi masyarakat dan penggunaannya diupayakan melalui
pengembangan skema produk perasuransian yang dapat dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah seperti
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI
3-89 asuransi mikro, dan asuransi terkait bencana alam seperti
asuransi pertanian perkebunan, peternakan dan tanaman pangan.
Upaya peningkatan pemahamanliterasi dan penggunaan industri jasa dana pensiun diupayakan melalui berbagai
program, baik yang bersifat edukasi maupun kampanye mengenai perlunya seorang pekerja yang berpenghasilan
untuk memiliki skema dana pensiun sejak usia dinimuda.
Sedangkan upaya peningkatan pemahamanliterasi dan penggunaan jasa industri pembiayaan, seperti pegadaian
misalnya, dilakukan dengan pemberian informasi kepada masyarakat bahwa fungsi pembiayaan dan pegadaian yang
ada dapat diperluas, dari jasa pegadaian saja sampai dengan beragam jenis pembayaran multipayment, jasa pengiriman
uang dan investasi emas.
Kebijakan pengembangan lembaga keuangan non-bank termasuk lembaga keuangan mikro LKM juga diupayakan
melalui pengembangan sistem keuangan mikro syariah.