4-14 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Strategi:
Strategi pembangunan dirumuskan untuk masing-masing arah kebijakan yang ditetapkan di atas.
1. PENYELANGGARAAN LITBANG RISET:
Secara umum, tipologi kegiatan riset ditunjukkan dalam Gambar 4.2. di bawah ini, dengan penjelasan:
a. Riset yang hanya melakukan eksplorasi dengan mengharapkan dihasilkan temuan baru invensi.
b. Riset yang dimulai dengan tahap eksplorasi menghasilkan temuan baru dan temuan baru
tersebut direplikasi dan diuji konsistensinya dilaboratorium uji aplha.
c. Riset yang dimulai dengan eksplorasi yang menghasilkan temuan baru lolos uji alpha yang
dilanjutkan dengan pengujian di lingkungan pengguna uji beta menghasilkan inovasi baru.
d. Riset siklus lengkap, yaitu mulai dari eksplorasi, uji alpha, uji beta dan diakhiri dengan penerapan di
sektor produksi masyarakat melalui tahapan difusi yang sistematis.
e. Berbekal hasil temuan yang lalu, atau hasil temuan ditempat lain bahkan di luar negeri kegiatan P3-
Iptek dapat mulai dengan melakukan uji alpha, uji- beta, dan disseminasi inovasi baru.
f. Temuan yang telah teruji di laboratorium, kegiatan
P3-Iptek melanjutkan pengujian di lingkungan pengguna uji beta dan inovasi yang teruji tersebut
didiseminasikan ke sektor produksi masyarakat.
g. Disseminasi inovasi yang telah teruji di laboratorium dan di lingkungan pengguna.
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
4-15 GAMBAR 4.2
TIPOLOGI RISET
Strategi
Prioritas tahun 2015 adalah kegiatan tipe 7, tipe 6, tipe 5, dan tipe 4.
Bidang riset yang akan dilaksanakan difokuskan pada bidang- bidang yang diamanatkan RPJPN 2005-2025 yaitu: 1 pangan
dan pertanian; 2 energi, energi baru dan terbarukan; 3 kesehatan dan obat; 4 transportasi; 5 telekomunikasi,
informasi dan komunikasi TIK; 6 teknologi pertahanan dan keamanan; dan material maju.
2. LAYANAN PEREKAYASAAN DAN TEKNOLOGI:
Kegiatan perekayasaan, disain, dan pengujian untuk teknologi maju tidak sering dilakukan di usaha manufaktur, di samping
itu perlatan yang dibutuhkan sangat mahal. Itu sebabnya, fasilitas untuk itu perlu disediakan pemerintah untuk
membantu industri domestiknya. Tipologi layanan teknologi disajikan dalam Gambar 4.3.
4-16 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
GAMBAR 4.3 TIPOLOGI LAYANAN TEKNOLOGIPEREKAYASAAN
Strategi
Kegiatan layanan yang bersifat market pull dibiayai dari industri pelanggan industry client dan tercatat sebagai
Pendapatan Negara Bukan Pajak PNBP. Untuk memberi keleluasaan plafor PNBP bagi pengelola unit layanan ini, maka
pagu PNBP perlu ditetapkan sebagai pagu batas bawah.
Sementara itu, kegiatan layanan teknologi yang bersifat technology push pada umumnya dilaksanakan untuk
memenuhi kebutuhan publik, yaitu sebagai agen difusi teknologi baru, pembinaan proses alih teknologi dari Original
Equipment Manufacturer OEM ke industri kecilmenengah
IKM pemasok , dan pelaksanaan audit teknologi. Untuk layanan jenis ini, pembiayannnya bersumber dari APBN.
Pada tahun 2015, peningkatan kapasitas penyediaan layanan ini dilaksanakan melalui revitalisasi dan peningkatan
kapasitas badan-badan layanan teknologi yang mencakup laboratorium-laboratorium non-hankam: 1 Lab. Teknologi
Kekuatan Struktur LUK; 2 Lab. Mesin Perkakas MEPPO; 3 Lab. Teknologi Energi; 4 Lab. Teknologi Polimer; dan 5
Lab. Teknologi Pati.
3. INFRASTRUKTUR MUTU:
Sesuai dengan PP 102 tahun 2001, Standardisasi Nasional mencakup metrologi teknis, standar, pengujian dan mutu
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
4-17 untuk mencapai tujuan standardisasi nasional, yang terdiri
dari: a. meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku
usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian
fungsi lingkungan hidup;
b. membantu kelancaran perdagangan; c. mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam
perdagangan Proses layanan Infrastruktur mutu ditunjukkan dalam Gambar
4.4.
GAMBAR 4.4 PROSES LAYANAN INFRASTRUKTUR MUTU
Strategi:
Pengawasan SNI barang beredar di pasar domestik dan jaminan kualitas barang ekspor. Untuk itu kapasitas dan
kemampuan semua jajaran yang tercakup dalam infrastruktur mutu akan ditingkatkan.
Badan Standardisasi Nasional BSN: 1. Penguatan Kerjasama Standardisasi Kesesuaian antara lain
melalui partisipasi
dalam perumusan
Standar
4-18 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Internasional melalui keanggotaan dalam Panitia Teknis
ISO, IEC, CAC untuk produk unggulan ekspor, dan peningkatan tanggapan enquiry terhadap regulasi teknis
negara lain yang berpengaruh terhadap kepentingan nasional.
2. Penguatan Sistem Pengembangan SNI melalui perumusan atau revisi SNI dengan menambahkan atau memasukkan
National Differences, dan peningkatan Inisiatif pelaku usaha dalam perumusan substansi SNI.
3. Penguatan Sistem Akreditasi, Penilaian Kesesuaian melalui pengembangan skema sertifikasi dan akreditasi untuk
UMKM, dan pengembangan skema akreditasi dan sertifikasi Bio Safety Level Laboratory BSL.
4. Penguatan Sistem Metrologi Nasional, pengembangan skema akreditasi produsen bahan acuan bersertifikat,
penguatan skema akreditasi lembaga penyedia uji profisiensi, dan penguatan sistem jaringan metrologi dan
kalibrasi nasional.
5. Penguatan Sistem, Regulasi dan Pedoman Penerapan Standar melalui penguatan skema sertifikasi produk
bertanda SNI, dan peningkatan insentif penguatan kapasitas UMKM dalam penerapan SNI dan persyaratan
negara tujuan ekspor potensial.
6. Pengembangan Infrastruktur Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian melalui penyiapan infrastruktur metrologi
kimia dan bahan acuan bersertifikat, dan penyiapan LPK pendukung produk unggulan nasional di wilayah lokasi
produksi.
7. Penguatan Edukasi dan Diseminasi Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian melalui edukasi penerapan
standar produk untuk pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk meningkatkan ketersediaan jumlah produk bertanda
SNI di pasar domestik, penyusunan sistem informasi regulasi teknis, standar dan prosedur penilaian kesesuaian
negara tujuan ekspor potensial, dan sosialisasi publik untuk meningkatkan kepercayaan dan kecintaan publik
terhadap produk nasional bertanda SNI.
8. Penguatan Litbang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. KementerianLembaga Regulator Kementerian Perindustrian,
Pertanian, Energi dan Sumberday Mineral ESDM, Kelautan
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
4-19 dan Perikanan, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Kesehatan,
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan lain-lain. Masing-masing KL diharapkan dapat:
1. Meningkatkan jumlah regulasi teknis untuk setiap produk dan merumuskan standardisasi produk yang bersangkutan.
4. Memberikan jaminan mutu bagi produk yang akan diekspor, dalam bentuk standardisasi yang telah diuji di
laboratorium yang terakreditasi. KementerianLembaga Pengawas Kementerian Perdagangan,
Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan Kementerian Teknis, diharapkan dapat:
1. Mengawasi barang beredar di pasar dalam negeri; 2. Menguji mutu barang bila dianggap perlu.
Jajaran laboratorium, pemberi sertifikat, dan pelaksana inspeksi melalukan pengujian mutu barang, difokuskan pada
meningkatan kapasitas dan kualitas pengujian dengan jaminan pekerjaan dalam bentuk akreditasi
National Metrology Institute NMI – LIPI:
Meningkatkan operasional dan pemeliharaan fasilitas kalibrasi dan metrologi untuk besaran fisika.
Untuk tahun 2015, prioritas adalah: 1. BSN: Penguatan koordinasi penyusunan standard dan
penegakannya 2. LIPI: Pembangunan laboratorium metrologi kimia yang
diakui internasional serta laboratorium pembuatan bahan acuan standar murni yang terkait dengan berbagai
komoditi ekspor panganikan dan emisi gas
3. Revitalisasi sarana yang berada di berbagai kementerian lembaga.
4. PENGAWASAN TENAGA NUKLIR:
UU No.10
Tahun 1997
Tentang Ketenaganukliran,
mengamanatkan bahwa pengawasan dilakukan melalui peraturan, perijinan dan inspeksi, dari aspek keselamatan,
keamanan dan safeguards nuklir dengan tujuan:
a. Terjaminnya kesejahteraan,
keamanan, dan
ketenteraman masyarakat; b. Menjamin adanya perlindungan dari aspek keselamatan
4-20 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI dan kesehatan terhadap para pekerja dan anggota
masyarakat dan lingkungan hidup; c. Memelihara
tertib hukum
dalam pelaksanaan
pemanfaatan tenaga nuklir; d. Meningkatkan kesadaran hukum pengguna tenaga
nuklir untuk menimbulkan budaya keselamatan di bidang nuklir;
e. Mencegah terjadinya perubahan tujuan pemanfaatan bahan nuklir; dan
f. Menjamin terpeliharanya dan ditingkatkannya disiplin petugas dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir.
Berdasarkan standar pengawasan dunia, maka untuk meningkatkan kualitas hasil kegiatan ketiga pilar utama
pengawasan perlu dilakukan kegiatan Teknis Pengkajian Keselamatan Nuklir, Kegiatan Kesiapsiagaan Nuklir dan
Keteknikan yang biasa disebut dengan Technical Support Organization TSO.
Kegiatan pengawasan diarahkan pada: PLTN, Kesehatan, instalasi bahan nuklir, industri
– tenorm dan lingkungan, kesiapsiagaan nuklir nasional, dan pengawasan kemanan
nuklir nasional.
Strategi:
Peningkatan kapasitas dan kualitas pengawasan penggunaan tenaga nuklir terutama dalam hal pelaksanaan peran sebagai
Regulatory Technical
Support Organization
untuk menyongsong era PLTN di Indonesia. Di samping itu, akan
dirintis penyediaan sarana dan prasarana antara lain: Gedung C untuk laboratorium, ruang pameran, dan ruang pertemuan;
laboratorium Safeguards proteksi fisik; laboratorium RDMS dan lingkungan; serta laboratorium proteksi radiasi dan
sarana peralatan inspeksi keselamatan nuklir.
Disamping peningkatan kapasitas, kegiatan pengawasan juga akan ditingkatkan melalui program pengawasan pemanfaatan
tenaga nuklir yang mencakup:
1. Penyelenggaraan dan pengembangan inspeksi keselamatan dan keamanan fasilitas radiasi dan zat radioaktif di bidang
kesehatan, industri, dan penelitian; 2. Penyelenggaraan
dan pengembangan
inspeksi keselamatan, keamanan dan safeguard instalasi dan bahan
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
4-21 nuklir;
3. Penyelenggaraan dan pengembangan keteknikan, sistem manajemen dan kesiapsiagaan nuklir;
4. Pengembangan dan pengelolaan pelayanan perijinan fasilitas radiasi dan zat radioaktif;
5. Pengembangan dan pengelolaan pelayanan perizinan instalasi dan bahan nuklir;
6. Perumusan dan pengembangan peraturan perundang- undangan fasilitas radiasi dan zat radioaktif;
7. Perumusan dan pengembangan peraturan perundang- undangan instalasi dan bahan nuklir;
5. TEKNOPRENEUR
Fasilitasi tumbuhnya industri baru berbasis produk litbang dengan fokus pada fasilitasi tumbuhnya Science and
Technology Park STP di luar Puspitek
Sasaran A.2. MENINGKATNYA DUKUNGAN IPTEK BAGI
KEBERLANJUTAN DAN PENINGKATAN KEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
Arah Kebijakan Kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek
untuk mendukung
keberlanjutan dan
pemanfaatan sumberdaya alam mencakup pelestarian dan pemanfaatan
sumberdaya hayati bio resources, nirhayati, pemanfaatan dan pengoperasian satelit sumberdaya alam serta teknologi
mitigasi perubahan iklim.
Strategi Pembangunan
1. LIPI - Biota Darat, melakukan pengembangan: a. Gedung koleksi mikroba dan kultur
b. Eksplorasi pengumpulan jasad renik c. Rintisan pembangunan kebun raya baru
2. LIPI – Biota Laut, melakukan pengembangan:
a. Gedung koleksi biota laut b. Tahap awal pembangunan Stasiun Penelitian Laut
4-22 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Pantai Barat Sumatera
c. Peningkatan daya dukung situ dan danau Limnologi 3. LAPAN melakukan pengembangan:
a. Pengoperasian dan pemanfaatan penginderaan jauh b. Pengembangan satelit penginderaan jauh
c. Pengembangan roket sipil 4. BPPT:
a. Rintisan pembangunan PUSPITEK kelautan b. Pengembangan teknologi mitigasi perubahan iklim
Sasaran A.3. DUKUNGAN IPTEK BAGI PENYIAPAN
MASYARAKAT INDONESIA MENYONGSONG KEHIDUPAN GLOBAL YANG MAJU DAN
MODERN
Arah kebijakan:
Penyelenggaran penelitian sosial budaya dalam hal kesiapan masyarakat Indonesia menyongsong kehidupan global yang
maju dan modern. Kegiatan ini mencakup seluruh Indonesia melalui 6 simpul penelitian di Perguruan Tinggi Negeri.
Strategi:
LIPI: penelitian sosial budaya dalam skala besar dilaksanakan dengan cakupan:
1. Peningkatan kapasitas pelaku riset yang berada di simpul- simpul penelitian;
2. Pelaksanaan penelitian di seluruh Indonesia melalui ke- enam simpul riset;
3. Pengembangan kapasitas penyimpanan dan pengolahan data di pusat penelitian.
4. Analisis dan penyusnan rekomendasi awal.
Sasaran B: MENINGKATKAN KETERSEDIAAN FAKTOR
INPUT BAGI KEGIATAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN IPTEK
Sumberdaya Manusia SDM:
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
4-23 Perluasan cakupan dan jumlah karya siswa dalam program S3
di dalam dan di luar negeri.
Sarana Prasarana:
Revitalisasi Puspitek dan Menuju Science and Technology Park sebagai sarana penumbuhan industri berbasis hasil rised
dalam negeri.
4.4 Kerangka
Pendanaan
Kerangka pendanaan dari kegiatan pembangunan bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK berasal dari alokasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN.
4.5 Kerangka
Regulasi dan Kerangka
Kelembagaan Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
diperlukan upaya
penataan kelembagaan
pemerintah di bidang Iptek, yang saat ini terdiri dari tujuh lembaga
riset dan
unit litbang
di berbagai
kementrianlembaga guna lebih meningkatkan kualitas kebijakan ristek dan implementasinya.
4-24 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI