6-34 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
POLITIK negara pihak.
d. Penyelenggaraan forum dialog informal dengan negara pihak mengenai Laut China Selatan
2. Meningkatkan peran Indonesia dalam menjaga
keamanan nasional dan menciptakan perdamaian dunia
Strategi pembangunan yang ditempuh antara lain adalah : a. Perumusan konsep strategi politik luar negeri
untuk Kawasan Timur Tengah b. Perumusan strategi diplomasi Indonesia di PBB,
c. Perumusan konsep
peningkatan partisipasi
Indonesia dalam penggelaran misi pemeliharaan perdamaian, dan peningkatan koordinasi yang
efektif terkait kesiapan pengiriman pasukan perdamaian
d. Pelaksanaan perundingan perbatasan yang efektif dan pelaksanaan sosialisasi informasi terkait
perbatasan kepada
publik domestik
untuk meminimalisasi munculnya pelanggar perbatasan
e. Penyelenggaraan forum
dan merumuskan
mekanisme dialog dan diplomasi antara Indonesia dengan negara pengirim, transit dan tujuan dalam
isu irregular migrationpeople smuggling
f. Penyampaian posisi Indonesia untuk mendorong
universalisasi CTBT dan ratifikasi traktat oleh negara-negara yang belum meratifikasi CTBT
3. Meningkatkan kualitas perlindungan WNI di luar
negeri dan terselesaikannya kasus WNI bermasalah di luar negeri
Strategi pembangunan yang ditempuh antara lain adalah: a.
Peningkatan kapasitas melalui penyusunan modul diklatpelatihan diplomat dan calon diplomat yang
menekankan keberpihakan diplomasi Indonesia pada perlindungan WNIBHI termasuk TKI, dan
pelaksanaan kegiatan capacity building bagi diplomat dan calon diplomat untuk menangani
persoalan TKI.
b. Perumusan SOP penanganan persoalan TKI di
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | POLITIK
6-35 perwakilan dan Perumusan mekanisme pelibatan
masyarakat Indonesia di dalam dan luar negeri dalam perlindungan WNIBHI di luar negeri
c. Pelaksanaan penguatan citizen service di 26
perwakilan yang memiliki jumlah TKI terbesar, advokasi untuk WNI di luar negeri, penanganan
kasus WNI bermasalah di luar negeri termasuk mediasi dan bantuan hukum, repatriasi untuk WNI
yang membutuhkan, dan penyusunan identifikasi potensi dan kebutuhan perjanjian bilateral terkait
perlindungan TKI
d. Pelaksanaan perundingan perjanjian bilateral
perlindungan TKI
e. Pembangunan data base online WNIBHI di luar
negeri yang terintegrasi antar KL dan sosialisasi kepada pemangku kepentingan di dalam negeri
f. Penyelenggaraan
forum dan
perumusan mekanisme konsolidasi penanganan WNIBHI di
luar negeri secara reguler g.
Penyediaan shelterpenampungan untuk WNI bermasalah di luar negeri
4. Meningkatkan
diplomasi ekonomi
untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia dan negara
berkembang dalam forum multilateral Strategi pembangunan yang ditempuh antara lain adalah:
a. Penyusunan data market intelijen pasar non-
tradisional, perumusan grand strategy peran Indonesia di G20 dan perumusan grand strategy
peran dan pemanfaatan RCEP untuk mendukung kepentingan nasional.
b. Penyampaian posisi Indonesia untuk mendorong
pembentukan normarezim
internasional mengenai energy dan food security dalam forum
APEC dan forum lainnya c.
Optimalisasi pemanfaatan peran negara hub simpul dan jaringan dalam perluasan pasar non-
tradisional, dan pelaksanaan upaya untuk mendorong norma bersama mengenai public
private partnership di APEC dan mainstreaming
6-36 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
POLITIK RCEP di antara negara anggota ASEAN
d. Peningkatan kapasitas pelaku diplomasi ekonomi
e. Penyusunan
mekanisme koordinasi
untuk menindaklanjuti kesepakatan di G20; penyusunan
mekanisme dan pelaksanaan forum koordinasi dengan pemangku kepentingan di dalam negeri
terkait isu energy dan food security
5. Memperkuat pelaksanaan kerja sama Selatan-Selatan
dan Triangular
Strategi pembangunan yang ditempuh antara lain adalah: a.
Intervensi regulasi
melalui penyusunan
mekanisme pembiayaan
KSST yang
terkonsolidasi; pembentukan eminent person group untuk membantu pemangku kepentingan;
pencantuman KSST sebagai salah satu tema mainstreaming dalam dokumen perencanaan
pembangunan.
b. Evaluasi berkelanjutan tentang kerangka hukum
dan pengembangan instrumen kebijakan KSST c.
Koordinasi dan
Sosialiasi pelaksanaan
mekanisme one gate policy pelaksanaan KSST, pelibatan dan koordinasi dengan lembaga di luar
pemerintah pada level nasional dan daerah dan promosi KSST di level nasional dan internasional
d. Peningkatan kapasitas dan profesionalisme
pelaksana KSST
6. Meningkatkan peran Indonesia di dunia internasional
dalam pemajuan demokrasi dan HAM
Strategi pembangunan yang ditempuh antara lain adalah: a.
Penyelenggaraan Forum sharing of experience dan
best practices
mengenai demokrasi
termasuk Bali Democracy Forum; dan forum Human Rights Dialogue antara Indonesia dengan
negara sahabat baik dalam forum bilateral, regional maupun multilateral
b. Penyampaian Posisi terkait dengan upaya
peningkatan peran aktif Indonesia dalam pembahasan isu HAM di forum PBB dan non-
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | POLITIK
6-37 PBB; Pelaksanaan peran aktif dalam mendorong
9 instrumen HAM Internasional c.
Penguatan ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights AICHR;
6.2.4 Kerangka
Pendanaan
Kerangka pendanaan dari kegiatan pembangunan sub bidang politik luar negeri berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Negara APBN.
6.2.5 Kerangka
Regulasi dan Kerangka
Kelembagaan Dalam pelaksanaan pembangunan sub bidang politik luar
negeri, penataan regulasi yang akan dilakukan pada Tahun 2015 adalah :
1.
Penyusunan kajian untuk kebutuhan pembentukan regulasikebijakan pelaksanaan Kerja Sama Selatan-
Selatan dan Triangular KSST
Dalam rangka meningkatkan peran aktif Indonesia dalam kerja sama pembangunan, khususnya Kerja Sama Selatan-
Selatan dan Triangular diperlukan dasar legal yang dapat menjamin
efektifitas, efisiensi,
dan akuntabilitas
pelaksanaannya. Dalam Undang-Undang No. 172003, pengaturan mengenai pinjaman dan hibah pada umumnya
masih menempatkan
Indonesia sebagai
penerima pinjaman dan hibah. Pada Pasal 23 memang telah
dinyatakan bahwa
Pemerintah dapat
memberikan hibahpinjaman kepada atau menerima hibahpinjaman
dari pemerintahlembaga asing dengan persetujuan DPR. Namun rumusan pasal tersebut belum cukup jelas
mengatur bagaimana Pemerintah dapat memberikan hibahpinjaman luar negeri kepada pemerintahlembaga
asing. Dalam bagian penjelasan pun tidak dijelaskan atau dielaborasi karena hanya disebutkan cukup jelas .
Dengan adanya pergeseran paradigma dari negara penerima menjadi negara pemberi, maka diperlukan
regulasikebijakan yang dapat menjamin akuntabilitas pelaksanaan KSST dan koordinasi yang lebih terstruktur
antarkementerian dan lembaga terkait.
Untuk itu, sebagai langkah awal, mengacu pada UU 17 No 17 tahun 2003 tentang Keuangan negara, perlu dilakukan
kajian sebagai pijakan penyusunan regulasikebijakan yang dapat menjadi dasar agar pelaksanaan KSST lebih
efektif dan efisien untuk mendukung tujuan pembangunan nasional
6-38 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
POLITIK Kajian perlu melihat berbagai aspek termasuk analisis cost
and benefit, aspek sosiologis dan teknis, kebutuhan pemantauan dan evaluasi, serta rekomendasi tentang
materi yang akan diatur dan wadah regulasi dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
atau cukup dalam bentuk kebijakan saja regulatorynon regulatory.
Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di sub bidang politik luar negeri
diperlukan upaya penataan kelembagaan sebagai berikut: 1. Penguatan koordinasi penyiapan dan pelaksanaan
program pembangunan politik luar negeri.
Penguatan koordinasi dan komunikasi penyiapan dan pelaksanaan program pembangunan bertujuan untuk
mendorong sinergitas pelaksanaan program pembangunan baik di internal kementerianlembaga terkait maupun
hubungan eksternal dengan kementerianlembaga lain yang juga melaksanakan program sejenis atau program lain
yang dapat saling mendukung satu sama lain. Pelaksanaan koordinasi perlu dilakukan secara sistematis, dan terukur.
Proses bisnis danatau Standard Operating Procedure SOP dapat dibangun untuk dapat lebih memperjelas
fungsi dan peran masing-masing lembaga baik secara internal, maupun hubungan eksternal dengan KL lainnya.
Peningkatan kapasitas SDM terkait diperlukan untuk lebih memperlancar koordinasi dan komunikasi.
2. Penguatan koordinasi percepatan pelaksanaan butir
aksi Komunitas ASEAN
Dalam rangka mencapai sasaran pemantapan komunitas ASEAN, perlu penguatan Sekreariat Nasional ASEAN -
Indonesia mengingat kompleksitas dan besarnya target yang ingin dicapai yang meliputi hampir seluruh sektor
pembangunan.
Penguatan Setnas ASEAN-Indonesia dilakukan melalui pelaksanaan Keputusan Presiden RI Nomor 23 Tahun 2012
Tentang Susunan Keanggotaan Sekretariat Nasional ASEAN – Indonesia dan penguatan pelaksanaan Peraturan Menteri
Luar Negeri RI Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Nasional ASEAN di Indonesia.