Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG 1-67 No Isu Strategis Regulasi Terkait yang sudah ada Kebutuhan Regulasi tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil  Peraturan Menteri tentang tata cara perubahan zona inti kawasan konservasi

1.2.4 Perlindungan Anak

1.2.4.1 Permasalahan

dan Isu Strategis 1. Meningkatkan kualitas hidup dan tumbuh kembang anak. Capaian pembangunan perlindungan anak antara lain dapat dilihat dari capaian di bidang kesehatan dan gizi serta bidang pendidikan. Peningkatan derajat kesehatan anak ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 32 dan angka kematian balita dari 44 menjadi 40 per 1.000 kelahiran hidup SDKI 2007 dan 2012. Selain itu, juga terlihat dari menurunnya prevalensi kurang gizi dan stunting pendek pada anak balita dari 17,9 persen dan 36,8 persen pada tahun 2007 menjadi masing-masing 17,9 persen dan 35,6 persen pada tahun 2010 Riskesdas 2007 dan 2010. Selanjutnya, pemberian imunisasi dasar lengkap meningkat dari 53,8 persen menjadi 59,2 persen, serta prevalensi gizi lebih pada balita dan prevalensi bayi lahir dengan berat badan rendah BBLR menurun dari 14 persen dan 11,1 persen menjadi 11,9 persen dan 10,2 persen Riskesdas 2010 dan 2013. Selanjutnya, sampai juli 2013, sekitar 73,24 persen puskesmas telah mampu melaksanakan deteksi dini dan penanganan berbagai kasus terkait kekerasan dan penelantaran anak, sebanyak 64,08 persen puskemas telah membina panti dan lembaga kesejahteraan sosial anakLKSA, serta adanya penguatan peran dan kerjasama puskesmas dan lembaga pemasyarakatan Lapas untuk meningkatkan akses anak yang berada di Lapas pada layanan kesehatan. Pada bidang pendidikan, terlihat peningkatan angka partisipasi sekolah APS. APS anak usia 7-12 tahun meningkat dari 97,58 persen pada tahun 2011 menjadi 97,95 persen pada tahun 2012. Sedangkan pada usia 13-15 tahun meningkat dari 87,78 persen menjadi 89,66 persen, dan APS anak usia 16-18 tahun dari 57,85 persen menjadi 61,06 persen SUSENAS 2011 dan 2012. Di samping itu, data Kemendikbud menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Kasar APK pendidikan anak usia dini usia 3-6 tahun meningkat menjadi 63,01 persen pada tahun 2013. 1-68 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG Walaupun terdapat banyak kemajuan dalam meningkatkan kualitas hidup dan tumbuh kembang anak, namun permasalahan dan tantangan yang dihadapi pada tahun 2015 masih cukup besar. Di bidang kesehatan, permasalahan antara lain masih terdapat sekitar 36,6 persen bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif Susenas 2012. Selain itu, sekitar 40,8 persen bayi belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dan sekitar 10,2 persen bayi terlahir dengan BBLR, sekitar 19,6 persen anak usia 0-4 tahun yang mengalami kurang gizi, 37,2 persen stunting, dan 11,9 persen gizi lebih Riskesdas 2013. Selanjutnya, akses anak dengan kondisi khusus anak berkebutuhan khususABK, anak dengan dissabilitasADD, anak di Lapas, anak di panti, anak korban kekerasan, anak dengan penyakit kronis, anak di daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan, dll terhadap layanan kesehatan belum optimal karena masih terbatas dan belum meratanya ketersediaan layanan yang dibutuhkan. Di bidang pendidikan, antara lain ditunjukkan oleh masih terdapat sekitar 36,99 persen anak usia 3-6 tahun yang belum mengikuti pendidikan anak usia dini, serta sekitar 10,34 persen anak usia 13-15 tahun dan 38,94 persen anak usia 16-18 tahun tidak bersekolah. Selain itu, ADD dan ABK yang dapat mengakses sekolah inklusif atau sekolah luar biasa SLB masih rendah karena terbatasnya jumlah dan kurang meratanya ketersediaan sekolah inklusif dan SLB. Selanjutnya, pekerja anak yang ditarik dari pekerjaannya, anak yang berada di Lapas, anak korban kekerasaneksploitasi, dan lain-lain masih mengalami kendala dalam mengakses layanan pendidikan. Sebagian anak-anak mengalami kekerasan di sekolah baik yang dilakukan oleh teman, guru, atau orang dewasa lainnya yang berada di lingkungan sekolah. Tantangan kedepan adalah meningkatkan akses dan kualitas layanan kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak, termasuk akses anak dengan kondisi khusus terhadap layanan yang dibutuhkan.

2. Meningkatkan perlindungan anak dari kekerasan,

eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya. Capaian pembangunan perlindungan anak dari kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya ini dapat dilihat dari beberapa aspek. Dalam hal pemenuhan hak anak akan identitas kependudukan, anak usia 0-4 tahun yang memiliki akta kelahiran meningkat dari 59,0 persen tahun