Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | POLITIK
6-15 c.
Fasilitasi dukungan pemberdayaan filantropi masyarakat dan corporate social responsibility
CSR untuk keberlanjutan ormas.
d. Peningkatan kapasitas lembaga penyelenggara
pemilu. e.
Pemberdayaan organisasi kemasyarakatan f.
Penguatan koordinasi pemantapan pelaksanaan demokrasi
2. Meningkatkan pemenuhan hak dan kewajiban politik
rakyat;
Strategi pembangunan yang akan ditempuh antara lain adalah:
a. Penerapan kebijakan affirmative action kepada
kelompok marjinal. b.
Peningkatan kapasitas kelompok perempuan, penyandang
disabilitas, dan
kelompok marijinalrentan lainnya.
c. Pelaksanaan
pendidikan pemilih
yang memperhatikan kelompok marjinal.
d. Pengembangan pusat pendidikan pemilih dan
pengawasan pemilu yang partisipatif. e.
Penguatan fungsi pendidikan politik oleh parpol
3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi
publik;
Strategi pembangunan yang ditempuh adalah antara lain: a.
Pengembangan kebijakan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi publik dan
open government. b.
Penguatan kelembagaan quasi pemerintah di bidang komunikasi dan informasi.
c. Penyediaan konten informasi publik berkualitas.
d. Penguatan media center, media komunitas,
media tradisional, dan media lainnya yang ada di masyarakat.
e. Penguatan media literasi
f. Pemanfaatan media barusosial.
6-16 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
POLITIK g.
Penyebaran dan pemerataan informasi publik tepat waktu, termasuk pemanfaatan media
barusosial. h.
Pembentukan lembaga rating pemeringkat penyiaran nasional.
i. Penguatan SDM komunikasi dan informasi.
j. Penguatan
kelembagaan informasi
dan komunikasi pemerintah.
k. Penguatan Government Public Relation GPR.
4. Menguatkan iklim kondusif bagi berkembangnya
demokrasi yang beradab dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan:
a. Pengembangan
kebijakan pemantapan
pelaksanaan komitmen kebangsaan. b.
Pembangunan pusat pendidikan kebangsaan yang terintegrasi dan komprehensif, serta menjunjung
tinggi penghormatan pada multikulturalisme.
c. Pendidikan
kebangsaan yang
berkarakter kebangsaan yang kuat
d. Penguatan kelembagaan dialog dalam pemantapan
demokrasi dan penanganan konflik. e.
Penguatan kelembagaan
pemerintah dan
masyarakat dalam penanganan konflik f.
Penguatan koordinasi pelaksanaan komitmen kebangsaan untuk penanganan akar konflik dan
pencegahan konflik.
5. Menciptakan iklim kondusif untuk penanganan
terorisme dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ancaman terorisme.
Strategi pembangunan yang ditempuh antara lain adalah: a.
Penataan regulasi terkait UU No. 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
b. Pelembagaan dan pengembangan jaringan Forum
Koordinasi Pencegahan Konflik FKPT. c.
Penguatan penanggulangan terorisme terkait dengan pencegahan dan penindakan
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | POLITIK
6-17 d.
Penguatan kerja sama bilateral, regional, dan global tentang counter terrorism
e.
Pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan
penanggulangan terorisme. 6.1.4
Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan dari kegiatan pembangunan sub bidang politik dalam negeri berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Negara APBN.
6.1.5 Kerangka
Regulasi dan Kerangka
Kelembagaan Dalam rangka untuk mendorong dan mengatur perilaku
masyarakat dan penyelenggara negara dalam rangka mendukung pelaksanaan proses konsolidasi demokrasi, arah
kerangka regulasi adalah sebagai berikut:
1.
Penyusunan Peraturan Pemerintah PP sebagai pelaksanaan UU No.17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan.
Penyusunan PP ini antara lain bertujuan untuk melaksanakan pemberdayaan ormas, sebagai amanat pasal
40 ayat 7 UU No. 17 tahun 2013 agar Ormas dapat meningkatkan kinerja dan terjaga keberlangsungan hidup
dan perannya.
Dalam rancangan PP ini akan diatur materi antara lain yang terkait sebagai berikut: a pelaksanaan dan bentuk
pemberdayaan ormas
oleh Pemerintah
danatau Pemerintah Daerah pemda; b pelaksanaan kerja sama
pemberdayaan ormas dengan ormas lainnya, masyarakat dan atau pihak swasta; c kriteria ormas yang
mendapatkan pemberdayaan; c tata cara ormas ikut serta dalam program pemberdayaan; d koordinasi dan
sinergitas pemerintah, pemda dan pemangku kepentingan lainnya dalam pemberdayaan ormas; e keterlibatan
ormas dalam penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan programkegiatan pemberdayaan
ormas; dan f sistem informasi ormas.
Di samping itu, dalam rangka pemberdayaan dan menjaga kelangsungan hidup ormas, dalam konteks fasilitasi
kebijakan, pemerintah dan pemda dapat memfasilitasi pembentukan dan atau penguatan kelembagaan yang
dapat memperkuat ormas utamanya dari sisi finansial.
Penyusunan PP diperlukan mengingat diperlukannya pengaturan terkait keterlibatan seluruh pemangku
kepentingan di Indonesia, yaitu pemerintah pusat,
6-18 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
POLITIK pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak swasta.
Kementerian Dalam Negeri akan bertindak sebagai leading sector
penyusunan PP
dimaksud. Dalam
proses penyusunannya akan melibatkan kementerian dan atau
lembaga terkait, serta organisasi kemasyarakatan berbagai bidang termasuk media massa, dan perguruan tinggi.
2.
Penyusunan kajian mengenai kebijakan terkait dengan strategi nasional pencegahan konflik
Pelaksanaan kajian dilakukan untuk menganalisis: Pertama urgensi perlunya kebijakan dalam melaksanakan strategi
nasional pencegahan konflik yang komprehensif dan sinergis. Dengan kata lain, kajian ini perlu memfokuskan
pada analisis mendalam terkait antara lain menggunakan analisis cost and benefit mengenai: a pencegahan
dibandingkan dengan penanganan represif ketika masalah muncul; b koordinasi dan kerja sama pusat dan daerah
secara terintegrasi baik dalam konteks penyusunan, pelaksanaan, monev, maupun pelaporan; c prioritas
pencegahan konflik dalam konteks wilayah tertentu, dan kelompok sasaran tertentu; d perhatian pada konteks
sosial dan kebudayaan di daerah; e pelibatan masyarakat dalam penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
dan pelaporan; f bentuk kebijakan yang akan disusun; g kementerianlembaga yang menjadi leading sector dalam
penyusunan
kebijakan, serta
KLorganisasi yang
dilibatkan dalam
penyusunan kebijakan.
Kedua, keterkaitan dengan UU No. UU No. 7 tahun 2012 tentang
Penanganan Konflik Sosial; Ketiga studi komparasi dengan regulasikebijakan yang sudah ada.
3.
Pelaksanaan kajian untuk penyusunan revisi atas UU No. 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Perpu No.1
Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Tujuan kajian untuk penyusunan perubahanrevisi UU No. 15 tahun 2003 adalah untuk mendapatkan gambaran
urgensi perubahan kebijakan, yang dilakukan antara lain melalui: a analisis mendalam terkait dengan efektifitas
pelaksanaan UU No. 15 tahun 2003 dalam penanganan tindak pidana terorisme terorisme dan ancaman ideologi
kekerasan terorisme terhadap masyarakat; b cost benefit analysis urgensi perubahan UU UU Nomor 15 Tahun 2003
Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang