Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN
7-15 pemeliharaan profesionalisme prajurit di ditempuh dengan :
a. Meningkatkan Fasilitas perumahan dan pelatihan
prajurit TNI; serta b.
Meningkatkan pelayanan kesehatan anggota Polri. 3. Arah kebijakan pembangunan dalam rangka mencapai
sasaran meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri ditempuh dengan :
a. Meningkatkan pelayanan publik
b. Penguatan SDM
c. Pemantapan Manajemen Internal
4. Arah kebijakan pembangunan dalam rangka mencapai sasaran menguatnya intelijen ditempuh dengan :
a. Pemantapan peran BIN sebagai Koordinator Intelijen
Negara serta tata kelola dan koordinasi antar institusi intelijen negara
b. Pemantapan efektivitas operasi intelijen melalui
peningkatan profesionalisme
personel dan
modernisasi peralatan intelijen negara. 5. Arah Kebijakan pembangunan dalam rangka mencapai
sasaran menguatnya keamanan laut dan daerah perbatasan ditempuh ditempuh dengan :
a. Meningkatkan pengawasan dan penjagaan, serta
penegakan hukum di laut dan daerah perbatasan b.
Meningkatkan sarana dan prasarana pengamanan daerah perbatasan
c. Meningkatkan sinergitas pengamanan laut
6. Arah Kebijakan pembangunan dalam rangka mencapai sasaran menguatnya pencegahan dan penanggulangan
narkoba ditempuh dengan : a.
Mengintensifkan upaya sosialisasi bahaya narkoba demand side
b. Meningkatkan upaya terapi dan rehabilitasi korban
penyalahguna narkoba demand side c.
Meningkatkan efektifitas
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
supply side
7-16 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN
7.3.3 Strategi
Kebijakan Pembangunan
1. Strategi kebijakan pembangunan untuk mencapai sasaran terpenuhinya alutsista TNI dan Almatsus Polri yang
didukung industri pertahanan adalah : a.
Pengadaan alpalhan TNI b.
Peningkatan kesiapan Alutsista TNI 2015-2019 selaras dengan peningkatan jumlah Alutsita yang
akan tiba
c. Pengadaan alpalkam Polri
d. Peningkatan peran industri pertahanan dalam negeri
produksi Alutsista dan pemeliharaan. 2. Strategi kebijakan pembangunan untuk mencapai sasaran
meningkatnya kesejahteraan dalam rangka pemeliharaan profesionalisme prajurit adalah :
a. Peningkatan jumlah fasilitas perumahan prajurit;
b. Peningkatan kualitas dan kuantitas latihan prajurit
TNI; c.
Peningkatan fasilitas kesehatan Polri. 3. Strategi kebijakan pembangunan untuk mencapai sasaran
meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri adalah :
a. Peningkatan pelaksanaan Quick Response dan Quick
Wins; b.
Pemantapan pelaksanaan
community policing
pemolisian masyarakat-Polmas; c.
Penanganan gejolak
sosial dan
penguatan pengamanan Pemilu 2019
d. Peningkatan kemampuan penanganan flash point;
e. Pengembangan
teknologi Kepolisian
melalui pemberdayaan fungsi Litbang;
f. Pengembangan sarana dan prasarana dalam rangka
meningkatkan pelayanan publik dan penguatan pelaksanaan tugas Polri;
g. Mempertahankan postur rasio jumlah Polri terhadap
pertumbuhan penduduk yaitu 1 : 575; h.
Pengembangan kapabilitas diklat Polri; i.
Meningkatkan sistem Teknologi Informasi dan
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN
7-17 Komunikasi Polri;
j. Memantapkan Sistem Manajemen Kinerja Mabes Polri
– Polda – Polres – Polsek. 4. Strategi kebijakan pembangunan untuk mencapai sasaran
menguatnya intelijen adalah : a.
Pengembangan sistem jaringan intelligence data sharing antar institusi intelijen negara
5. Peningkatan koordinasi fungsi-fungsi intelijen oleh BIN sebagai lembaga penyedia layanan tunggal single client
kepada Presiden 6. Strategi kebijakan pembangunan untuk mencapai sasaran
menguatnya keamanan laut dan daerah perbatasan adalah : a.
Meningkatkan operasi pengamanan dan keselamatan di laut dan wilayah perbatasan
b. Menambah pos pengamanan perbatasan darat
c. Memperkuat kelembagaan Keamanan Laut
d. Intensifikasi dan ekstensifikasi operasi bersama.
7. Strategi kebijakan pembangunan untuk mencapai sasaran menguatnya pencegahan dan penanggulangan narkoba
adalah : a.
Pelaksanaan P4GN di daerah b.
Diseminasi Informasi tentang bahaya narkoba melalui berbagai media
c. Penguatan lembaga terapi dan rehabilitasi
d. Rehabilitasi pada korban penyalah guna danatau
pecandu narkoba e.
Kegiatan intelijen narkoba.
7.4 Kerangka Pendanaan
Untuk mewujudkan sasaran – sasaran Isu Strategis Peningkatan
Kapasitas Pertahanan dan Stabilitas Keamanan dibutuhkan pendanaan sekitar Rp. 43,9 Trilyun, yang terbagi dalam sub isu
strategis : Pemenuhan Alutsista TNI dan Almatsus Polri; Peningkatan
Kesejahteraan dalam
Rangka Pemeliharaan
Profesionalisme Prajurit; Peningkatan Kepercayaan Masyarakat terhadap Polri; Penguatan Intelijen; Penguatan Keamanan Laut
dan Daerah Perbatasan; dan Penguatan Pencegahan dan
7-18 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN Penanggulangan Narkoba. Sumber pendanaan selain berasal dari
rupiah murni, juga dipenuhi dari pinjaman dalam negeri, dan pinjaman luar negeri. Hal ini mengingat pendanaan alutsista TNI
dan almatsus yang diadakan dari luar negeri membutuhkan anggaran yang sangat besar Polri, sehingga apabila dibebankan
pada rupiah murni sedikit banyak akan mengganggu kinerja sasaran-sasaran isu strategis yang lainnya. Sedangkan pendanaan
dalam negeri, diutamakan dalam rangka meningkatkan upaya pemberdayaan industri pertahanan nasional sebagaimana
diamanatkan pada Undang-Undang 162012 tentang Industri Pertahanan.
7.5 Kerangka Regulasi Dan Kerangka Kelembagaan
7.5.1 Kerangka
Regulasi
Untuk mewujudkan sasaran – sasaran Isu Strategis Peningkatan
Kapasitas Pertahanan dan Stabilitas Keamanan dibutuhkan kerangka regulasi, baik berupa undang-undang, peraturan
pemerintah PP maupun peraturan presiden Perpres. Pada tahun 2015, dari 6 enam sub isu strategis bidang pertahanan
dan keamanan, yang memerlukan kerangka regulasi adalah Pemenuhan Alutsista TNI dan Almatsus Polri yang didukung
Industri Pertahanan. Regulasi yang diperlukan berupa PP dan Perpres yang merupakan aturan turunan dari UU No. 162012
tentang Industri Pertahanan.
Dalam UU No. 162012, terdapat sejumlah pasal yang mengamanatkan pembentukan PP dan Perpres. Pada tahun
2015, terdapat dua PP yang akan dibentuk yaitu PP penyelenggaraan
Industri pertahanan
dan PP
tentang mekanisme imbal dagang kandungan lokal dan offset dalam
pengadaan barang jasa alpahankam; serta terdapat tiga Perpres yang akan dibentuk yaitu Perpres tentang organisasi, tata kerja
dan sekretariat KKIP; Perpres Pengelolaan industri pertahanan; dan Perpres Pengadaaan Kontrak Jangka Panjang. Secara
eksplisit tidak ada amanat pembentukan PP penyelenggaraan Industri pertahanan, namun perlu dibuat untuk mengatur aspek
kelembagaan, penyelenggaraan, pengelolaan, sumber daya manusia, kerjasama dalam negeri, kerjasama luar negeri dan
sebagainya. Pembentukan PP tentang mekanisme imbal dagang kandungan lokal dan offset dalam pengadaan barang jasa
alpahankam diamanatkan pada pasal 43. Pembentukan Perpres tentang organisasi, tata kerja dan sekretariat KKIP diamanatkan
pada Pasal 23. Pembentukan Perpres Pengelolaan industri pertahanan
diamanatkan pada
Pasal 24.
Sedangkan pembentukan Perpres Pengadaaan Kontrak Jangka Panjang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN
7-19 diamanatkan dalam pasal 44.
Urgensi kebutuhan Regulasi adalah : 1. PP tentang penyelenggaraan Industri pertahanan diperlukan
dalam rangka : a memperkuat Industri Pertahanan; b mengembangkan teknologi Industri Pertahanan yang
bermanfaat bagi pertahanan, keamanan, dan kepentingan masyarakat; c meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja; d memandirikan sistem pertahanan dan keamanan negara; dan e membangun dan
meningkatkan sumber daya manusia yang tangguh untuk mendukung pengembangan dan pemanfaatan Industri
Pertahanan.
2. PP tentang mekanisme imbal dagang kandungan lokal dan offset dalam pengadaan barang jasa alpahankam diperlukan
dalam rangka pemberdayaan atau peningkatan partisipasi industri pertahanan dalam negeri, adanya alih teknologi,
jaminan tidak ada embargo, adanya imbal dagang, offset, dan peningkatan kandungan lokal.
3. Perpres tentang organisasi, tata kerja dan sekretariat KKIP diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugas harian ketua
KKIP dalam merumuskan kebijakan nasional, penyusunan rencana
induk, penetapan
kebijakan pemenuhan
alpalhamkan, standararisasi industri pertahanan, kebijakan pendanaan, mekanisme jual beli, dan pemantauan evaluasi
kebijakan industri pertahanan.
4. Perpres Pengelolaan industri pertahanan diperlukan rangka membangun dan mengembangkan Industri Pertahanan agar
menjadi maju, kuat, mandiri, dan berdaya saing terutama dalam hal perumusan : a perencanaan pemenuhan
kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan; b perencanaan pembangunan dan pengembangan Industri
Pertahanan; c penentuan teknologi dan produk danatau Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan yang akan dikuasai
dan dikembangkan; d standardisasi serta kelaikan produk danatau Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan; e
pembinaan, registrasi, dan sertifikasi Industri Pertahanan; f supervisi, asistensi, dan fasilitasi pengembangan Industri
Pertahanan; g sumber pendanaan; h pengendalian dan pengawasan penguasaan teknologi; dan e promosi,
pengendalian, dan pengawasan teknologi danatau produk yang dihasilkan.