Pengembangan Pembangunan Kerangka Pendanaan

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-95 sinergi bisa dilakukan melalui dokumen-dokumen perencanaan pembangunan agar realisasi program percepatan daerah tertinggal dapat menjadi fokus bersama dan dikelola secara terpadu.

9.4.10 Penanggulangan

Bencana dan Pengurangan Resiko Bencana Secara umum, kerangka pendanaan yang diperlukan untuk penanggulangan bencana bersumber dari APBN dan APBD, serta mendorong pula dana Non APBN yang berasal dari Corporate Social Responsibility CSR, Kerjasama Pemerintah Swasta KPS, serta HibahTrust Fund.

9.4.11 Pemantapan Desentralisasi, Peningkatan Kualitas Hubungan Pusat-Daerah

dan Antardaerah, serta Tata Kelola dan Kapasitas Pemerintahan Daerah Sebagai upaya untuk mengoptimalkan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, kerangka pendanaan yang digunakan antara lain: 1. Pendanaan untuk programkegiatan pengembangan atau inovasi pelayanan publik atau peningkatan belanja infrastruktur perlu memanfaatkan peran swasta, hibah dan masyarakat. 2. Pendanaan untuk programkegiatan yang bersifat evaluasi kebijakan di tingkat pemerintah pusat berasal dari APBN 3. Pendanaan untuk programkegiatan yang bersifat peningkatan kapasitas tidak hanya berasal dari pemerintah pusat APBN Belanja KL, hibah tetapi juga dari pemerintah daerah APBD. 9-96 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG

9.5 Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

9.5.1 Pembangunan

Data dan Informasi Spasial Regulasi penyelengaraan data dan informasi geospasial diatur melalui UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial. UU tersebut mengatur tentang perolehan, pembuatan, penyimpanan, penyebarluasan, serta pembinaan penyelenggaraan informasi geospasial. Penjabaran pelaksanaan UU tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial. Sesuai UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, penyelenggara Informasi Geospasial Dasar adalah Badan Informasi Geospasial BIG. Sedangkan untuk informasi Geospasial Tematik dapat diselenggarakan oleh KementerianLembaga, Pemerintah Daerah, atau perorangan, dengan mengacu standar yang ditetapkan oleh BIG. BIG juga bertanggungjawab untuk melaksanakan jaringan informasi geospasial sebagai sarana penyimpanan dan penyebarluasan informasi geospasial secara terpadu, serta melaksanakan pembinaan dalam penyelenggaraan informasi geospasial.

9.5.2 Penyelenggaraan

Penataan Ruang Untuk kerangka regulasi, pada Tahun 2015, akan dilaksanakan: Meningkatkan Ketersediaan dan Efektivitas Regulasi Tata Ruang Melalui Pengembangan dan Harmonisasi Regulasi Kegiatan yang perlu dilakukan: 1. Penyusunan kajian terkait pengelolaan ruang udara Pengelolaan ruang udara dibutuhkan sebagai arahan untuk penataan ruang wilayah provinsi dan kabupatenkota selain pengelolaan ruang darat dan laut. Oleh sebab itu, perlu adanya kajian tentang urgensi penyusunan regulasi Pengelolaan Ruang Udara Nasional. 2. Peninjauan PP 262008 tentang RTRWN Peninjauan Kembali PK PP 262008 tentang RTRWN dilakukan sesuai amanat UU 262007 tentang Penataan Ruang dilakukan setelah 5 tahun, untuk mengakomodir perkembangan pembangunan dan kebijkan nasional. Sedangkan, kerangka kelembagaannya adalah: