Ekonomi Makro Perkembangan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari kondisi
3-2 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015
BIDANG EKONOMI tahun terakhir. Ekpor barang dan jasa pada tahun 2013
melambat dengan tumbuh sebesar 5,3 persen, meskipun dalam periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, ekspor
barang dan jasa dapat tumbuh rata-rata sebesar 9,1 persen. Sejalan dengan peningkatan investasi, impor barang dan jasa
tumbuh rata-rata sebesar 9,6 persen.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 terutama didukung oleh
sektor tersier yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi serta perdagangan,
hotel, dan
restoran dengan
rata-rata pertumbuhan masing-masing sebesar 11,1 persen dan 8,0
persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi meningkat tinggi didorong oleh pertumbuhan sub sektor komunikasi,
sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran terutama didukung oleh peningkatan sub sektor perdagangan besar dan
eceran. Sektor tersier lainnya yaitu listrik, gas, dan air bersih; konstruksi; keuangan, real estat dan jasa perusahaan; dan jasa-
jasa masing-masing tumbuh rata-rata sebesar 5,5 persen; 6,9 persen; 6,8 persen; dan 5,9 persen dalam periode empat tahun
pertama RPJMN 2010-2014. Sektor sekunder yaitu industri pengolahan serta pertambangan dan penggalian tumbuh rata-
rata sebesar 5,5 persen dan 2,1 persen. Pertumbuhan pada sektor industri pengolahan terutama didorong oleh sub sektor
industri nonmigas alat angkutan, mesin, dan peralatannya; serta logam dasar besi dan baja. Sektor primer yaitu pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan tumbuh rata-rata sebesar 3,5 persen dalam periode yang sama, terutama
didukung oleh sub sektor perikanan.
Pada tahun 2014, krisis keuangan Eropa yang masih belum dapat diselesaikan terutama dengan adanya permasalahan
fiskal yang cukup berat diperkirakan masih membayangi kondisi ekonomi dunia. Meskipun demikian, perkembangan
terakhir menunjukkan telah membaiknya kondisi ekonomi global yang dimotori oleh Amerika Serikat dan Jepang, serta
pulihnya perekonomian China dan India, yang antara lain ditunjukkan dengan terjadinya: i perbaikan aktivitas kinerja
sektor industri dan konsumsi AS dan Eropa, ii membaiknya perekonomian Jepang yang ditopang oleh kinerja sektor
manufaktur, iii peningkatan kinerja ekonomi China yang didukung kinerja manufaktur yang ekspansif, dan iv
perbaikan
perekonomian India
yang ditopang
oleh membaiknya kinerja ekspor dan sektor industri, sehingga
ekonomi dunia pada tahun 2014 diperkirakan lebih baik dari
RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI
3-3 kondisi perekonomian tahun 2013. Dengan stabilitas ekonomi
yang terjaga disertai upaya penguatan ekonomi domestik, pertumbuhan
ekonomi Indonesia
diperkirakan dapat
mencapai sekitar 5,5 persen pada tahun 2014.
TABEL 3.1 PERKEMBANGAN DAN SASARAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2014-2015
Uraian 2010
2011 2012
2013 2014
2015 Perkiraan
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi
persen
6,2 6,5
6,3 5,8
5,5 5,5-6,0
Sisi Pengeluaran
Konsumsi Masyarakat 4,7
4,7 5,3
5,3 5,3
4,9-5,2 Konsumsi Pemerintah
0,3 3,2
1,2 4,9
5,2 1,4-2,1
PMTB 8,5
8,8 9,8
4,7 5,5
4,7-6,1 Ekspor Barang dan Jasa
15,3 13,6
2,0 5,3
0,5 4,3-4,8
Impor Barang dan jasa 17,3
13,3 6,6
1,2 -0,8
1,0-2,0
Sisi Produksi
Pertanian 3
3,4 4,2
3,5 3,3
3,2-3,6 Pertambangan dan Penggalian
3,9 1,4
1,6 1,3
0,8 0,6-1,1
Industri pengolahan 4,7
6,1 5,7
5,6 5,5
5,5-6,0 Listrik Air dan Gas Bersih
5,3 4,8
6,2 5,6
5,1 5,0-5,6
Konstruksi 7
6,6 7,5
6,6 6,1
6,0-6,6 Perdagangan, Hotel dan restoran
8,7 9,2
8,1 5,9
5,4 5,4-5,9
Pengangkutan Dan Komunikasi 13,4
10,7 10
10,2 9,7
9,7-10,2 Keuangan, persewaan dan jasa
usaha 5,7
6,8 7,1
7,6 7,1
7,2-7,6 Jasa-Jasa
6 6,7
5,3 5,5
5,1 5,0-5,5
Laju Inflasi persen 7
3,8 4,3
8,4 6,0
5,0 Pengangguran terbuka Persen
7,1 6,6
6,14 6,25
5,6-5,9 5,5-5,7
Penduduk Miskin Persen 13,3
12,49 11,66
11,47 9,0-10,5
9,0-10,0
Dengan sasaran pertumbuhan ekonomi sekitar 5,5 persen
3-4 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015
BIDANG EKONOMI pada tahun 2014, dari sisi pengeluaran, investasi dan
konsumsi masyarakat
didorong sebagai
penggerak perekonomian dengan perkiraan pertumbuhan masing-masing
sebesar 5,5 persen dan 5,3 persen. Konsumsi pemerintah diupayakan dapat tumbuh sebesar 5,2 persen melalui efisiensi
dan efektivitas penggunaan anggaran. Ekspor barang dan jasa diupayakan dapat tumbuh kembali sebesar 0,5 persen dalam
menghadapi perlambatan ekonomi dunia. Dari sisi lapangan usaha, seiring dengan perbaikan iklim investasi dan usaha,
pertumbuhan ekonomi terutama didukung oleh sektor industri pengolahan yang diperkirakan tumbuh 5,5 persen.
Sektor pertanian tumbuh 3,3 persen; sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 0,8 persen; serta sektor tersier yaitu
listrik, gas dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran;
pengangkutan dan
komunikasi; keuangan,
persewaan, jasa usaha; serta jasa-jasa meningkat masing- masing 5,1 persen; 6,1 persen; 5,4 persen; 9,7 persen; 7,1
persen; dan 5,1 persen.
Kondisi ekonomi makro yang stabil dan kondusif, didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang sehat dan berhati-hati.