Ketenagakerjaan Kerangka Pendanaan Kerangka Pendanaan, Regulasi dan Kelembagaan

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI 3-107 bekerja di Indonesia. Kerangka Regulasi Landasan perundangan: 1. Peraturan Ketenagakerjaan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, dan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat PekerjaSerikat Buruh; 2. UU. 132003: sejak disahkan menjadi perhatian pemerintah khusus pasal terkait: a Kebijakan pengupahan, b Perekrutan, dan c Pemberhentian pekerja; dan 3. Dalam Dokumen resmi pemerintah Tahun 2004-2009 dan 2010-2014 mengamanatkan untuk dilakukan penyempurnaan. Kebutuhan regulasi: 1. Penetapan revisi UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 2. Kajian harmonisasi terkait pengaturan Pesangon dalam UU No.132003 dengan Jaminan Pensiun dalam UU No.402004 tentang SJSN; 3. Penetapan UU tentang Standardisasi dan Sertifikasi Kompetensi; 4. Penetapan perpres yang mengatur mekanisme dan proses pelaksanaan Kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha, termasuk pendanaan pelatihan; 5. RPP tentang Pengupahan yang mengkaitkan antara pengupahan dan produktivitas sebagai amanat dari UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Kerangka Kelembagaan Membangun Kemitraan antara Pemerintah dan Dunia Usahaindustri. Lemahnya alur informasi dan komunikasi antara berbagai penyelenggara pelatihan, baik antar pemerintah maupun swasta dengan industri, memerlukan koordinasi yang intensif. Selain itu, belum adanya lembaga yang mampu melakukan fungsi koordinasi penyelenggaraan pelatihan secara menyeluruh. Berkaitan dengan itu, program kemitraan merupakan 3-108 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 BIDANG EKONOMI program yang efektif dalam mencetak tenaga kerja kompeten sesuai dengan kebutuhan industri demand driven. Melalui program kemitraan, calonpekerja yang memperoleh pelatihan dan lulus uji kompetensi, dapat langsung ditempatkan di perusahaanindustri. Kemitraan ini diharapkan dapat mendorong lembaga pelatihan pemerintah dalam menyesuaikan standar yang ditetapkan oleh industri.

3.4.7 Jaminan Sosial

Kerangka Pendanaan Skema pembiayaan merupakan gabungan dari pembiayaan masyarakat, pemerintah, dan sumber lainnya: 1. Iuran peserta dan pemberi kerja. Pembayaran iuran merupakan sumber pendanaan jaminan sosial utama. Iuran merupakan kontribusi untuk mendapatkan perlindungan dari skema jaminan sosial. 2. APBN dan APBD. Pemerintah berperan sebagai pembayar iuran peserta baik sebagai pemberi kerja PNSTNIPOLRI maupun pemberi subsidi untuk peserta penerima bantuan iuran PBI. Pemerintah juga bertanggung jawab pada penguatan penyusunan kebijakan jaminan sosial serta kesinambungan finansial SJSN melalui penyediaan modal awal dan dana cadangan klaim. Untuk tahun 2015, pemerintah pusat menganggarkan Rp 28,4 triliun untuk iuran JKN, yang terdiri dari Rp 8,5 triliun iuran peserta PNSTNIPOLRI dan Rp 19,9 triliun iuran PBI. Sedangkan untuk Dewan Jaminan Sosial Nasional, dianggarkan Rp 18,1 miliar untuk mendukung penguatan kebijakan SJSN. 3. Sumber lain. Sumber pendanaan pihak swasta dan masyarakat memiliki potensi besar untuk mendukung implementasi SJSN yang lebih baik. Kerangka Regulasi Agenda utama penguatan kerangka regulasi pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN, meliputi: 1. Evaluasi peraturan-peraturan yang telah disusun antara lain: a status, peranan dan aturan tata kelola Dewan Jaminan Sosial Nasional DJSN; b tarif layanan dan iuran JKN; serta c penetapan kepesertaan penerima bantuan iuran. 2. Penyusunan peraturan tambahan yang mencakup: a peraturan perundangan pendukung pelaksanaan jaminan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI 3-109 sosial ketenagakerjaan; b pengelolaan keuangan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan; c skema monitoring dan evaluasi jaminan sosial yang terpadu; serta d perluasan skema manfaat jaminan sosial dan koordinasi manfaat CoB. 3. Harmonisasi peraturan perundangan dalam konteks perlindungan sosial secara umum, misalnya antara regulasi yang mengatur tentang Pensiun dan regulasi yang mengatur tentang Jamsostek serta dengan peraturan lain yang mengatur bantuan sosial seperti UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial. 4. Sosialisasi dan penegakan enforcement peraturan dan perundangan yang telah disusun untuk menjamin perluasan kepesertaan yang progresif, pengelolaan keuangan yang berkesinambungan serta efektifitas program. Kerangka Kelembagaan Sedangkan penguatan kerangka kelembagaan Sistem Jaminan Sosial Nasional diarahkan pada tiga lembaga utama