Investasi Kerangka Pendanaan, Regulasi dan Kelembagaan

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI 3-95 pendanaan sebesar Rp.176,8 miliar PB; g Fasilitasi Daerah dalam Rangka Kegiatan Promosi Penanaman Modal dengan pendanaan sebesar Rp.15,4 miliar PB; h Kerjasama Regional di Bidang Penanaman Modal dengan pendanaan sebesar Rp.6,6 miliar PB; i Peningkatan Kualitas Pelayanan Perizinan Penanaman Modal dengan pendanaan sebesar Rp.2,9 miliar PN; j Peningkatan Kualitas Pelayanan Fasilitas Penanaman Modal dengan pendanaan sebesar Rp.3,5 miliar PN; k Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah I dengan pendanaan sebesar Rp.7,4 miliar PB; l Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah II dengan pendanaan sebesar Rp.9,8 miliar PB; m Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah III dengan pendanaan sebesar Rp.8,9 miliar PB; n Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah IV dengan pendanaan sebesar Rp.30,4 miliar PB; o Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP Penanaman Modal dengan pendanaan sebesar Rp.0,0 miliar PB; p Fasilitasi Percepatan Investasi Kerja Sama Pemerintah Swasta dengan pendanaan sebesar Rp.12,0 miliar PN; dan q Perencanaan Pengembangan Penanaman Modal di bidang Infrastruktur dengan pendanaan sebesar Rp.2,4 miliar PB. Kerangka Regulasi Kerangka regulasi yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha antara lain: 1. Dalam rangka peningkatan kepastian hukum terkait investasi dan usaha: a. Revisi Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU PT merupakan bagian dari kebijakan yang telah dikeluarkan Pemerintah pada Oktober 2013, yaitu Paket Kebijakan Meningkatkan Kemudahan Berusaha yang disampaikan oleh Wakil Presiden Oktober 2013. Paket kebijakan ini bertujuan untuk menyederhanakan birokrasi dalam berbagai sektor melalui tujuh belas 17 rencana aksi peningkatan kemudahan berusaha. 3-96 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 BIDANG EKONOMI b. Rancangan Peraturan Mahkamah Agung PERMA tentang Small Claim Court berupa pengurangan prosedur, biaya, dan waktu Enforcing Contract. 2. Dalam rangka pengembangan layanan investasi: a. Harmonisasi Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP untuk menjadi acuan pengembangan PTSP Pemerintah Daerah. Ke depan diharapkan hanya ada satu payung regulasi yang menjadi acuan pengembangan PTSP Pemerintah Daerah. b. Perlunya payung hukum dalam bentuk Peraturan Presiden sebagai dasar hukum pembentukan PTSP Nasional. Kerangka Kelembagaan Dalam rangka membangun mekanisme yang mempermudah investor untuk mengatasi permasalahan perijinan investasi perlu didirikan PTSP Nasional yang dilengkapi dengan: online tracking system dan transparansi informasi tahapan, prosedur, beserta lama harinya. Pendirian PTSP Nasional tersebut diperlukan untuk menjaga independensi dan netralitas. Institusi-institusi utama pelaksana terkait permasalahan perijinan investasi tersebut antara lain adalah: Kementerian Hukum dan HAM, Mahkamah Agung, BPN, Setwapres, Kemenko Perekonomian, Kemenpan dan RB, Bappenas, BKPM, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian Pertanian, PT. Telkom Indonesia, PLN, dan Kementerian Kehutanan.

3.4.3 Perdagangan

Kerangka Pendanaan Dalam rangka mencapai sasaran dan melaksanakan arah kebijakan di atas, maka Kementerian Perdagangan pada tahun 2015 akan melaksanakan program-program serta kegiatan-kegiatan prioritas sebagai berikut: 1. Program Dukungan Manajemen Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perdagangan dengan kerangka pendanaan RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 | BIDANG EKONOMI 3-97 sebesar Rp. 500,9 miliar. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan dengan kerangka pendanaan