Pengelolaan Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Tahun 2015

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-69 lintas sektor dan konsultasi dengan akademisi. 3. Reformasi Agraria melalui pemberian tanah dan bantuan pemberdayaan masyarakat Redistribusi tanah dilakukan dengan memberikan hak atas tanah kepada masyarakat yang tidak memiliki tanah. Hal ini bertujuan untuk mengatasi ketimpangan penguasaan, pemilikan, pemanfaatan dan penggunaan tanah. Kebijakan redistribusi tanah tersebut perlu disempurnakan dan dilengkapi dengan pemberdayaan masyarakat access reform sehingga dapat lebih berkontribusi secara nasional dalam mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kebijakan tersebut dicapai melalui strategi sebagai berikut. a. Identifikasi sumber Tanah Obyek Landreform TOL b. Identifikasi Pemilikan, Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah P4T c. Identifikasi bidang tanah yang diredistribusi 4. Pencapaian Proporsi Kompetensi SDM Ideal Bidang Pertanahan untuk mencapai kebutuhan minimum juru ukur pertanahan Pelayanan pertanahan memerlukan kompetensi sumber daya manusia yang ideal baik kuantitas maupun kualitas dengan komposisi yang ideal terutama ketersediaan juru ukur sebagai ujung tombak di lapangan.Dengan memperhatikan kemampuan keuangan negara yang terbatas dan kebijakan organisasi birokrasi yang efektif dan efisienperlu disusun kebijakan penerimaan PNS baru.Kebijakan tersebut dicapai melalui strategi sebagai berikut. a. Perbaikan proporsi penerimaan SDM Juru Ukur Pertanahan melalui penerimaan PNS BPN yang terencana 5. Pencadangan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Negara memiliki kewenangan untuk melakukan pencadangan tanah yang akan digunakan sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam pelaksanaannya pencadangan tanah oleh negara tidak 9-70 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG terikat waktu untuk melakukan pemanfaatan pada bidang-bidang tanah yang dikuasai.Kebijakan tersebut dicapai melalui strategi koordinasi lintas sektor dan konsultasi dengan akademisi.

9.3.4 Pembangunan

Perkotaan Arah kebijakan dan strategi pembangunan perkotaan Tahun 2015 dikelompokkan sesuai dengan 4 empat sasaran pembangunan perkotaan yang diuraikan, sebagai berikut:

A. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional

Sasaran untuk mewujudkan Sistem Perkotaan Nasional dilakukan dalam rangka menyeimbangkan pembangunan antar kota di KBI dan KTI. Kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu : 1. Penataan dan percepatan pembangunan 7 tujuh KSN perkotaan metropolitan dan megapolitan sebagai Pusat Kegiatan Global PKG; 2. Percepatan dan perwujudan peran kota sebagai PKN, PKW dan PKL dengan menyesuaikan tipologi kota dan tingkat pelayanannya. Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui strategi, sebagai berikut : 1. Memetakan potensi tiap-tiap kota sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan penyangga urbanisasi; 2. Mendorong pelaksanaan kegiatan perkotaan yang terspesifikasi melalui peningkatan iklim investasi dan iklim usaha; 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur di kota besar dan kota metropolitan melalui kerjasama antar daerah dan penyediaan pembiayaan pembangunan; 4. Mendorong penciptaan lapangan pekerjaan baru di kota kecil dan kota sedang melalui pengembangan industri padat karya.

B. Percepatan Pemenuhan Pelayanan Perkotaan

Sasaran untuk mempercepat pemenuhan infrastruktur dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan publik di setiap kota sesuai dengan kondisi, tipologi, fungsi dan perannya. Kebijakan untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu: 1. Percepatan penyusunan dan pengesahan peraturan perundangan dan NSPK yang mengatur tentang Standar Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-71 Pelayanan Perkotaan SPP di kota dan kawasan perkotaan; 2. Percepatan pembangunan prasarana sarana lingkungan, ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial budaya dan transportasi umum yang aman, nyaman, efisien serta mudah diakses bagi seluruh kalangan masyarakat kota, sesuai dengan prioritas kebutuhan kota besar dan kota metropolitan, serta prioritas kebutuhan kota kecil dan kota sedang. Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui strategi, sebagai berikut : 1. Menyusun prioritas dan pentahapan pemenuhan SPP sesuai dengan tipologi, fungsi dan peran kota; 2. Menyiapkan indeks atau indikator sebagai instrumen pengukuran, monitoring dan evaluasi pemenuhan SPP; 3. Menyusun desain dan mengoperasionalkan program pembangunan perkotaan nasional National Urban Development Program - NUDP; 4. Merintis pembentukan lembaga bank penyediaan lahan kota land banking; 5. Meningkatkan peran aktif dan mengembangkan mekanisme insentif dan disinsentif bagi Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia usaha, termasuk skema Corporate Social Responsibilities CSR dan kerjasama internasional, dalam percepatan pemenuhan SPP; 6. Melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan prasarana sarana kota.

C. Perwujudan Kota Berkelanjutan

Sasaran untuk mewujudkan Kota Berkelanjutan dilakukan dalam rangka mempersiapkan kota-kota di Indonesia menuju kota yang mampu mempertahankan eksistensi dan menjaga keseimbangan pembangunan kota, meliputi aspek lingkungan, sosial budaya dan ekonomi. Berikut merupakan bentuk kota beserta arahan kebijakan dan strategi untuk mewujudkan kota berkelanjutan. 1. Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana Kebijakan yang mendukung pengembangan Kota Hijau Green City di Indonesia, yaitu :