Pembangunan Penyelenggaraan Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-97 1. Meningkatkan Ketersediaan dan Efektivitas Regulasi Tata Ruang melalui Pengembangan dan Harmonisasi Regulasi a. Kementerian Pekerjaan Umum: i Menyusun peraturan perundangan terkait pengelolaan ruang udara ii Melakukan Peninjauan Kembali PP 262008 tentang RTRWN dan menghimpun masukan KL iii Menyusun NSPK yang mengakomodir kebijakan sektoral b. Kementerian Kelautan dan Perikanan: i Menyusun regulasi turunan UU No. 27 Tahun 2007 terkait RZWP-3-K 2. Meningkatkan Kapasitas SDM dan Penguatan Kelembagaan Penataan Ruang BKPRN dan BKPRD merupakan lembaga adhoc sehingga keputusannya tidak mengikat. Untuk itu diperlukan penguatan fungsi dan kapasitas SDM pada lembaga yang memiliki kewenangan dalam bidang penataan ruang. a. Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pekerjaan Umum: i Melakukan pembinaan SDM Penataan Ruang di Daerah b. Kementerian Dalam Negeri: i Menyelenggarakan Rakernas BKPRN c. Kementerian Pekerjaan Umum: i Menyusun SPM bidang penataan ruang ii Menyusun sistem informasi penataan ruang yang terintegrasi d. Kementerian Kelautan dan Perikanan: 3. Menyusun SPM terkait RZWP-3-K Mengembangkan Produk Rencana Tata Ruang yang Berkualitas dan Tepat Waktu a. Kementerian Pekerjaan Umum: i Melakukan percepatan penyelesaian RTR 9-98 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG KSN, RTRW dan Rencana Rinci b. Kementerian Kelautan dan Perikanan: i Percepatan penyelesaian dan implementasi RZWP-3-K, salah satunya melalui penyusunan mekanismetata cara proses pemberian tanggapan RZWP-3-K c. Badan Informasi Geospatial: i Menyediakan peta dan data lain yang mutakhir untuk kebutuhan penataan ruang 4. Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Pembangunan melalui Internalisasi RTR dalam Rencana Pembangunan Sektoral i Kementerian PPNBappenas: menyusun materi teknis integrasi RTR dengan Rencana Pembangunan dan rencana sektor 5. Menegakkan Aturan Zonasi, Insentif, dan Pemberian Sanksi secara Konsisten a. Kementerian Pekerjaan Umum: i Melakukan kajian dan penyusunan pedoman mekanisme insentif, dan pemberian sanksi ii Menyusun peraturan zonasi iii Menyusun pedoman kerja PPNS iv Pelatihan PPNS v Menyusun sistem informasi publik terpadu yang terintegrasi dengan sistem perizinan di daerah b. Kementerian Dalam Negeri: i Melakukan pembinaan kapasitas kelembagaan terkait peraturan zonasi, insentif, dan pemberian sanksi 6. Melaksanakan Evaluasi Penyelenggaraan Penataan Ruang Kemeterian Pekerjaan Umum: i Menyusun indikator outcome dan baseline penyelenggaraan penataan ruang ii Menyusun indikator keberhasilan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-99 penyelenggaraan penataan ruang iii Melakukan evaluasi penyelenggaraan penataan ruang di tingkat pusat

9.5.3 Pengelolaan

Pertanahan 1. Pembentukan kamar khusus pertanahan pada pengadilan negeri Dalam rangka Pembentukan Kamar Khusus Pertanahan pada Pengadilan Negeri perlu penyusunan kebijakan dan peraturan perundang-undangan untuk mempercepat penyelesaian kasus pertanahan, diantaranya melalui penyusunan peraturan yang mengatur tentang pembentukan kamar khusus pertanahan meliputi: Tata Cara Beracara di Pengadilan Negeri Khusus untuk kasus- kasus pertanahan, hakim yang mengadili, bentuk keputusan. Selain itu perlu menyusun kebijakan jenjang karier SDM hakim dan pelatihan khusus bagi aparat terkait seperti: hakim, panitera, jaksa, dan kepolisian. Untuk itu perlu dilakukan kajian penyusunan road map rinci dan identifikasi kebutuhan kajian-kajian spesifik pada setiap tahapan dalam road map tersebut. 2. Pencadangan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Dalam rangka pencadangan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum telah teridentifikasi perlunya penyusunan kebijakan danperaturan perundang-undangan pembentukan bank tanah, diantaranya melalui penyusunan UU dan peraturan lainnya yang mengatur kelembagaan bank tanah, kewenangan, sumber pendanaannya serta pemanfaatan tanah yang berasal dari bank tanah.Untuk itu perlu dilakukan kajian penyusunan road map rinci dan identifikasi kebutuhan kajian-kajian spesifik pada setiap tahapan dalam road map tersebut. Sedangkan, kerangka kelembagaannya adalah : 1. Pembentukan kamar khusus pertanahan pada pengadilan negeri Untuk mendukung percepatan penyelesaian kasus pertanahan dan memberikan jaminan kepastian hukum hak atas tanah, maka perlu dibentuk kamar khusus pertanahan pada Pengadilan Negeri. Dalam upaya pembentukan kamar khusus tersebut diperlukan dukungan peran dan kerjasama dari beberapa instansi pemerintah. 9-100 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG Adapun pemetaan peran tersebut antara lain adalah sebagai berikut: a. Kementerian Hukum dan HAM: i mengkaji yurisdiksi dan peraturan perundangan untuk percepatan penyelesaian kasus pertanahan; b. Mahkamah Agung: i mengkaji pembentukan kamar khusus pertanahan pada pengadilan negeri; ii menyiapkan SDM dan struktur organisasi kamar khusus pertanahan pada pengadilan negeri; dan iii menyusun mekanismetata cara beracara di kamar khusus pertanahan pada peradilan negeri. c. Badan Pertanahan Nasional bersama dengan Mahkamah Agung: i memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan SDM terkait hukum pertanahan. 2. Pencadangan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Pelaksanaan pembangunan yang semakin tinggiberdampak pada meningkatnya kebutuhan akan lahan tanah untuk pembangunan. Namun ketersediaan tanah yang ada semakin terbatas. Untuk itu perlu dilakukan optimalisasi pemanfaatan dan penggunaan tanah khususnya bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh negara. Beberapa fakta menunjukkan bahwa telah terjadi penguasaan tanah oleh badan usaha swasta dalam skala luas untuk dimanfaatkan pada waktu yang akan datang. Kondisi seperti ini menyebabkan pemerintah mengalami kesulitan dalam melakukan proses pembebasan lahan karena pembiayaannya menjadi sangat mahal. Dengan demikian diperlukan adanya institusilembaga yang dapat mewakili negara dalam hal praktek pencadangan tanah untuk pembangunan kepentingan umum. Upaya mewujudkan institusilembaga tersebut, memerlukan peran dan kerjasama dari beberapa instansi pemerintah