Kerangka Pengembangan Pola Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG 1-85 1.2.7 Penanggulangan Bencana 1.2.7.1 Permasalahan dan Isu Strategis Agenda pembangunan mengenai penanggulangan bencana dalam rangka memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis Sumber Daya Alam yang tersedia, Sumber Daya Manusia yang berkualitas, serta kemampuan iptek. Penanggulangan bencana adalah salah satu isu utama pembangunan yang memerlukan perhatian khusus yang melibatkan programkegiatan lintas bidang dan atau lintas KementerianLembaga. Pengarusutamaan penanggulangan bencana dalam pembangunan dimaksudkan untuk mensinergikan upaya untuk meminimalkan potensi kerusakan dan kerugian ke dalam proses pembangunan di setiap Bidang dan atau programkegiatan.

1.2.7.2 Sasaran

Memperhatikan permasalahan-permasalahan terkait penanggulangan bencana yang muncul dan terjadi selama ini ini dan dalam upaya mendukung sasaran pembangunan nasional, maka sasaran pokok penanggulangan bencana di tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1 Terintegrasinya pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan di pusat dan daerah; 2 Penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah dalam pelaksanaan pengurangan risiko bencana; 3 Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat serta terbangunnya budaya keselamatan dalam pengurangan risiko bencana; dan 4 Meningkatnya akuntabilitas dan tata kelola penanggulangan bencana.

1.2.7.3 Arah Kebijakan

dan Strategi Pembangunan Tahun 2015 Dengan memperhatikan sasaran penanggulangan bencana sebagai lintas bidang dan pengarusutamaan, maka prinsip dasar arah kebijakan penanggulangan bencana sebagai upaya strategis dan sistematis untuk meminimalkan potensi kerusakan dan kerugian akibat bencana adalah: 1 Penguatan tata kelola penanggulangan bencana di pusat dan daerah dengan upaya: i penguatan kapasitas penanggulangan bencana di pusat dan daerah, terutama pada daerah yang rawan bencana; ii peningkatan kapasitas penanganan darurat, melalui penguatan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait; iii penguatan koordinasi dan kapasitas pemulihan pasca bencana; dan penyediaan 1-86 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG SPM yang terkait dengan penanggulangan bencana; dan 2 Peningkatan ketangguhan dalam menghadapi bencana dengan upaya: i pengenalan dan pemantauan ancaman bencana, terutama di kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan kawasan risiko tinggi terhadap bencana; ii pengurangan keterpaparan exposures dan kerentanan melalui penguatan kapasitas masyarakat dan penyediaan infrastruktur kesiapsiagaan menghadapi bencana; dan iii peningkatan kapasitas manajemen risiko sebagai upaya sistematis untuk meminimalkan korban jiwa dan potensi dampak kerusakan.

1.2.7.4 Kerangka

Pendanaan Secara umum, kerangka pendanaan yang diperlukan untuk penanggulangan bencana bersumber dari APBN dan APBD, serta mendorong pula dana Non APBN yang berasal dari Corporate Social Responsibility CSR, Kerjasama Pemerintah Swasta KPS, serta HibahTrust Fund.

1.2.7.5 Kerangka

Regulasi dan Kerangka Kelembagaan Dalam upaya mendukung penangulangan bencana maka kerangka regulasi yang diperlukan adalah: 1 Diperlukan revisi UU 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana untuk mendukung perbaikan tatakelola penanggulangan bencana; 2 Perlu adanya harmonisasi regulasi terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana baik di pusat maupun daerah agar sensitive-disaster; dan 3 Melengkapi peraturan perundangan yang memayungi penyelenggaraan penanggulangan bencana di pusat dan daerah. Kerangka kelembagaan yang perlu diperhatikan terkait penanggulangan bencana yaitu reposisi peran BNPB dalam tatakelola Penanggulangan Bencana, reposisi BPBD dalam struktur pemerintahan daerah dan melengkapi SPM tatakelola penanggulangan bencana. Peningkatan kapasitas BNPB dan BPBD untuk melaksanakan koordinasi penanggulangan bencana; koordinasi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi; manajemen logistik dan penyusunan SPM untuk dasar mengukur kinerja tanggap darurat.