Tata Kelola dan Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

9-112 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG

3. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah:

a. Proses revisi UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah akan menciptakan konsekuensi revisi atas UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Seperti halnya regulasi turunan dari UU No.32 tahun 2004, akan dibutuhkan penyusunan revisi atas regulasi turunan UU No.33 tahun 2004 antara lain PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, serta PMK dan Permen terkait; b. Revisi atas UU Nomor 21 Tahun 2001 jo UU No.35 tahun 2008 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dan yang terkait untuk meningkatkan efektivitas pemanfaatan Dana Otsus, khususnya terkait dengan sistem pemantauan dan evaluasi; c. Dilaksanakannya kajian untuk menentukan apakah perlu dilakukan revisi UU No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, terutama terkait dengan pasal mengenai mekanisme Pembatalan Peraturan Daerah Perda bermasalah; d. Selain itu, akan dilaksanakan kajian untuk menentukan apakah perlu dilakukan revisi atas regulasi-regulasi agar saling bersinergi, menguatkan, serta menghilangkan tumpang-tindih antarregulasi terkait: i Peningkatan local taxing power atau kerjasama administrasi pajak daerah; ii Peningkatan belanja pembangunan infrastruktur: skema pendanaan hibah, pinjaman, obligasi dan piloting; iii Implementasi penganggaran SPM yang berkualitas; iv Penguatan mekanisme monitoring dan evaluasi dana transfer. Untuk mencapai masing-masing sasaran pembangunan Tata Kelola dan Kapasitas Pemerintahan Daerah, dibutuhkan sinergi dan koordinasi antara Kementerian Lembaga, yakni. Adapun kerangka kelembagaan yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian sasaran tahun 2015 untuk bidang tata kelola dan kapasitas pemerintahan daerah antara lain:

1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah:

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-113 a. Evaluasi terhadap jumlah bidang SPM agar dapat diimplementasikan di daerah.

2. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah:

a. Penerapan manajemen kinerja pegawai yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan; b. Perbaikan mutu penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Diklat bagi pegawai yang disusun berdasarkan kebutuhan pelaksanaan strategi pembangunan daerah, termasuk SDM perancang peraturan perundang-undangan; c. Penyelenggaraan program Diklat yang berkualitas bagi anggota DPRD dalam menjalankan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan; d. Penerapan standar pelayanan dan pemanfaatan teknologi informasi pada setiap unit penyedia pelayanan publik; dan e. Pembinaan dan peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan pemerintah daerah.

3. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah:

a. Peningkatan kerjasama administrasi pajak daerah pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota; b. Sosialisasi dan bantuan teknis untuk peningkatan kepatuhan membayar pajak daerah; c. Peningkatan kapasitas dalam pengelolaan data dan administrasi pajak daerah; d. Penerapan evaluasi dan penataan pengelolaan BUMD pemerintah daerah; e. Pengembangan penyediaan layanan publik melalui BUMD yang bersifat mandiri; f. Pengembangan dan penataan retribusi daerah; g. Pengembangan alternatif sumber pendanaan untuk belanja infrastruktur di daerah hibah, pinjaman, dan skema obligasi; h. Optimalisasi fasilitas monitoring pencapaian SPM dan informasi anggaran pemerintah daerah melalui e- government; i. Peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan MTEF KPJM dalam APBD; j. Penataan mekanisme monitoring dan evaluasi dana transfer yang terintegrasi dan melalui pelibatan aktif masyarakat; dan 9-114 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG k. Peningkatan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PENGELOLAAN SDA DAN LH 10-1 BAB 10 BIDANG PENGELOLAAN SDA DAN LH Pengelolaan dan pemanfaatan dalam tahun 2015 perlu diseimbangkan agar: i Kelestarian lingkungan dan keberadaan SDA di dalamnya dapat terjaga untuk pemanfaatan jangka panjang; ii Pemanfaatan saat ini tidak merusak keberadaan dan menghasilkan limbah yang tidak membahayakan kesehatan dan kehidupan kehidupan masyarakat. Dengan demikian, sejalan dengan tema RPJMN 2015-2019, maka tema bidang Pengelolaan SDA dan LH adalah Memelihara keberlanjutan pembangunan nasional melalui Pemanfaatan SDA LH berkelanjutan dan Pemeliharaan keberlanjutan SDALH . Sebagaimana yang termuat dalam Buku I, isu strategis nasional yang disepakati, adalah: i Perkuatan Ketahanan Pangan, ii Peningkatan Ketahanan Energi, iii Percepatan Pembangunan Kelautan, iv Peningkatan Keekonomian Keanekaragaman Hayati dan Kualitas Lingkungan Hidup. Selain 4 empat isu strategis nasional tersebut, pengelolaan sumberdaya alam juga menyumbang pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, terutama dalam rangka meningkatkan daya saing komoditas berbasis sumberdaya alam, seperti hasil hutan kayu dan bukan kayu, hasil perkebunan dan hortikultura, hasil perikanan, dan hasil pertambangan dan mineral. Untuk itu, terdapat 5 lima isu strategis di bidang SDA dan LH, yaitu: a. Ketahanan Pangan b. Ketahanan Energi c. Peningkatan Daya Saing Komoditas Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup d. Tata Kelola, Konservasi, Rehabilitasi, Pengendalian Kerusakan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan e. Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sebagai bagian dari sasaran pembangunan nasional dalam tahun 2015, maka sasaran di bidang pengelolaan SDA dan LH 10-2 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PENGELOLAAN SDA DAN LH terutama berkaitan dengan isu-isu strategis di atas adalah sebagai berikut. Sasaran Target 2015 PEMANFAATAN BERKELANJUTAN Pertumbuhan PDB sektor pertanian 3,5 persen

1. ISU STRATEGIS KETAHANAN PANGAN

Pemantapan produksi padi dan pangan protein hewani  Produksi padi mencapai 73,4 juta ton GKG  Produksi ikan di luar rumput laut mencapai 13,5 juta ton, terdiri dari 6,2 juta ton perikanan tangkap dan 7,3 juta ton perikanan budidaya  Produksi garam rakyat sebesar 2,5 juta ton

2. ISU STRATEGIS KETAHANAN ENERGI

Penguatan kapasitas produksi dan cadangan energi nasional  Produksi minyak bumi sebesar 912 ribu barel per hari  Produksi gas bumi sebesar 1.248 ribu barel setara minyak per hari dengan pemanfaatan di dalam negeri sebesar 50 persen  Produksi batubara sebesar 421 juta ton dengan pemanfaatan di dalam negeri sebesar 97 juta ton  Bauran energi baru dan terbarukan sebesar 6 persen

3. ISU STRATEGIS PENINGKATAN DAYA SAING KOMODITAS SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Pertanian  Meningkatnya produksi komoditas andalan ekspor dan komoditas prospektif : i Kelapa sawit sebesar 7,6 persen; ii Karet sebesar 2,9 persen; iii Kakao sebesar 1,5 persen Perikanan  Nilai ekspor hasil perikanan menjadi USD 5,86 miliar  Produk olahan hasil perikanan menjadi 5,6 juta ton Kehutanan  Produksi kayu bulat hutan alam sebesar 7 juta m 3  Produksi kayu hutan tanaman sebesar 26 juta m 3  Produksi kayu hutan rakyat sebesar 15 juta m 3  Nilai ekspor produk kayu rata-rata sebesar USD6,5 miliar per tahun Mineral  Produksi bijih nikel sebesar 3,5 juta ton, bijih bauksit sebesar 1 juta ton, logam tembaga sebesar 640 ribu ton, emas sebesar 87 ton, timah sebesar 88 ribu ton, dan bijih dan pasir besi sebesar 7 juta ton PEMELIHARAAN BERKELANJUTAN 4. ISU STRATEGIS TATA KELOLA, KONSERVASI, REHABILITASI, PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN Tata Kelola, Konservasi Hutan dan Perlindungan Satwa  Pulihnya Ekosistem di kawasan konservasi yang terdegradasi seluas 250.000 hektar  Hotspots di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi berkurang 6 persen setiap tahun Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PENGELOLAAN SDA DAN LH 10-3 Sasaran Target 2015  Membangun 12 unit Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH Konservasi pada kawasan konservasi non Taman Nasional  Populasi 25 spesies terancam punah menurut Redlist IUCN meningkat sebesar 2 dari baseline data tahun 2014  Data dan informasi serta reporting kinerja DAS pada 108 DAS  Pengelolaan hutan lindung di 40 KPHL Tata Kelola, Konservasi, Rehabilitasi dan Pengawasan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan  Rencana Zonasi di kawasan strategis, provinsi, dan kabupatenkota pesisir  Pulau-pulau kecil terluar berpenduduk yang dikembangkan ekonominya sebanyak 15 pulau  Kawasan konservasi perairan seluas 16,5 juta hektar  Rehabilitasi dan pemulihan kawasan pesisir yang rusak di 36 kawasan  Cakupan pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan 12,8 persen dari WPP Perbaikan kualitas lingkungan hidup  Meningkatnya kualitas lingkungan hidup, yang tercermin di dalam indeks kualitas lingkungan hidup sebesar 64,5

5. ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Peringatan dini cuaca ekstrim; peringatan dini iklim ekstrim; dan peringatan dini gempa bumi dan tsunami.  Meningkatnya akurasi dan kecepatan penyampaian informasi peringatan dini cuaca ekstrim menjadi 2 jam sebelum kejadian untuk 27 provinsi skala kabupaten dengan akurasi sebesar 90  Meningkatnya akurasi dan kecepatan penyampaian informasi peringatan dini iklim ekstrim kepada pemangku kepentingan menjadi 2 hari sebelum kejadian  Meningkatnya kecepatan penyampaian informasi gempa bumi dan tsunami menjadi 4 menit setelah kejadian

10.1 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

10.1.1 ISU STRATEGIS

KETAHANAN PANGAN Beberapa isu pokok dalam tahun 2015 yang berhubungan dengan perkuatan ketahanan pangan terutama sebagai berikut: Kebutuhan konsumsi pangan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan ragam jenis dan kualitas meningkat sejalan dengan peningkatan selera karena pendapatan masyarakat yang meningkat pula. Dalam kurun waktu 2015-2019, penduduk Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,35 persen per tahun, sehingga pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia mencapai 255,46 juta jiwa. Selanjutnya, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 sebesar 5,5-6,3 10-4 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PENGELOLAAN SDA DAN LH persen, maka jumlah penduduk kelas menengah yang pada tahun 2013 mencapai 74 juta orang, akan lebih besar lagi. Pertambahan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan serta berkembangnya kelas menengah tersebut diperkirakan akan meningkatkan permintaan bahan pangan yang cukup besar jumlah dan ragam serta kualitas yang semakin tinggi. Sementara itu, produksi pangan sebagian besar masih dilakukan oleh petani kecil, dengan lahan olahan yang sempit dan kebutuhan non pertanian. Hasil Sensus pertanian 2013 menyatakan bahwa jumlah rumah tangga petani adalah sebanyak 26,1 juta dengan rata-rata kepemilikan lahan sebesar 0,89 ha. Dari jumlah rumah tangga tersebut terdapat 2,8 juta nelayan dan 4,5 juta orang pembudidaya ikan. Total lahan pertanian yang pada saat ini sebesar 39,6 juta ha juga mendapat persaingan penggunaan lahan untuk industri, pergudangan dan permukiman, yang mengakibatkan konversi lahan. Selain itu, kualitas hutan dan penurunan luas hutan karena penggunaan lain juga berdampak pada semakin terbatasnya ketersediaan sumberdaya air secara kontinyu. Ketersediaan pangan berpengaruh terhadap gejolak harga pangan dan inflasi;sementara inflasi mempengaruhi aksesibilitas pangan masyarakat. Pada 2013 laju inflasi umum yang 8,38 persen, dan kelompok bahan makanan memberikan sumbangan sebesar 2,75 persen 33 persen. Untuk itu, menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pangan diperklukan tingkat produksi dan stok yang mencukupi, kelancaran distribusi pangan yang didukung kelancaran prasarana dan sarana transportasi. Mitigasi risiko yang dialami petani sebagai akibat terkena bencana alam dan dampak iklim ekstrim. Kondisi cuaca yang semakin beragam antar daerah, serta perubahan cuaca yang mendadak berdampak pada pola tanam dan pola hidup organisme pengganggu tanaman OPT. Mitigasi resiko ini dan langkah pengendalian OPT perlu dilakukan untuk membantu petani mengamankan produksi mereka. Sasaran Tahun 2015 Sasaran utama prioritas nasional perkuatan ketahanan pangan pada tahun 2015 yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: