Pengelolaan Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

9-100 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG Adapun pemetaan peran tersebut antara lain adalah sebagai berikut: a. Kementerian Hukum dan HAM: i mengkaji yurisdiksi dan peraturan perundangan untuk percepatan penyelesaian kasus pertanahan; b. Mahkamah Agung: i mengkaji pembentukan kamar khusus pertanahan pada pengadilan negeri; ii menyiapkan SDM dan struktur organisasi kamar khusus pertanahan pada pengadilan negeri; dan iii menyusun mekanismetata cara beracara di kamar khusus pertanahan pada peradilan negeri. c. Badan Pertanahan Nasional bersama dengan Mahkamah Agung: i memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan SDM terkait hukum pertanahan. 2. Pencadangan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Pelaksanaan pembangunan yang semakin tinggiberdampak pada meningkatnya kebutuhan akan lahan tanah untuk pembangunan. Namun ketersediaan tanah yang ada semakin terbatas. Untuk itu perlu dilakukan optimalisasi pemanfaatan dan penggunaan tanah khususnya bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh negara. Beberapa fakta menunjukkan bahwa telah terjadi penguasaan tanah oleh badan usaha swasta dalam skala luas untuk dimanfaatkan pada waktu yang akan datang. Kondisi seperti ini menyebabkan pemerintah mengalami kesulitan dalam melakukan proses pembebasan lahan karena pembiayaannya menjadi sangat mahal. Dengan demikian diperlukan adanya institusilembaga yang dapat mewakili negara dalam hal praktek pencadangan tanah untuk pembangunan kepentingan umum. Upaya mewujudkan institusilembaga tersebut, memerlukan peran dan kerjasama dari beberapa instansi pemerintah Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-101 sebagai berikut: a. Kementerian PPNBappenas: i melakukan kajian pengembangan konsep bank tanah; b. Kementerian Hukum dan HAM: ii melakukan penyusunan peraturan perundang-undangan terkait bank tanah; c. Kementerian Keuangan: i mengalokasikan anggaran untuk pembentukan institusilembaga bank tanah; serta d. Badan Pertanahan Nasional: i menyiapkan SDM dan mekanisme praktek pencadangan tanah

9.5.4 Pembangunan

Perkotaan Berbagai permasalahan dan tantangan perkotaan di Indonesia masih belum seluruhnya diatur dan diantisipasi oleh berbagai peraturan perundangan yang sudah ada. Beberapa peraturan perundangan sektoral yang sudah ada belum optimal dalam memberikan solusi bagi permasalahan dan tantangan perkotaan yang semakin kompleks dan dinamis. Multisektoral, sosio-spasial, dan lokasi dari permasalahan dan tantangan pembangunan perkotaan semakin bervariasi berdasarkan tipologi kawasan megapolitan, kota metropolitan sampai dengan kawasan perkotaan kecil dalam wilayah kabupaten. Kondisi tersebut didukung dengan belum jelas dan kuatnya kerangka kelembagaan pengelolaan perkotaan di tingkat nasional, provinsi dan kabupatenkota serta bagi kawasan perkotaan yang bukan berstatus daerah otonom. Peraturan perundangan di bidang perkotaan yang penting dan perlu segera disusun dan diselesaikan pada tahun 2015 adalah : 1. Peraturan perundangan tentang Kebijakan Pembangunan dan Pengelolaan Perkotaan Nasional Kebijakan pembangunan perkotaan di tingkat nasional perlu disusun sebagai acuan pelaksanaan pembangunan berbagai sektor pusat dan daerah dan para pelaku pembangunan perkotaan lain di kota dan kawasan perkotaan. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional KSPPN 2015-2045 yang memberikan arahan pembangunan perkotaan di Indonesia menuju 9-102 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG pembangunan kota berkelanjutan, akan menjadi acuan yang mengatur tentang kebijakan, strategi, rencana aksi sekaligus pembiayaan dan kelembagaan pembangunan perkotaan. Rancangan Peraturan Presiden tentang hal tersebut yang telah mulai disusun dan diharapkan dapat diselesaikan pada tahun 2015, diharapkan mengatur tentang : ii landasan dan arahan untuk pembangunan perkotaan, iii kerjasama yang sinergis antar kementerian lembaga, iv pengelolaan kota dan kawasan perkotaan, v sinkronisasi perencanaan pembangunan dengan penataan ruang. 2. Peraturan pendukung pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Perkotaan di tingkat Nasional Peraturan Pemerintah pendukung pelaksanaan kebijakan