Arahan RPJPN PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

4-2 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI kebutuhan pasar, peningkatan sarana dan prasarana iptek, dan pengembangan mekanisme intermediasi iptek. Dukungan tersebut dimaksudkan untuk penguatan sistem inovasi dalam rangka mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan. Di samping itu, diupayakan peningkatan kerja sama penelitian domestik dan internasional antarlembaga penelitian dan pengembangan litbang, perguruan tinggi dan dunia usaha serta penumbuhan industri baru berbasis produk litbang dengan dukungan modal ventura.

4.1.2 Kondisi Umum

Sumber Daya Manusia Iptek Pengembangan kapasitas inovasi nasional mengalami kemajuan yang secara garis besar dimulai dengan kebijakan untuk memenuhi anggaran pendidikan 20 persen dari APBN yang dimulai pada tahun 2009. Di samping itu, juga dilakukan pembenahan pendidikan tinggi dengan ditetapkannya UU no 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang mengamanatkan bahwa penyelenggaran pendidikan tinggi dibagi ke dalam 3 tiga jenis yakni: 1 pendidikan akademik merupakan program sarjana danatau program pascasarjana dan diarahkan pada penguasaan dan pengembangan cabang ilmu pengetahuan dan teknologi; 2 pendidikan vokasi merupakan program diploma untuk menyiapkan mahasiswa bagi pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan; serta 3 pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus. Jumlah tenaga peneliti Indonesia baik yang ada di lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi, maupun yang bekerja di lembaga penelitian swasta, pada tahun 2009 tercatat 21.367 orang yang berarti hanya sekitar 90 orang per 1 juta penduduk. Angka ini sangat kecil bila dibandingkan dengan Thailand yang pada tahun 2007 mencatat 316 peneliti per 1 juta penduduk. Di samping jumlah peneliti yang kurang, faktor input yang lain yaitu anggaran yang tersedia untuk kegiatan riset juga sangat kecil, pada tahun 2012 hanya sekitar 0,2 persen dari produk domestik bruto. Sarana Prasarana Iptek Kegiatan penerapan teknologi di dunia usaha membutuhkan peralatan yang mahal yang sering tidak layak dalam kalkulasi bisnis. Untuk itu Pemerintah telah membangun berbagai Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 4-3 laboratorium yang bertugas melayani kebutuhan industri. Sejak tahun 2008, BPPT membangun pusat-pusat riset baru dan merevitalisasi pusat-pusat riset yang ada melalui Program Pengembangan Laboratoria BPPT Terpadu di Kawasan Puspiptek, Serpong – Provinsi Banten yang dinamakan Pusat Laboratorium Terpadu yang terdiri dari enam klaster. Klaster 1 meliputi laboraratoium dan balai teknologi di bidang rekayasa teknologi produksi dan manufaktur dasar. Klaster 2 meliputi laboratoium dan balai teknologi di bidang rekayasa teknologi material dan proses. Klaster 3 meliputi laboratoium dan balai teknologi di bidang rekayasa teknologi informasi dan komunikasi serta rekayasa teknologi hankam. Klaster 4 meliputi laboratorium dan balai teknologi di bidang rekayasa geostech geo engineering science and technology. Klaster 5 meliputi laboratoium dan balai teknologi di bidang rekayasa teknologi energi. Klaster 6 sebagai pusat inovasi dan bisnis teknologi. Pusat Rekayasa ini melengkapi Laboratoria yang telah ada yaitu: Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur, Laboratorium Aero Gasdinamika dan Getaran, Balai Besar Teknologi Energi, Balai Termodinamika Motor dan Propulsi, Balai Pengkajian Teknologi Polimer, Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi, Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi, Balai Pengkajian Bioteknologi, Balai Teknologi Lingkungan, Balai Inkubator Teknologi. Indonesia kaya akan sumberdaya hayati baik di darat maupun di laut. Di masa depan, kekayaan ini berpotensi menjadi sumber keunggulan ekonomi bila dipelihara, dimuliakan, dan dibudidayakan. Untuk itu, sejak tahun 2004 dibangun Gedung Botani Herbarium Bogoriense dan Mikrobiologi dengan luas gedung 12.331 m 2 di atas tanah seluas 48.000 m2 dan diresmikan pada tanggal 23 Mei 2007 oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono. Gedung ini digunakan untuk menyimpan koleksi tumbuh-tumbuhan Indonesia yang bernilai tinggi antara lain: Pteridophyta, Gymnospermae, Monokotil, Dikotil, Koleksi TYPE, dan Cryptogamae. Semua koleksi ini disimpan dalam 11.412 sheet botol. Dengan demikian, secara bertahap kita telah memelihara koleksi sumberdaya hayati kita yang sangat berharga. Di samping gedung herbarium, pada tahun 2013 juga dilaksanakan pembangunan gedung Indonesian Culture Collection InaCC dan akan diresmikan pada Tahun 2014. Gedung ini akan menyimpan koleksi 428 actinomycetes, 375 bakteri, 225 jamur, dan 604 khamir. Gedung ini dirancang memenuhi standar internasional.