Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG
1-65 potensi, pemetaan dan penamaan pulau-pulau kecil, d
memperkuat dan mengembangkan kerjasama regional maupun internasional dalam pengelolaan dan konservasi
wilayah laut, seperti program CTI, SSME dan sebagainya, dan e penyelesaian zonasi wilayah pesisir dan penyusunan
peraturan terkait penataan ruang laut. 4 Peningkatan Pengawasan Pemanfaatan Sumber Daya
Kelautan dan Pengendalian Kegiatan Ilegal: a peningkatan sarana prasarana, cakupan pengawasan, jumlah hari operasi,
dan peningkatan kelembagaan pengawasan sumber daya kelautan, b peningkatan koordinasi lintas intansi dalam
pengawasan wilayah laut dan pengamanan wilayah dari pemanfaatan sumber daya kelautan yang merusak, c
mengintensifkan penegakan hukum dan pengendalian Illegal fishing serta kegiatan yang merusak di laut, dan d
peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dari kegiatan yang
merusak sumber daya laut. 5 Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil, terutama Pulau-Pulau
Terluar. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar, seperti listrik dan air bersih di pulau-pulau kecil berpenduduk dan
mengembangkan
kerjasama instansi
terkaitpemda setempat dalam mendukung eksistensi NKRI di pulau-pulau
terluar yang berpenduduk maupun tidak berpenduduk. 6 Peningkatan Pengamanan Pesisir dan Konservasi
Perairan. Kebijakan difokuskan pada: a menyempurnakan dan melengkapi sistem perijinan dan investasi di pulau-
pulau kecil, b pengembangan sarana dan prasarana pendukung pengembangan keekonomian pulau kecil dan
kawasan konservasi, c penyusunan tata ruang dan zonasi terutama di kawasan konservasi dan pulau-pulau yang akan
dikembangkan, d Meningkatkan data dan informasi terkait dengan ketersediaan dan kondisi sumberdaya kelautan
lainnya seperti energi laut, keanekaraman hayati dan sebagainya untuk pemanfaatan dalam skala ekonomi, e
penambahan luasan kawasan konservasi, dan f rehabilitasi kawasan pesisir yang rusak dan pengendalian bencana alam
dan dampak perubahan iklim. Penanaman vegetasi pantai termasuk mangrove, pengembangan desa pesisir yang
meningkat ketahanannya terhadap dampak bencana dan perubahan iklim, serta pengurangan pencemaran wilayah
pesisir dan laut.
1-66 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015
PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG
1.2.3.4 Kerangka
Pendanaan
Kerangka pendanaan kebijakan lintas bidang pembangunan kelautan berdimensi kepulauan ditujukan untuk : 1
Peningkatan Jaringan Sarana dan Prasarana untuk Mendukung Konektivitas Laut, 2 Peningkatan dan
Penguatan SDM, Iptek, Wawasan dan Budaya Bahari, 3 Penetapan batas wilayah NKRI, Aset-aset dan Peningkatan
Tata Kelola serta Perecepatan Penyusunan Zonasi untuk Mendukung Pengelolaan Wilayah Pesisir, 4 Peningkatan
Pengawasan dan Penegakan Hukum di Laut, 5 Peningkatan Pemanfaatan Keekonomian Bioresources dan Potensi Pulau-
pulau Kecil, 6 Peningkatan Pengamanan Pesisir dan Konservasi Perairan.
1.2.3.5 Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan
TABEL 1.3 KERANGKA REGULASI ISU STRATEGIS
LINTAS BIDANG PEMBANGUNAN KELAUTAN BERDIMENSI KEPULAUAN
No Isu Strategis
Regulasi Terkait yang sudah ada
Kebutuhan Regulasi
1 Peningkatan Jaringan Sarana
dan Prasarana untuk Mendukung Konektivitas Laut
UU No 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
Perpres No 32 Tahun 2011Tentang Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia 2011-2025 Roadmap industri maritim
Penguatan konektivitas laut untuk mendukung
pelaksanaan MP3EI
2 Peningkatan dan Penguatan
SDM, Iptek, Wawasan dan Budaya Bahari
- -
3 Penetapan batas wilayah NKRI,
Aset-aset dan Peningkatan Tata Kelola serta Perecepatan
Penyusunan Zonasi untuk Mendukung Pengelolaan
Wilayah Pesisir UU No.12014 tentang
Perubahan atas Undang- Undang No.272007
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Percepatan penyelesaian
Perda Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil RPP tentang izin lokasi
dan izin pengelolaan pemanfaatan sumber daya
perairan pesisir 4
Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Hukum di Laut
UU No.45 tahun 2009 tentang Perikanan
UU No.6 tahun 1996 tentan Perairan Indonesia
Peraturan tentang pengawasan sumber daya
kelautan non hayati Revisi UU No.6 tahun 1996
5 Peningkatan Pemanfaatan
Keekonomian Bioresources dan Potensi Pulau-pulau Kecil
KepPres No.78 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Pulau-Pulau Kecil Terluar -
6 Peningkatan Pengamanan
Pesisir dan Konservasi Perairan
UU No.12014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang No.272007 Peraturan tentang izin
investasi di pulau-pulau kecil
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | PENGARUSTAMAAN DAN PEMBANGUNAN LINTAS BIDANG
1-67
No Isu Strategis
Regulasi Terkait yang sudah ada
Kebutuhan Regulasi
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Peraturan Menteri tentang
tata cara perubahan zona inti kawasan konservasi
1.2.4 Perlindungan Anak
1.2.4.1 Permasalahan
dan Isu Strategis 1.
Meningkatkan kualitas hidup dan tumbuh kembang anak.
Capaian pembangunan perlindungan anak antara lain dapat dilihat dari capaian di bidang kesehatan dan gizi serta bidang
pendidikan. Peningkatan derajat kesehatan anak ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi
32 dan angka kematian balita dari 44 menjadi 40 per 1.000 kelahiran hidup SDKI 2007 dan 2012. Selain itu, juga
terlihat dari menurunnya prevalensi kurang gizi dan stunting pendek pada anak balita dari 17,9 persen dan 36,8
persen pada tahun 2007 menjadi masing-masing 17,9 persen dan 35,6 persen pada tahun 2010 Riskesdas 2007 dan
2010. Selanjutnya, pemberian imunisasi dasar lengkap meningkat dari 53,8 persen menjadi 59,2 persen, serta
prevalensi gizi lebih pada balita dan prevalensi bayi lahir dengan berat badan rendah BBLR menurun dari 14 persen
dan 11,1 persen menjadi 11,9 persen dan 10,2 persen Riskesdas 2010 dan 2013. Selanjutnya, sampai juli 2013,
sekitar 73,24 persen puskesmas telah mampu melaksanakan deteksi dini dan penanganan berbagai kasus terkait
kekerasan dan penelantaran anak, sebanyak 64,08 persen puskemas telah membina panti dan lembaga kesejahteraan
sosial anakLKSA, serta adanya penguatan peran dan kerjasama puskesmas dan lembaga pemasyarakatan Lapas
untuk meningkatkan akses anak yang berada di Lapas pada layanan kesehatan. Pada bidang pendidikan, terlihat
peningkatan angka partisipasi sekolah APS. APS anak usia 7-12 tahun meningkat dari 97,58 persen pada tahun 2011
menjadi 97,95 persen pada tahun 2012. Sedangkan pada usia 13-15 tahun meningkat dari 87,78 persen menjadi 89,66
persen, dan APS anak usia 16-18 tahun dari 57,85 persen menjadi 61,06 persen SUSENAS 2011 dan 2012. Di
samping itu, data Kemendikbud menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Kasar APK pendidikan anak usia dini usia 3-6
tahun meningkat menjadi 63,01 persen pada tahun 2013.