Efektifitas Dana Transfer Kemampuan Keuangan Pemerintah Daerah

Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 | BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG 9-49 pajak dan retribusi, terutama diatur dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pengelolaan pajak dan retribusi oleh pemerintah daerah, seringkali dibatasi oleh kapasitas SDM, sistem administrasi, basis data pajak dan retribusi yang belum mapan dan efisien, karakteristik dan kondisi masyarakat yang relatif belum sadar dengan kewajiban membayar pajak, enforcement dari pemerintah daerah yang belum tinggi, serta fasilitas pendukung yang relatif terbatas. Pengumpulan pajak menciptakan beban administrasi yang cukup tinggi terutama apabila basis pajak daerah relatif tersebar dan karakteristik wilayah didominasi oleh wilayah yang terisolir atau wilayah dengan akses dan kondisi infrastruktur yang terbatas. Dalam hal sumber penerimaan lainnya, seperti penerimaan dari BUMD, belum ada BUMD yang relatif cukup dominan menjadi sumber penerimaan pemerintah daerah. GAMBAR 9.17 PENDAPATAN DAERAH TAHUN 2007 – 2013 Sumber : Kementerian Keuangan 2013 diolah

c. Kualitas Belanja dan Pengelolaan Keuangan

Pemerintah Daerah Data menunjukkan relatif besarnya persentase pengeluaran pemerintah daerah kabupaten dan kota untuk belanja pegawai, yaitu sekitar rata-rata di atas 40 di tahun 2008-2013. Hal ini mengindikasikan keterbatasan pemerintah daerah untuk menciptakan program-program baru yang dapat mempercepat dipenuhinya kebutuhan untuk peningkatan akses pelayanan publik dari pemerintah daerah. Apabila dilihat dari aspek penggunaan dana, realisasi belanja 9-50 | Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015 BIDANG PEMBANGUNAN WILAYAH DAN TATA RUANG modal relatif paling rendah jika dibandingkan dengan jenis belanja dan cenderung terakumulasi di akhir periode tahun anggaran. Ini kemudian menciptakan kemungkinan kualitas dan juga target cakupan penerima manfaat dari penyediaan pelayanan tidak sesuai dengan perencanaan. Salah satu indikator dari kinerja pengelolaan anggaran yang dipandang belum optimal adalah dari relatif besarnya sisa lebih anggaran SILPA pemerintah daerah. Data menunjukkan bahwa secara rata-rata besaran dana simpanan pemerintah daerah per-provinsi lebih besar dari kabupatenkota. Rata-rata dana SILPA per provinsi adalah Rp 1,8 Trilyun atau jika tanpa DKI Jakarta adalah Rp 1,4 triliun, sedangkan untuk kabupatenkota rata-rata per- daerah mencapai Rp 276,4 Milyar. Isu strategis lainnya terkait dengan pengelolaan keuangan pemerintah daerah adalah penyusunan dan evaluasi pola anggaran yang belum menekankan pada pencapaian kinerja serta laporan keuangan pemerintah daerah LKPD yang belum banyak berstatus WTP Wajar Tanpa Pengecualian. GAMBAR 9.18 BELANJA PEMERINTAH DAERAH DALAM APBD TAHUN 2008 – 2013 GAMBAR 9.19 STATUS LKPD Sumber: BPK, 2013 diolah